Pengalaman Sex Menjadi Asisten Dukun


“Vi, mau gak jadi pacar gue?”, tanya Wandi.“emm,, sori nih Wan, tapi gue lagi gak mood punya cowok”, jawabku.“emang kenapa?”.
“ya lagi males aja”.“please,,,”.“kan masih banyak cewek di kampus ini”.“ya, tapi yang paling cantik disini kan lo”.“ah, udah ah, gue lagi buru-buru nih”.


“Vina,,tunggu”. Aku tak mengindahkan panggilan Wandi dan pergi meninggalkannya. Wandi memang sangat tergila-gila padaku seperti laki-laki lainnya di kampusku, bahkan aku sempat melihat isi tasnya dan menemukan buku yang aneh, setelah kubuka ternyata isinya adalah biodataku.Isi buku itu :Nama : Vina LarasatiTTL : Bandung, 2 Desember 1987Berat : 49 kgTinggi : 168 cmZodiak : SagitariusHobi : baca, makan bakso, godain cowokWarna favorit : Ungu, putihMakanan favorit : bakso, pangsit, rotiMinuman favorit : jus alpuket, tequilaArtis idola : Beyonce, Christina Aguilera, Kangen BandTempat favorit : Blitz Megaplex, Komik kafeUkuran bh : 34BNama Ayah : Kusuma Chokro AminantoNama Ibu : Mona DeliawatiDan masih banyak lagi, tak kusangka bahkan dia lebih tau tentang aku daripada diriku sendiri.Itulah sebabnya aku tidak mau menerimanya menjadi pacarku, yah aku memang tidak mempermasalahkan wajahnya yang jelek, culun dan jerawatan itu. Tapi, seperti yang kubilang tadi, aku tidak nyaman dengannya karena dia aneh dan suka membanggakan dirinya, memang sih dia pintar dan sering ikut lomba karya ilmiah tingkat dunia, tapi aku benci kepada lelaki yang sombong. Setelah aku meninggalkannya, aku masuk ke dalam mobilku untuk pergi ke mall yang sudah menjadi tempat aku dan teman-temanku hang out. Sesampai di mall, aku langsung parkir mobilku dengan mudah karena memang sedang sepi, lalu aku keluar dari mobil dan menuju lift. Aku keluar dari lift dan menuju food court dimana teman-temanku sudah menunggu.“hi girlz, sorry ya gue telat”.“emang lo kenapa?”.“biasalah, tadi ada cowok nembak gue”.“siapa lagi, banyak banget sih yang nembak lo?”.“itu si Wandi, anak teknik”.“oh, si Wandi yang culun itu?”.“iya”.“berani-beranian, dia nembak lo, emang dia gak ngaca apa?”.“ah, gue sih gak masalahin culunnya apa wajahnya”.“oh, jadi lo terima dia?”.“enak aja, ya nggak lah”.“terus?”.“emang sih gak masalah buat gue mukanya, tapi tau gak sih lo, masa’ dia punya biodata gue gitu”.“maksud lo?”.“ya, mulai dari nama gue, nama bonyok gue, bahkan ampe nomer bh ‘n jadwal menstruasi gue dia udah tau”.“hah, kok bisa dia tau?”, tanya Riska“mana gue tau, itu yang gue bikin illfeel ama dia”.Kami pun terus ngerumpi dari masalah Wandi hingga hal lainnya sampai waktu sudah menujukkan pukul 8 malam.“girlz, balik yuk capek nih gue”.“tapi, kita nebeng ya”, balas Dewi“ok, yuk”.“anterin ampe rumah ya,pleeasssee”, pinta si Rani.“ok,,ok,,sip dah”, jawabku. Lalu aku antar mereka satu persatu ke rumah mereka masing-masing, setelah itu aku pulang ke rumahku. Aku langsung parkir mobilku di garasi dengan hati-hati karena memang aku sering membuat lecet mobilku yang mengakibatkan aku mendapat omelan dari ortuku. Setelah beberapa menit ketegangan sewaktu memarkir mobil, aku pun berhasil memarkirkan mobilku dengan selamat.Aku pun langsung ke luar garasi dan menutupnya, kemudian aku langsung masuk ke dalam rumah.“mbok, bikinin orange jus donk”.“non baru pulang ya?”, tanya Mbok Tari, pembantuku.“iya mbok, tadi abis jalan-jalan, tolong ya mbok bikinin orange juice”.“sip non, beres, non mau makan sekalian?”.“gak usah ah, aku mau tidur aja, capek”.“ok, non, ntar Mbok bawain minumannya ke kamar”.“makasih ya Mbok”. Setelah beberapa menit aku menunggu di kamar sambil rebahan di ranjang dan menyetel radio, Mbok Tari membuka pintu kamarku sambil membawa minumanku.“ni non minumannya”.“makasih banyak mbok, oh ya mbok, ntar kalau mama ama papa udah pulang, aku gak usah dibangunin ya, capek berat nih”.“ok non”. Lalu Mbok Tari keluar dari kamarku, aku segera meminum habis orange juice karena memang aku kehausan. Tanpa sadar, hanya dalam waktu 5 menit mataku sudah memaksaku untuk menutup, kuturuti kemauan mataku dan aku pun berpetualang di negeri mimpi.Tiba-tiba aku berada di dalam sebuah kamar dimana banyak foto-fotoku tertempel di dinding baik yang sedang foto dengan teman-temanku baik yang sedang sendirian. Tiba-tiba ada seseorang masuk, setelah kuteliti ternyata orang itu adalah Wandi tapi telanjang bulat dengan penis yang cukup besar menggantung di tengah-tengah daerah selangkangannya. Aku mau bicara, tapi suaraku sama sekali tidak keluar. Wandi mendekatiku dan mulai mengelus-elus bahuku dan pipiku, tangan Wandi mulai merayap lebih ke bawah lagi sehingga kini kedua tangannya memegang kedua buah payudaraku dengan mantap. Wandi lebih mendekatkan dirinya lagi kepada diriku sehingga aku bisa merasakan hembusan nafasnya menerpa wajahku, dan dia langsung mendekatkan bibirnya ke bibirku yang tipis dan mungil. Dia lumat bibirku dengan penuh bernafsu seolah dia tak mau melepaskan bibirku, lalu dia mulai memasukkan lidahnya ke dalam mulutku dan menggerak-gerakkan lidahnya di dalam rongga mulutku, sementara itu tangannya mulai meremas-remas kedua buah payudaraku dengan gerakan memutar membuatku mendesah keenakan. Tanpa sadar aku memainkan lidahku juga dan membelit lidahnya sehingga kami seperti bermain di dalam rongga mulutku dengan lidah kami.Aku menutup mataku karena entah kenapa aku menikmati dicumbu oleh Wandi. Akhirnya, setelah puas melumat bibirku, Wandi pun melepaskan cumbuannya terhadap bibirku dan mulai menurunkan ciumannya ke leher jenjangku membuatku kegelian. Hei, aku baru sadar, kata orang-orang kalau sedang mimpi tidak terasa apa-apa dan tidak ingat semuanya, tapi kok aku merasa geli dan aku ingat kalau aktifitas terakhirku sebelum tidur yaitu rebahan di kasur. Tapi, begitu aku menyadarinya, Wandi sudah mulai menjilati payudaraku yang masih terbungkus baju berwarna putih sehingga baju yang kupakai waktu itu basah karena jilatannya. Lalu dia mulai membuka kaosku dari bawah dengan kedua tangannya sehingga lama kelamaan baju yang menutup bagian atas tubuhku terbuka dan perut serta bh yang menutupi payudaraku bisa terlihat olehnya. Aku pun meluruskan tanganku ke atas sehingga dia bisa membuka bajuku, setelah membuka bajuku, dia membuka kaitan bhku dengan kedua tangannya sementara dia jilati belahan payudaraku membuat birahiku semakin di puncak saja. Setelah beberapa detik berusaha, kait bhku pun terlepas dan bhku langsung dilepaskan olehnya lewat kepalaku lagi.Wandi menyuruhku agar tanganku tetap lurus ke atas sehingga dia bisa menjilati payudaraku dengan leluasa. Wandi menjilati kedua buah payudaraku yang montok dan kencang mulai dari pangkalnya alias dekat ketiakku. Aku merasa geli yang teramat sangat karena dia kadang-kadang menjilati ketiakku sehingga aku ingin menurunkan kedua tanganku tapi tidak bisa karena ditahan olehnya dengan kedua tangannya. Setelah itu, dia alihkan jilatannya ke belahan payudaraku dari atas hingga turun ke bawah, kemudian setelah belahan payudaraku basah oleh air liurnya, dia jilati seluruh permukaan payudaraku yang putih mulus dengan lidahnya hingga semuanya tertutupi air liurnya. Kini dari semua sudut payudaraku, sekarang tinggal putingku saja yang belum tersentuh lidahnya. Tanpa buang-buang waktu, dia gerakkan lidahnya menuju putingku, lalu dia mulai menjilati, menyedot, dan mengigiti putingku yang masih agak berwarna pink itu sementara putingku yang satunya dipelintir dan ditarik-ditarik oleh kedua jarinya membuatku semakin merasa nikmat saja.Rupanya dia sudah tidak tahan lagi, dia berjongkok sehingga kini vaginaku tepat berada di depan wajahnya, Wandi merangkul pantatku dengan kedua tangannya sehingga vaginaku semakin mendekat ke arah wajahnya. Wandi menjilati vaginaku mulai dari daerah selangkanganku sampai ke bibir vaginaku yang masih tertutup rapat.“aahhh,,,mmmhhh,,,”, desahku menerima serangan lidah Wandi di sekitar vaginaku.“aaahhhh,,,akkuu keellluuaarrr”, erangku ketika mencapai orgasme karena sudah tidak tahan. Aku sudah tidak bisa membedakan lagi ini mimpi atau bukan karena rasa nikmat yang kurasakan begitu nyata. Kemudian, Wandi menyeruput habis cairan yang mengalir keluar dari vaginaku tanpa menyisakannya.Begitu menghabiskan cairanku, Wandi menyuruhku tiduran di ranjang, aku menurutinya tanpa pikir panjang. Dia mendekati tubuhku yang sudah terbaring pasrah di atas ranjang, Wandi membuka kedua kakiku lebar-lebar sehingga vaginaku yang sangat bersih dan harum terlihat olehnya. Wandi seperti serigala yang kelaparan melihat bentuk vaginaku yang sangat bagus dan dalamnya masih merah merekah. Wandi letakkan kedua kakiku di bahunya dan dia langsung menaruh penisnya di depan bibir vaginaku yang masih tertutup rapat. Dia elus-eluskan penisnya di belahan bibir vaginaku membuatku menjadi semakin menginginkannya dan tanpa sadar aku berkata.“ayoo,,cepeet Wan,,gue udaahh gaakkk taahaann”. Dia tersenyum melihatku yang sudah berhasil ia kuasai. Wandi membuka bibir vaginaku dengan kedua jarinya dan dia langsung bersiap-siap dengan menaruh penisnya di depan lubang vaginaku dan..“bleess,,,mmhhhh”, desahku ketika penis Wandi yang tidak begitu besar menembus masuk ke lubang vaginaku. Tanpa berlama-lama Wandi langsung mulai memompa penisnya keluar masuk vaginaku.“aahhh,,,teeruusss,,”, desahku karena memang terasa nikmat.Desahan-desahan lembut keluar dari mulutku yang tak henti-hentinya menerima hujaman demi penis Wandi menerjang vaginaku. Selama terus menggenjotku, tangannya meremas-remas kedua payudaraku dan memilin-milin putingku, juga dia terus mencumbuku seolah aku kekasihnya yang sudah berpuluh-puluh tahun tak bertemu. Dia putar-putarkan pinggulnya sehingga penisnya terasa berputar di dalam vaginaku. 15 menit kemudian, aku tak tahan dan akhirnya aku orgasme untuk yang kedua kalinya, tapi cairanku tertahan oleh penis Wandi yang sedang tertanam di vaginaku sehingga berbunyi kecipak air setiap kali penisnya bergerak keluar masuk vaginaku. 5 menit kemudian, aku merasakan penis Wandi berdenyut-denyut dan akhirnya, Wandi pun oergasme dan menyemburkan spermanya di dalam vaginaku. Spermanya benar-benar terasa hangat di dalam vaginaku. Setelah itu, tiba-tiba aku tersadar dan membuka mataku, jantungku berdegup kencang seperti sehabis mimpi buruk, tapi itu memang mimpi buruk kurasa. Selain merasa deg-degan, aku juga merasakan vaginaku basah, maka dari itu aku langsung membuka selimut dan melihat ke arah selangkanganku yang terbalut celana tidurku yang terbuat dari katun. Jelas sekali, di celanaku basah hanya di bagian selangkanganku saja, karena penasaran, aku membuka celana tidurku, dan karena kalau tidur aku tidak memakai celana dalam, aku pun bisa langsung melihat vaginaku belepotan dengan noda putih.Aku mencolek sedikit cairan putih itu, cairan itu sangat lengket dan ketika aku memutuskan untuk sedikit menjilatnya agar lebih yakin, aku jadi benar-benar yakin kalau itu adalah sperma yang sudah bercampur cairanku sendiri.“hah?! kok bisa ada peju disini? apa gara-gara mimpi tadi?”, tanyaku keheranan juga ketakutan. Untungnya sudah jam 8 pagi sehingga aku bisa bangun dan bertanya ke teman-temanku. Siangnya, aku bercerita kepada teman-temanku, dan mereka mengatakan kalau aku harus ke dukun.“apaan lo bilang Wi, dukun? gak ah, gue kan paling anti ama yang begituan”.“coba dulu dah, nih gue kasih alamatnya”.“yaudah, tapi gue gak bakal ke sana, daripada gue ke dukun mendingan gue dugem”.“ada benernya juga Lo”, sambung Riska.“yaudah, ntar malem kita dugem yuk”.“ok, gurlz nanti malem kita dugem ya”.Di klub malam itu, tak biasanya aku mual-mual, biasanya meskipun aku minum lebih dari 5 gelas pun aku kuat, tapi malam itu, entah kenapa aku merasa mual, untung aku bisa menahan dan muntah di kamar mandi sehingga aku tidak muntah di depan banyak orang. Saat di toilet, aku berkaca untuk merapikan make-upku, tapi tiba-tiba aku melihat sesosok orang dan ternyata itu adalah Wandi menatapku dingin. Spontan, aku terkejut dan lari keluar kamar mandi. Sejak kejadian malam itu, aku sering melihat bayangan Wandi baik di cermin, jendela, ataupun tepat berada di hadapanku. Tapi dengan menenangkan hatiku, aku bisa melewati malam itu tanpa mimpi buruk. Esok harinya, setelah bangun tidur, sambil bermalas-malasan aku menyalakan televisi dan kebetulan chanelnya tentang berita. Aku menjatuhkan remote dan tersentak kaget melihat berita di channel yang kusaksikan.“telah diketemukan lelaki berumur 20 tahun gantung diri di kamarnya setelah ditolak oleh seorang gadis”.“ah, mampus gue, apa gara-gara gue? jadi mimpi yang kemarin ‘n bayangan-bayangan yang gue lihat, jangan-jangan hantu”. Badanku langsung keringat dingin dan pucat, untungnya Mbok Tari masuk untuk membawakan sarapan.“non, nih sarapannya”, kata Mbok Tari sambil meletakkan makanan di meja yang berada di samping ranjangku.“mbookk,,,”, teriakku sambil memeluk Mbok Tari dengan kencang.“ada apa Non, kok pucat begini?”.“tadi malem, aku abis ngeliat hantu”.“tenang non, tenang non”, Mbok Tari berusaha menenangkanku sampai aku tenang 3 menit kemudian.“udah non, sekarang udah siang, jadi gak bakalan ada hantu”. Setelah kupikir-pikir Mbok Tari ada benarnya juga sehingga aku menjadi tenang. Setelah itu, aku mandi sambil ditemani oleh Mbok Tari karena aku masih merasa takut. Kemudian, aku pergi ke salon sambil was-was, takut-takut ada hantu Wandi di kursi belakangku. Di perjalanan aku terus-terusan mual, dan ingin muntah sampai-sampai aku harus berhenti untuk muntah. Aku juga jadi memikirkan masalah mualku ini.“masa’ gara-gara tadi malem, masih kerasa ampe udah siang begini sih?”, tanyaku dalam hati. Karena itu aku membatalkan rencanaku untuk pergi ke salon dan jadi pergi ke dokter. Dokter bilang tidak ada apa-apa dengan diriku dan mual-mual yang kurasakan hanyalah masuk angin biasa, tapi aku yakin ada sesuatu yang tidak beres dengan diriku. Hari demi hari berlalu, aku masih mual-mual dan terus menerus dihantui oleh hantu Wandi sampai aku merasa tidak tahan lagi dan hampir gila, saat itulah aku melihat sepotong kertas di dompetku.“apaa nih?”, tanyaku dalam hati. Dan ternyata itu kertas itu berisikan alamat dukun yang pernah ditawarkan oleh Dewi. Aku memutuskan untuk mencobanya, daripada aku tidak melakukan usaha apa-apa dan bisa-bisa lama kelamaan aku menjadi gila. Tapi, aku tidak mengajak teman-temanku karena aku sudah pernah bilang kalau aku anti dukun, masa’ tiba-tiba aku berubah pikiran, gengsi donk.CerpensexYang aku tau, dukun biasa buka praktek pada malam hari, jadi aku memutuskan untuk datang malam hari. Malam harinya aku langsung memacu mobilku ke tempat praktek dukun itu yang bertempat di jl. Pocong Marocong. Setelah sampai, rumahnya sangat seram sesuai dengan dugaanku, aku masuk ke dalam rumah dan betapa kagetnya karena begitu aku masuk keadaan dalam rumah sang dukun sangat berbeda dengan di luarnya. Di dalam ruangan itu, ada foto-foto sang dukun yang ternyata narsis, ada yang sedang senyum, ada foto yang seperti gaya Naif atau jaman dulu, bahkan ada fotonya yang sedang memeluk Teddy Bear. Tiba-tiba kudengar suara.“silakan masuk Vina”. Aku tersentak kaget karena suara itu entah muncul darimana dan bagaimana dia bisa tau namaku. Aku pun mendekati pintu satu-satunya yang ada di hadapanku. Begitu aku masuk ke dalam, aku menjadi kurang yakin kalau tempat yang kudatangi adalah rumah dukun karena ruangan itu dicat pink dan banyak teddy bearnya, ditambah lagi, ada seorang pria tua dihadapanku yang sedang memegang laptop dan memakai pakaian seperti Rhoma Irama.“silakan duduk dek Vina, sebentar ya, gue lagi main CS nih”. Aku pun duduk di hadapannya dengan wajah heran dan bingung. Tiba-tiba.“mampus lo, akhirnya kena juga gue tembak”. Aku agak kaget juga mendengarnya berteriak seperti itu. Tak lama kemudian dia menyapaku.“maaf ya, gue tadi main dulu, abis tanggung sih”.“mm,, maaf nih, mbah, dukun apa bukan?”.“ya dukunlah, emang lo kira apa?”.“abisnya gak meyakinkan sih”.“emang menurut lo dukun tuh kayak gimana?”.“yah biasanya kan, dukun itu serem, catnya gelap, dekorasinya tengkorak, pokoknya yang kayak gitu deh”.“aah, itu mah dukun kuno”.“oh, jadi mbah dukun gaul ya?”.“yah, bisa dibilang begitu”.“terus kenapa catnya pink ‘n banyak teddy bear?”.“oh, gue emang agak feminim”.“ini dukun beneran apa bukan sih?”, tanyaku dalam hati.“udah, jangan ngebahas itu, lo punya masalah diikuti hantu terus kan?”.“hah?! mbah tau darimana?”.“lo lihat di pintu masuk tadi deh”, aku pun langsung menoleh ke belakang dan melihat ada semacam gerbang seperti alat pendetektor logam yang ada di bandara pesawat.“itu bukannya alat pendetektor logam, mbah?”.“oh, bukan, itu, alat pendetektor masalah gaib”.“hmmh? saya jadi bingung nih mbah?”.“udah, deh pokoknya, gue tau masalah lo”.“mbah dapet dari mana tuh alat?”.“dari temen chatting sesama dukun dari Amrik”. Aku jadi semakin bingung saja.“oh ya mbah tau darimana nama saya?”.“lo gak lihat ada kamera pengawas di depan pintu, nah kan gue dapet tuh gambar lo, langsung dah gue cek ke markas polisi tentang data lo”.“hah, kok bisa?”.“iya, dong, biar dukun, gue juga bisa ngehack”.“ah, bingung saya jadinya mbah”.“udah, lo gak perlu bingung, mendingan sekarang lo diem dulu dah”. Lalu mulutnya komat-kamit sperti sedang membaca mantra, dan tak lama kemudian Mbah pun selesai.Mbah, nama mbah siapa?”.“oh ya, gue lupa, nama gue, Charles, biasa dipanggil Centeng”.“…”, aku hanya diam.“oh ya, nama hantu yang ngikutin lo Wandi kan?.“iya, tau darimana Mbah?”.“emangnya tadi gue komat-kamit buat apa”.“ya maap mbah, sayakan gak tau”.“bentar ya, gue e-mail si Wandi dulu biar dateng ke sini”.Biarpun cara manggil hantunya tidak biasa, tapi hantu Wandi benar-benar muncul di samping Mbah Centeng.“nah, ini dia, si hantu, sini lo”. Wandi pun mendekati Mbah Centeng.“lo kenapa gangguin si neng cantik ini?”.“abisnya gue cinta mati ama dia”, jawab hantu Wandi.“cinta sih cinta, tapi kan lo beda dunia sekarang, mendingan sekarang lo jangan ngikutin neng Vina lagi, kalau gak gue kepret, jadi babi lo”.“gue bakal terus ngikutin Vina”.“ee,, dibilangin ngeyel ye,,”.“bukan gitu, Vina udah ngandung bayi gue”.“hah?!”, aku tersentak kaget.“emang bener?”, tanya Mbah Centeng kepadaku.“saya gak pernah begituan ama dia mbah, paling-paling waktu di dalam mimpi yang pernah gue alamin”, jawabku.“ooh gitu, waduh curang lo ye, mau mati, sempet-sempetnya nanem peju di neng ini, supaya arwah lo terus ngikutin neng ini”.“udah pergi lo, gue mau ngobatin neng ini dulu, abis itu nanti gue balikin lo ke alam lo”. Hantu Wandi pun langsung menghilang meninggalkan aku dan Mbah Centeng.“oh gitu ceritanya,, i see”, ocehan Mbah Centeng.“gini aja dek Vina, lo mau gak telanjang?”.“hah, buat apa mbah?”.“supaya gue bisa ngangkat tuh bayi”.“di cessar aja deh mbah”.“emangnya gue dokter!! lagian ini kan bayi goib, jadi mana bisa”.“oh, ya, yaudah mbah, saya mau telanjang deh, tapi mbah jangan ngiler ya ngeliat body saya”.“lo do’ain aja biar gue gak nafsu”. Aku mulai melucuti pakaianku satu per satu mulai dari kaos, celana jeans, sampai bra dan juga celana dalamku sehingga kini tubuh putih mulusku terpampang jelas di hadapan Mbah Centeng tanpa sehelai benang pun.“body lo mantep banget”.“tuh kan mbah jadi mupeng”.“wajar dong, gue cowok normal biarpun agak fenimim”.“terus, saya mau diapain mbah?”.“oh ya, ampe lupa, lo tiduran deh”. Aku menurutinya dan tidur terlentang di lantai.“bentar ya, gue scan dulu pake hp gue”. Lalu dia menggerakkan hpnya di sekitar perutku.“nah, selesai, gila bayinya udah gede kayak gini, cepet amat”.“mana mbah, sini saya liat”.“tapi bo’ong,,”.“yee, si Mbah ngelawak mulu”.“bentar, gue tadi belum dapet”. Lama juga dia menggerak-gerakkan hpnya di sekitar perutku.“ah, sialan nih bayi, pake ngumpet segala”.“emang gak ada cara lain, Mbah?”, tanyaku.“ada sih ‘n bisa langsung keluar dari dalam badan lo”.“nah, tuh ada cara lain”.“iya, tapi gue harus nyemprotin peju gue ke dalem memek lo supaya tuh bayi bisa keluar”.“wah, jangan-jangan mbah ini, dukun cabul ya”.“enak aja, nih kalau gak percaya ada sertifikat ISO ‘n SIP”.“apaan tuh mbah?”.“ISO itu International Sorcerer Organization, kalau SIP itu Surat Izin Perdukunan”.“tapi mbah yakin kan, kalau abis itu, saya bakalan sembuh?”.“200% yakin dah”. Agak ragu-ragu juga aku memutuskannya. Karena baru kali ini aku disuruh memilih untuk membiarkan seorang laki-laki tua mencicipi tubuh indahku atau aku terus menerus dihantui Wandi seumur hidupku.“ok lah Mbah, tapi mbah telanjang dulu, biar saya ngeliat barang mbah juga”.“wuih, gak nyangka, cantik-cantik aggresif juga, ok”. Lalu Mbah Centeng pun mulai membuka pakaiannya sendiri yang seperti pakaian Rhoma Irama itu. Penis Mbah Centeng termasuk penis yang besar dari semua penis yang pernah kulihat, karena penis Mbah Centeng berukuran panjangnya 23 cm dan diameternya 6 cm.Lalu Mbah tiduran di lantai dan menyuruhku untuk menduduki wajahnya, setelah aku duduk di atas wajahnya, aku langsung menggerak-gerakkan pinggulku maju mundur serta menggoyang-goyangkan pinggulku sementara Mbah Centeng memegangi pinggangku dengan kedua tangannya. Aku apit kepala orang tua itu dengan kedua paha putihku sehingga kepalanya benar-benar terjepit di selangkanganku. Dia jilati vaginaku sampai aku benar-benar merasa keenakan karena dia pintar memainkan lidahnya yang panjang jika dibandingkan dengan manusia normal. Lidahnya terasa benar-benar nikmat menjilati rongga bagian dalam vaginaku dan bahkan lidahnya sampai mentok di ujung vaginaku.


Karena itulah, aku jadi cepat mencapai orgasme dan mengalirkan cairan dari dalam vaginaku ke wajah Mbah Centeng, dengan sigap dia menerima semua cairanku dengan mulutnya sampai tak bersisa, dan Mbah Centeng memasukkan lidahnya lagi ke dalam vaginaku untuk menjilati sisa-sisa cairanku yang menempel di dinding vaginaku.“mmmhhhh,,aahhhh”, desahku lembut menerima serangan lidah Mbah Centeng di dalam vaginaku. Setelah puas menjilati bagian dalam vaginaku, Mbah Centeng menyuruhku untuk menaiki penis supernya itu. Aku posisikan kepala penisnya tepat di depan lubang vaginaku, lalu aku mulai menurunkan tubuhku dengan perlahan agar tidak membuatku kesakitan, untungnya Mbah Centeng mengerti dan membiarkan aku yang memasukkan penisnya ke dalam vaginaku.Ternyata, memang tidak mungkin, vaginaku hanya bisa menelan 3/4nya saja dari penis Mbah Centeng. Mbah Centeng tidak bergerak sama sekali supaya aku bisa terbiasa dengan penisnya terlebih dahulu.“dek Vina,, memek lo manteb banget,, seret’n sempit banget”.“mmmm,,”. Setelah beberapa detik kemudian, Mbah Centeng mulai menghujamkan penisnya ke atas sehingga penisnya lebih masuk ke dalam vaginaku.“aahhh,,”, desahku karena hujaman penis Mbah Centeng berasa pedih tapi nikmat di vaginaku. Mbah Centeng memompa penisnya dengan perlahan agar aku tidak terlalu merasa sakit, dan lama kelamaan rasa pedih itu hilang dan berganti menjadi rasa yang sangat nikmat. Tanpa sadar, malah kini aku yang menggerakkan tubuhku naik turun sementara Mbah Centeng diam saja dan memperhatikan wajahku yang mengeluarkan ekspresi orang yang sedang keenakan. Melihat payudaraku berguncang naik turun dengan indah sesuai irama tubuhku yang naik turun, Mbah Centeng gemes dan langsung menangkap kedua buah payudaraku dengan kedua tangannya dan meremasnya dengan lembut.


Kadang aku memajukan tubuhku sehingga aku bisa memberikan bibirku untuk dilumat Mbah Centeng. Sudah 30 menit, Mbah Centeng memompa vaginaku, dia belum menandakan tanda-tanda akan orgasme. Karena aku bosan dengan posisi ini, aku meminta untuk posisi baru. Aku tidur terlentang dan menaruh kakiku di kedua pundak Mbah Centeng, dan dia pun langsung memasukkan penisnya lagi ke dalam vaginaku. Kali ini dia langsung memompa penisnya tanpa menunggu seperti sebelumnya.“aahhh,,teerruusss,,,mmbaahhh”, desahku karena memang terasa luar biasa nikmat. Entah sudah berapa kali aku orgasme, mungkin lebih dari 4 kali karena setiap kali Mbah Centeng memompa penisnya ke dalam vaginaku terdengar bunyi kecipak air yang sangat kencang menandakan kalau vaginaku sudah sangat becek.10 menit kulalui dengan posisi itu, kini Mbah Centeng sudah sangat bernafsu karena itu dia menekan kakiku ke depan sehingga kini dia agak setengah berdiri sementara kedua lututku berada di samping kiri dan kanan kepalaku. Dalam posisi ini aku merasakan hujaman penisnya lebih kuat dan lebih dalam dari sebelumnya.“mmmaahhh,,,,Mbaahhhh”, desahku merasakan kenikmatan yang lebih daripada sebelumnya. Dan setelah 1 jam lebih kami bersetubuh, akhirnya penis Mbah Centeng mulai berdenyut-denyut dalam vaginaku dan dinding vaginaku meremas-remas penisnya agar cepat memuntahkan isinya.“aakhhh,,,keelluuaarrr”, teriak Mbah Centeng seiring semburan spermanya yang masuk ke dalam vaginaku dengan sangat kencang dan banyak mungkin sampai lebih dari 6 kali semburan.“nah,, sekarang coba lo berdiri”.“kenapa mbah, saya lemes nih”.“yaudah, sini gue bantuin”. Dengan dipapah oleh Mbah Centeng, aku berdiri, setelah berdiri sperma mengalir keluar dari vaginaku dalam jumlah banyak, dan tak lama kemudian.“pluk,,”, bunyi dari seonggok daging kecil yang keluar dari vaginaku.“hah?! apaan tuh Mbah?”.“itu bayi si Wandi”.“waduh,, kok bisa keluar sih?”.“peju gue udah gue latih supaya bisa ngebunuh peju laen”.“…”. Wandi pun muncul ketika Mbah Centeng memanggilnya dari laptopnya lagi.“nih,, bayi lo!!”.“mbah kejem amat”, balas Wandi.“biarin aja, supaya lo gak bisa deket-deket ‘n gangguin neng Vina lagi, sekarang pergi lo,,,sshuhhh”. Hantu Wandi menghilang dan berubah jadi asap sehingga kami tinggal berdua lagi di ruangan itu.“waduh, Mbah, thank’s banget nih,,”.“gak papa, emang udah pekerjaan gue kok”.“gue mesti bayar berapa?”.“gak perlu, tadi kan udah dibayar”.“huu,, dasar, oh ya mbah, nanti saya hamil gak nih ama Mbah?”.“gak bakalan, peju gue udah gue latih biar gak bisa hamilin cewek”.“hebat banget sih mbah, yaudah mbah, saya pulang dulu”.“dek Vina, jangan pulang dong”.“kenapa? masih ada hal yang perlu saya lakuin?”.“nggak sih, tapi gue ketagihan nih ama memek lo”.“dasar mbah, ngerasain langsung ketagihan”.“iya, kan jarang-jarang gue bisa ******* ama cewek yang sexy ‘n cantik kayak lo,, jangan pulang ya plzzz”. Tadinya, aku berencana untuk menolaknya tapi tiba-tiba Mbah Centeng sudah merogoh-rogoh vaginaku lagi sehingga nafsu biarhiku muncul lagi.“yaudah deh mbah,, tapi saya mandi dulu ya biar wangi”.“yaudah. sekalian ama gue aja, kebetulan gue juga mau mandi”. Akhirnya malam itu, kami berdua bersetubuh semalam suntuk karena ramuan yang dibuat oleh Mbah Centeng, tenaga kami jadi tidak habis-habis dan kami tidak mengantuk, sehingga Mbah Centeng puas menikmati tubuhku sampai esok harinya.Aku membuka mataku dan melihat Mbah Centeng yang masih dalam posisi tadi pagi yaitu sedang mengenyot puting kananku.“mbah,, bangun mbah,,”, kataku sambil menggoyang-goyang badan Mbah Centeng. Akibat aku menggoyang-goyangkan badannya, Mbah Centeng membuka matanya.“ada apa cantik?”.“udah siang nih, mbah, saya mau pulang”.“bentar lagi deh sayang”, balasnya sambil mengenyot puting kananku.“mmmm,, mbah,, saa,,yaa,, maauu puulaanngg”, kataku sambil terbata-bata karena terasa geli. Mbah Centeng akhirnya membuka matanya lebar-lebar.“kenapa sih sayang buru-buru?”.“yee si mbah, saya kan pengen pulang, lagian dari kemarin malam kan mbah udah ngentotin saya terus, pasti mbah udah puas kan?”.“belum,,”.“belum apanya,, liat tuh barang mbah udah ampe gak bisa diri lagi”, kataku seraya menunjuk penis Mbah Centeng yang sudah benar-benar lemas karena isinya sudah disedot semua oleh vaginaku yang sekarang sangat belepotan oleh sperma Mbah Centeng yang sudah mengering.Mbah Centeng akhirnya melepaskan kenyotannya terhadap puting kananku dan duduk sila sementara aku menaruh kepalaku di daerah selangkangannya dan memperhatikan wajahnya yang ada di atas kepalaku.“gini, sayang”, dia memanggilku sayang karena dia memang sangat menyukaiku dan aku pun sudah takluk akibat penis dan daya tahannya yang luar biasa.“ada apa mbah?”.“mau gak dek Vina kerja disini?”.“kerja? gimana caranya?”.“iya, jadi kalau yang datang pria dan ngeluh penyakit yang gak sembuh-sembuh, nanti dia harus ******* ama dek Vina supaya penyakitnya kebuang lewat pejunya”.“terus,, pasien itu ntar ngeluarin pejunya dimana?”.“di dalam memek dek Vina”.“berarti ntar saya bisa hamil ‘n penyakitnya pindah ke saya donk?”.“ya nggak,, ntar abis itu mbah buang peju mbah di memek dek Vina supaya peju ‘n penyakit itu ilang dari badan dek Vina,, gimana?”.“mm,,,gimana ya?”.“mbah bayar deh, 5 juta per minggu”.“yang bener mbah?”.“bener,, lagian kan, dek Vina cuma dientot doang”.“yee, emangnya saya perempuan murahan apa,, enak aja si mbah?”.“yaa,, plzz dong,, kan sekalian mbah bisa ngentotin dek Vina setiap hari,,plzzz”.“tapi, saya boleh pulang ke rumah kan?”.“boleh,, jam kerja dek Vina mulai dari jam 4 sore ampe jam 6 pagi, gimana?”.“alah, pake jam kerja, udah kayak orang kantoran aja,, yaudah deh mbah boleh”.“asiik,, mbah jadi makin cinta ama dek Vina”.“ama saya, apa ama bodi saya”.“dua-duanya sih,,hehehe”.“yaudah, mbah mulai kerjanya besok aja ya, saya mau ketemu temen-temen saya dulu”.“yaudah, sampai besok ya”. Aku pun memakai baju dan langsung menuju rumah dengan mobilku. Keesokan harinya, pada jam 15.30, aku berangkat ke rumah Mbah Centeng, tapi di tengah perjalanan, ada telpon masuk.“halo,, siapa nih?”.“ni Mbah Centeng, mau ngasih tau, dek Vina datangnya jam 11 malem aja”.“kenapa Mbah?”.“dek Vina belum ketemu 2 piaraan gue”.“piaraan?”.“udah pokoknya, dek Vina datengnya jam 11 malem aja”.“sip mbah, yaudah kalo gitu, saya pulang lagi ya mbah”.Sekitar jam 10.30, aku kembali memacu mobilku ke arah rumah Mbah Centeng.“ayo dek Vina silakan masuk”, suara Mbah Centeng ketika aku turun dari mobil dan menuju teras rumahnya. Aku masuk ke rumah Mbah Centeng untuk yang kedua kalinya, yang terdengar hanyalah suara jangkrik karena rumah Mbah Centeng boleh dibilang jauh dari pusat keramaian. Perlahan aku memasuki rumah Mbah Centeng, dan langsung menuju ruangan praktek Mbah Centeng. Di dalam ruangan itu Mbah Centeng sudah menunggu sambil berduduk sila di depan meja yang ada laptop di atasnya.“mbah, kok sepi sih? mbah gak laku yah?”.“enak, aja, sengaja gue tutup cepet supaya gue bisa ngenalin lo ama peliharaan gue”.“peliharaan apaan sih mbah? saya jadi bingung”.“mending lo buka baju dulu deh”. Aku menuruti kata Mbah Centeng dan membuka semua pakaianku dan karena aku memang sengaja tidak memakai pakaian dalam, jadi ketika sudah kulepaskan kaos dan celana jeansku, tubuh putihku langsung terlihat jelas oleh Mbah Centeng tanpa ada sehelai benang pun yang menutupiku.“wah, dek Vina udah siap ya? gak pake bh ‘n celana dalam?”.“iya donk mbah”.“bentar ya, mbah panggil dulu piaraan mbah”. Aku jadi deg-degan karena aku penasaran dengan piaraan Mbah Centeng itu. Akhirnya muncullah kedua piaraan Mbah Centeng yang ternyata 2 jin berwajah seram.“ada apa bos,, manggil-manggil kami, orang lagi enak-enak tidur juga,,,”.“tidur mulu,, tuh liat di depan lo ada siapa!!”. Mereka berdua langsung menatapku dengan mata mereka yang menyeramkan.“wuah,, cantik sekali,, siapa ini bos?”.“lah,, kok bisa ngerti cantik apa nggak sih,, jin apaan nih?”, tanyaku dalam hati.“ini sekretaris gue yang baru”.“bos tumben pake sekretaris?”.“iya,, biar gue tiap hari bisa cuci mata, lagipula dia seneng ‘n mau jadi sekretaris gue”.“boleh kenalan gak bos?”.“justru itu,, gue manggil lo berdua biar kenalan ama sekretaris cantik gue”. Mereka berdua mendekatiku dan mengubah wujud mereka menjadi lebih kecil sehingga sepantaran dengan Mbah Centeng.“perkenalkan,, nama gue Tomang”.“nama gue Cuprit”.“nama saya Vina”.“Vina,, cantik sekali,,”, kata Cuprit.“terima kasih”.“bos, kok dia telanjang?”, tanya Tomang ke Mbah Centeng.“itu dia, supaya lo bertiga lebih deket,, lo berdua boleh ******* ama dia”.“si bos sembarangan aja,, mana mau cewek secantik Vina ini ******* ama 2 jin yang serem kayak kita, bener kan neng Vina?”, ujar Cuprit.“nggak kok, bener apa kata Mbah Centeng,, kalian boleh kok menikmati tubuh saya”.“yang bener nih?”, tanya Tomang keheranan mendengar kata-kata itu keluar dari bibir mungil seorang gadis cantik sepertiku.“bener kok,, saya kan bakal jadi rekan kerja kalian”.“bos,, gimana nih?”.“yaudah,, silakan,, itung-itung hadiah buat lo berdua karena lo berdua adalah 2 jin gue yang paling penurut”.“makasih bos”, jawab mereka berdua serentak. 2 jin itu berubah bentuk, yang tadinya bagian bawah tubuh mereka adalah asap kini menjadi seperti bagian bawah seorang laki-laki. Cuprit mempunyai penis yang panjang tapi kurus, sedangkan Tomang mempunyai penis yang gemuk tapi pendek.“maaf ya neng Vina,, kami nyobain badan neng dulu”.“silakan aja,, saya bakal ngelayanin kalian berdua”, jawabku sambil terkesima dengan kesopanan mereka yang seperti seorang pria bangsawan.Tomang si berbadan besar mendekatiku yang duduk tanpa berbusana di tengah-tengah ruangan dari arah kananku, sementara Cuprit yang berbadan kurus mendekati dari arah kiriku. Secara perlahan, aku menurunkan tubuhku dan ditahan oleh kedua jin itu dengan kedua tangan mereka. Sekarang aku tidur terlentang sambil pasrah kepada dua jin yang akan mencicipi tubuhku.“ohh,, gue udah gak sabar pengen nyobain memek neng Vina ini, Mang”, kata Cuprit pada Tomang.“sama ama gue”, balas Tomang.“yaudah,, ayo dimulai aja”, kataku menyela pembicaraan mereka.“ok deh,, kalo emang diijinin”, balas Tomang. Tomang mulai menjilati seluruh bagian payudara kananku, sementara Cuprit menyapukan lidahnya juga di seluruh bagian payudara kiriku, baru kali ini aku merasakan kedua buah payudaraku disapu oleh 2 jin secara bersamaan, rupanya lidah mereka lebih kasar dan panjang dibandingkan dengan manusia. Mulut mereka juga bisa melebar dengan ukuran yang tak dapat dipercaya, bahkan mereka bisa memasukkan payudaraku yang berukuran 34B secara utuh ke dalam mulut mereka sehingga tidak heran lagi, baik payudara kanan maupun kiriku bermandikan air liur mereka.Tidak henti-hentinya mereka memainkan mulut mereka di kedua buah payudaraku, juga sambil asyik melahap payudaraku masing-masing, Tomang dan Cuprit juga secara bergantian mengelus-elus daerah selangkanganku mulai dari bawah sampai ke atas hingga mengenai klitorisku sehingga aku tidak bisa diam dan menggelinjang kesana kemari menerima rangsangan birahi dari 2 jin yang sangat ahli memainkan tubuh wanita, apalagi aku memang sensitif. Akhirnya hanya dalam waktu 7 menit, aku mencapai orgasme dan mengeluarkan desahan nikmat.“aaahhh,,,mmhhhh,,,oohhh”.“wah, udah keluar ya neng Vina”, aku hanya mengangguk pelan.“kalau gitu, gue duluan ya Prit,, gue kan abang lo”.“curang lo, pake abang-abangan segala,, yaudah sono duluan,, tapi ntar bersihin loh,, jigong lo kan bau neraka”.“ya iyalah,, kita kan emang dari neraka”.Tomang pun memuntahkan payudara kananku yang tadi sedang dimasukkan ke dalam mulutnya lalu dia bergerak ke arah selangkanganku. Aku menekuk kakiku yang tadinya lurus dan tegang, setelah itu aku melebarkan kedua kakiku sehingga memberikan pemandangan indah ke Tomang yang sudah menaruh wajahnya di tengah-tengah kedua pahaku.“hmm,,neng Vina memeknya wangi ‘n bentuknya bagus banget”, komentar Tomang sambil mengelus-elus belahan vaginaku dari bawah ke atas, kemudian dia memainkan klitorisku membuatku semakin kegelian dan keenakan.“jiilaatt,,,donnngg”, kataku meminta karena birahiku yang sudah tidak bisa kutahan lagi. Tomang mulai menjulurkan lidahnya, dan akhirnya lidahnya menyentuh bibir vaginaku yang sudah basah akibat orgasme pertamaku tadi.“ahhhh,,,teeruusss”. Dengan dukungan dariku Tomang menggerakkan lidahnya dan menyapu bibir luar vaginaku dari atas ke bawah, dan sebaliknya sehingga tidak heran aku menggelinjang karena selain memang terasa nikmat, beberapa kali lidahnya terkena klitorisku sehingga menambah rasa nikmat yang sudah ada. Sementara Tomang asyik menyeruput cairanku di bawah sana, kini Cuprit leluasa memainkan lidahnya di bagian tubuh atasku, mulai dari payudaraku, perutku, leherku, dan wajahku dijilati olehnya sehingga sekarang aku benar-benar berlumuran air liur Cuprit. Tadinya dia ingin tidur di atas tubuhku tapi karena takut nanti aku keberatan ditindih badannya, Cuprit memutar badannya sehingga badannya berada di atas kepalaku, dan kepalanya ada di depan wajahku, dia langsung lumat bibirku dan memainkan lidah panjangnya di dalam rongga mulutku, dan aku juga membalas serangan lidahnya dengan lidahku sehingga lidah kami saling bertemu dan membelit satu sama lain. Kurasakan benda hangat, keras, kasar, dan agak menonjol di sana sini menerobos masuk lubang vaginaku tanpa permisi.“ohh,, sempitt gilaaa”, desah Tomang yang ternyata sedang berusaha menjebloskan penis gemuknya ke dalam lubang vaginaku yang gelap, lembap, sempit, kesat, dan merupakan surga dunia bagi laki-laki ataupun JIN laki-laki.Penisnya memang tidak terlalu panjang tapi diameternya membuat vaginaku benar-benar terasa penuh, tapi terasa nikmat. Aku melingkarkan kakiku di pinggangnya, lalu karena sudah tidak tahan lagi, Tomang mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur sehingga penisnya yang gemuk itu bergesek-gesek dengan dinding vaginaku secara terus menerus sehingga menimbulkan sensasi tersendiri. Cuprit melepaskan cumbuannya terhadapku, tapi aku tak rela karena permainan lidahnya yang panjang membuatku ketagihan, tapi Cuprit tetap menyudahi cumbuannya. Rupanya, birahinya juga sudah tak bisa dikendalikan lagi olehnya sehingga dia mengangkangi wajahku, kemudian dia berjongkok tepat di atas wajahku sehingga penis panjangya berayun-ayun di depan mataku. Aku seperti ikan yang melihat penis panjang Cuprit sebagai umpan karena aku membuka mulutku dan aku menggerakkan kepalaku ke arah penis Cuprit untuk menangkapnya dengan mulutku. Cuprit tersenyum senang karena aku sekarang menjadi budak seksnya yang akan melakukan apapun demi mendapatkan penisnya. Karena itulah dia mempermainkanku, Cuprit menaik-turunkan tubuhnya sehingga kadang penisnya menjauh dari lubang mulutku dan kadang penisnya bisa masuk ke dalam mulutku dengan sangat dalam.Aku tidak marah, karena aku memang menyukai jika aku dipermainkan seperti itu bahkan aku sempat tertawa kecil karena aku menganggap diriku sebagai ikan yang sedang berusaha menangkap umpan. Akhirnya, Cuprit capek sendiri dan malah kini dia bertumpu pada lutut dan kedua sikunya kemudian dia menurunkan bagian bawah tubuhnya sehingga kini aku bisa meraih penisnya dengan mulutku dan memasukkan ke dalam mulutku dengan leluasa. Tapi berada di tengah-tengah selangkangan jin bukanlah pengalaman yang menyenangkan karena baunya bukan sekedar bau tapi baunya amat menyengat. Karena birahi yang sudah tidak bisa terkontrol, aku tidak memikirkan baunya lagi, malah aku menjilati penis dan buah zakar Cuprit dengan sangat antusias. Entah sudah berapa lama tubuhku dimainkan oleh kedua jin itu, tapi kudengar Mbah Centeng berkata.“udah 1 jam Vina sayang, sabar ya, mereka biasanya 1 ronde itu 1 setengah jam”.“hah?!”, teriakku kaget dalam hati.“berarti bisa pingsan nih gue, tapi gapapa deh, yang penting enak”, kataku dalam hati. Rupanya Cuprit tidak puas memainkan penisnya di mulutku saja sehingga dia mencabut penisnya yang sedang asyik kukulum dan menyuruh Tomang untuk berhenti sebentar memompa vaginaku. Tomang menghentikan pompaannya terhadap vaginaku dan mencabut penisnya keluar dari lubang vaginaku, sementara Cuprit mendorong tubuhku sehingga sekarang posisiku miring.Lalu Tomang tiduran di depanku dan Cuprit tiduran di belakangku sehingga aku seperti menjadi dinding pemisah di antara mereka. Tomang mengangkat kaki kiriku ke atas tinggi-tinggi. Kemudian, Tomang mulai memasukkan batang kejantanannya ke dalam tempat sebelumnya yaitu vaginaku, dan Cuprit sedang berusaha memasukkan penis panjangnya ke dalam lubang anusku. Agak sakit dan perih juga ketika Cuprit berusaha menanamkan penisnya ke dalam anusku karena anusku kering dan memang masih sempit meskipun sudah beberapa kali diterobos Mbah Centeng malam kemarin. Pas sekali diameter penis Cuprit di dalam anusku tapi lubang anusku hanya bisa menelan 3/4nya saja dari penis Cuprit, ini dikarenakan penisnya yang begitu panjang sampai mentok di dalam anusku. Lalu mereka mulai memompa penis mereka ke dalam kedua lubangku dengan irama yang kadang bersamaan, kadang iramanya berlawanan.“aaahhh,,,oohhhh,,,terrusss,,,entoott akkuuuu,,,akuu adalahh budak kaaliaann,,,!!!!”, desahku seperti orang kesetanan karena rasa nikmat yang kurasakan belum pernah kudapat dari manusia bahkan Mbah Centeng sekalipun. Hanya selang 5 menit setelah aku dipompa oleh Tomang dan Cuprit secara bersamaan, aku mengalami orgasme yang begitu dahsyat, bahkan aku seperti dialiri listri 10000 volt dan badanku sangat tegang sehingga cairan yang keluar dari vaginaku sangat deras dan melumasi dinding vaginaku yang sedang bergesekan dengan penis Tomang yang menimbulkan bunyi kecipak air yang sangat kencang. Karena aku belum minum ramuan anti capek Mbah Centeng, aku merasa tenagaku sudah terkuras habis dan mataku sudah mulai sayup-sayup meskipun aku baru 2 kali orgasme, tapi seperti yang kubilang tadi orgasme keduaku sangat dahsyat sehingga menguras tenaga banyak sekali.Akhirnya..“ahhh,,keluuaarrr!!!”, teriak Tomang disusul dengan semburan hangat dari penisnya menyemprot masuk ke dalam rahimku dengan sangat kencang dan banyak. Tak lama kemudian.“oohhhhh,,,!!!!”, erang Cuprit yang juga mencapai orgasme dan menyemburkan spermanya ke dalam lubang anusku. Aku benar-benar letih setelah > 1 1/2 jam, 2 jin itu menyetubuhiku. Aku mengatur nafasku yang tersengal-sengal menandakan kalau aku sangat kelelahan, tapi sambil mengatur nafas aku merasakan penis mereka tidak mengecil sama sekali, ukurannya tetap.“maaf ya neng Vina,, bukannya kami mau membuat neng pingsan, tapi ****** kami tidak bakalan tidur kalau gak ngencrot 3 kali”. Aku sudah tidak bisa menjawab karena sangat kelelahan. Mereka mengerti kalau aku sudah mencapai batasku sehingga dia tidak menunggu balasan dariku, mereka langsung mencabut penis mereka dari kedua lubangku.Kemudian mereka bertukar posisi sehingga kini penis gemuk Tomang yang berada di depan lubang anusku dan penis panjang Cuprit berada di depan lubang vaginaku. Aku sudah tidak peduli apa yang mereka akan lakukan terhadap tubuhku karena aku sudah tidak punya tenaga lagi. Tomang mengangkatku sehingga tubuhku yang putih mulus dan lebih kecil daripada badan Tomang berada di atas tubuhnya. Kemudian Cuprit menuntun penis abangnya itu ke dalam anusku sampai penisnya amblas ditelan anusku, tapi aku merasa lubang anusku melebar karena penis gemuk Tomang. Setelah itu, Cuprit mengangkat kedua kakiku dan menaruh kakiku di bahunya. Lalu dia menuntun penisnya masuk ke dalam vaginaku sampai mentok ke dalam lubang vaginaku seperti tadi, hanya 3/4nya saja yang bisa masuk. Mereka mulai memompa penisnya keluar masuk di tempat mereka masing-masing. Sambil menggenjot anusku, Tomang menjilati bagian belakang leher dan kupingku, sementara Tomang melumat bibirku lagi seperti sebelumnya. 8 menit kemudian aku mengalami orgasme sehingga aku tidak kuat lagi dan akhirnya aku pingsan karena tenagaku sudah benar-benar nol.Aku buka mataku karena mendengar kicauan burung yang sangat merdu.“hoahhhmmmmm,,,”, aku menguap. Aku baru menyadari kalau aku tidur di atas Mbah Centeng dan aku merasakan penisnya masih tertanam di vaginaku.“mbah, bangun mbah”, kataku sambil menggoyang-goyang badan Mbah Centeng.“hooahhh,, eh,, udah bangun ya Vina sayang”.“Tomang ama Cuprit mana Mbah?”.“lagi tidur di alamnya, mereka cape’ abis ngentotin Vina semalaman”. Lalu aku merasakan ada sesuatu di wajah, payudara, daerah selangkanganku, dan juga daerah pantatku. Aku bangun dan langsung pergi ke kaca, betapa terkejutnya aku melihat hampir di seluruh bagian tubuhku ditutupi noda sperma yang sudah mengering apalagi daerah selangkanganku dan juga daerah pantatku, sudah seperti danau sperma yang sudah mengering saja.“mbah,, ini peju ya?”.“ya,, itu semua peju kami bertiga”.“waduh,, parah,, yaudah,, Vina mau mandi dulu ya”.“ikut dong,,”.“yaudah, Mbak,, sekalian sabunin Vina ya Mbah”.“gak usah disuruh,, juga mbah sabunin”.Setelah selesai mandi sambil ngesex, kami pun keluar dari kamar mandi di ruangan tidur Mbah Centeng.“mbah,, tadi malem,, Vina diapain aja”.“ya dientot ama 2 jin mbah”.“yee si mbah, ditanya bener-bener, gitu doang jawabnya”.“abisnya,, mau dijawab apa?”.“udahlah,, kapan nih Vina mulai kerja?”.“tar sore,, dek Vina kesini lagi ya”.“oh ya mbah,, sebenarnya mbah melayani apa aja sih?”, tanyaku sambil memakai baju.“ya nyembuhin penyakit, cari kerja, bikin orang sukses, dan lain-lain”.“lain-lain,, maksudnya pelet mbah?”.“eitss,, mbah paling anti yang namanya pelet”.“loh,, bukannya dukun terkenal kalo peletnya mantep?”.“ah gak juga,, nih buktinya mbah bisa berhasil tanpa pelet”.“kenapa sih mbah gak mau ngasih layanan pelet?”.“soalnya mbah pernah denger lagu”.“lagu apa mbah?”.“gini nih,, bila kau cinta, katakan cinta. Bila kau sayang,, katakan sayang,,, gitu dek Vina”.“alah si mbah,, itu mah lagunya Anima kan..”.“tau aja dek Vina,,”.“ya taulah,, Vina kan anak muda”, kataku sambil mengambil tasku.“yaudah mbah, Vina pulang dulu ya”.“ya,, tapi ntar sore dek Vina mulai kerja ya”.


“sip mbah,,,”. Mulai hari itu aku sudah mempunyai pekerjaan yaitu menjadi sekretaris Mbah Centeng, lumayan dengan gaji 5 juta per minggu, aku bisa membeli kebutuhanku dengan uangku sendiri, lagipula kerjaku enak. Hanya membiarkan tubuhku dicicipi oleh pasien-pasien yang datang ke tempat praktek Mbah Centeng mulai dari jam 4 sore sampai jam 11 malam. Dan selanjutnya, aku harus melayani 2 jin piaraan Mbah Centeng yaitu Tomang dan Cuprit serta Mbah Centeng sendiri sampai jam 6 pagi, dan aku tidak kelelahan karena aku diberi persediaan ramuan anti capek asli bikinan Mbah Centeng sendiri. Nama Mbah Centeng sebagai dukun yang tadinya sudah terkenal menjadi semakin sangat terkenal apalagi di kalangan laki-laki, tentu saja karena cara mengobatinya yang unik dan menguntungkan bagi laki-laki yaitu boleh menyetubuhi gadis cantik sepertiku, dan bahkan Mbah Centeng membuat website tentang tempat prakteknya, dan kebanyakan isinnya adalah komentar semua pasien laki-laki yang mengatakan kalau mereka ketagihan menikmati tubuhku, selain itu di website Mbah Centeng dimuat foto-foto ketika aku sedang bersetubuh baik dengan pasien, dengan Tomang & Cuprit, juga dengan Mbah Centeng. Karena mengetahui aku hidup makmur, teman-temanku yaitu Dewi, Riska, dan juga Rani menjadi sekretaris Mbah Centeng juga sehingga kini di tempat praktek Mbah Centeng ada 4 orang gadis cantik yang siap disetubuhi kapan saja. Selain itu, kami berempat setiap hari sabtu-minggu berada di alam jin untuk melayani semua jin yang merupakan teman-teman Tomang dan Cuprit. Yah,, itulah ceritaku,, kini aku, Rani, Riska, dan Dewi menjadi gadis paling kaya di kampus kami.
Share:

Baru Jumpa Sudah Langsung Dibawa Ngewe



Riuh suara mesin judi di suatu tempat di Jakarta Barat menyergapku waktu aku memasuki ruangan yang cukup luas dan ber-AC kencang. Setelah beberapa saat berkeliling aku menemukan sebuah mesin yang kosong dan cukup menarik minatku untuk mencoba.Pada awalnya aku tidak begitu memperhatikan sekelilingku, setelah beberapa saat aku menoleh ke samping kiriku dan melihat seorang wanita yang dalam taksiranku berusia sekitar 32-36 tahun (pada akhirnya aku tahu bahwa dia ternyata telah berusia 42 tahun) dan aku merasa nyaman karena usiaku pada waktu itu juga32 tahun. Setelah beberapa saat kami saling menyapa sekedarnya, dia menghembuskan rokoknya dengan mukamuram. Aku kemudian iseng mengajaknya.“Kita makan keluar yuk, soalnya hari ini peruntunganku jelek, dari tadi kalah terus”.
Dia hanya tersenyum simpul dan dingin sambil mengacuhkan aku. Kemudian dia berpindah tempat dengan seorang perempuan lain yang ternyata pada akhirnya aku tahu bahwa dia adalah adiknya dari lain ibu.Setelah beberapa lama, aku memutuskan untuk pulang dengan uang yang hanya tersisa Rp 500 ribu di kantong. Pada saat aku melangkah keluar, aku melewati dia dan bertanya lagi..“Mau makan bareng?” dia terdiam beberapa saat dan lalu berbisik dengan adiknya.“Mau makan kemana?” tanyanya kembali pada akhirnya.“Nanti gampang kita cari yang kamu suka” jawabku.


Dia bangun dari mesin Mickey Mouse itu dan ikut bersamaku keluar lokasi menuju tempat parkir mobil. Sampai saat itu aku belum dapat melihat wajah dan bentuk tubuhnya hingga di lokasi parkir mobil. Ketika memasuki mobilku, aku memandang sosok tubuh semampai kurang lebih 157 cm dengan berat 45 kg, anggun tapi penuh kemuraman di wajahnya.Saat keluar dari lokasi, sama sekali tidak terbersit aku akan mengalami suatu love affair yang dahsyat dan akan membuat suatu perubahan dalam jiwaku. Mobil terus melaju dan kami tetap saling terdiam sampai aku mencoba mengarahkan mobilku ke suatu motel di kawasan Jakarta Utara, dimana mobil bisa langsung masuk ke dalam garasi yang tersedia di tiap kamar motel tersebut. Pada saat aku memasuki motel tersebut dia dengan dinginnya berkata..“Memangnya di sini ada makanan?” Aku cukup gugup dengan nadanya yang datar, tidak terkesan takut tidak juga senang.“Aku mau ngobrol sama kamu di sini” jawabku.“Apa nggak ada tempat lain yang lebih bisa buat ngobrol?”, tanyanya.“Kalau kamu keberatan nggak pa-pa, kita keluar lagi dari sini” jawabku.“Nggak usah, kita sudah sampai, ya sudah kita turun”.Jantungku mulai berdegup. Apa dia tahu maksudku?, tanyaku dalam hati. Kami turun dan aku membayar sewa kamar untuk 6 jam tersebut. Di dalam kamar aku memperhatikan keanggunan dia, bertubuh langsing, rambuttebal terikat ke belakang dan ditambah wangi parfum yang mahal dan wajah yang dingin. Dia hanya menyedot rokoknya dengan tenang dan berkata menyindirku..“Kita mau pesan makanan atau mau saling lihat-lihatan di kamar ini?”Aku bangkit dan berjalan menghampiri tempat duduknya dan mendekatkan wajahku ke wajahnya, kemudian aku mencium pipinya halus dan berbisik..“Jangan tanya kenapa aku membawa kamu ke sini, tapi tanya hatimu kenapa kamu mau aku ajak ke sini?” Dia menatapku tajam dengan mata yang di kemudian hari menjadi mata yang aku cintai dan berkata..“Kamu cukup punya nyali ya? Belum kenal, belum tahu nama, sudah main bawa ke kamar. Apa ini kebiasaanmu?” Aku terdiam dan dan mundur menjauh.“Kalau ya kenapa dan kalau ini baru pertama kenapa?” Dia bangkit menuju kamar mandi seraya berkata..“Aku mau kita pulang” lalu ia memasuki kamar mandi. Aku hanya bisa termenung dan memutuskan untuk pulang. Pintu kamar mandi terbuka dan ia keluar, ada sesuatu yang mempesonaku saat ia keluar dengan rambut terurai seraya berkata..“Ayo pulang, aku tidak mau ditipu sama anak seperti kamu”Tiba-tiba entah dari mana keberanian itu, aku memeluk dia dan mencoba menciumnya. Pada awalnya dia agak berontak tapi akhirnya berdiam pasif dan dingin. Bibirnya hanya diam dan terkatup. Bibirku mencari celah rongga bibirnya dan lidahku mencoba memasuki bibirnya. Perlahan tapi pasti aku bisa memasuki bibirnya dan menemukan lidah yang kucari.Pada awal lidahku berhasil mendapati lidahnya, tubuhnya agak tergetar tapi diam kembali. Perlahan tapi pasti aku menyedot lidahnya berputar perlahan dan menikmati setiap lekuk dari bibir dan lidah yang kurasa nikmat itu. Tanpa kusadari, aku mendorong dia rebah ke ranjang. Lidahku mencari lidahnya keluar masuk, berputar dan kusedot dengan perlahan.Nafasnya mulai tersengal, tanganku mulai meraba dadanya dan menemukan buah dada yang begitu kenyal (dalam usia 42 tahun, masih seperti gadis 20 tahun). Lidahku merayap ke belakang telinganya dan menciumnya dengan birahi yang bergelora, tanganku kesulitan membuka pakaiannya sehingga aku bangkit dan mencoba membuka bajunya. Dia memegang tanganku dan matanya menatapku tajam lalu beberapa detik terdiam dan sesudah itu ia berkata..“Biar aku sendiri yang buka, aku takut kamu merobek baju ini”.Jantungku berdebar keras pada saat ia membuka pakaiannya satu persatu. Pada saat pakaian atasnya terbuka, aku melihat buah dada berukuran 34B dibalut dengan BH sutra tipis yang mewah sekali. Kemudian Ia membuka rok panjang yang ia gunakan dan terpampanglah sesosok tubuh yang sempurna dimana pinggul danpantatnya yang begitu montok dan berisi dibalut oleh sebuah g-string warna hitam sewarna dengan BH-nya.Nafasku memburu, kejantananku mengeras di balik celana panjangku dan cukup menyakitiku sehingga aku langsung membuka kemeja dan celanaku dan hanya tinggal mengenakan CD warna hitam. Dia melihatku dan wajahnya agak berubah melihat CD yang aku kenakan sewarna dan juga semi g-string. Tanpa membuang waktu, aku menghampirinya dan dengan keahlianku, dengan sekali sentak, BH-nya terbuka.“Kamu kayanya ahli membuka BH perempuan yah?” (Ucapannya itu yang sampai saat kami terakhir bersama pun selalu diucapkan olehnya).Dengan telah terlepasnya BH-nya, aku menemukan sepasang bukit kenyal yang seharusnya menjadi milik anak gadis berusia 20 tahunan dan bukan milik seorang wanita berusia 42 tahun dengan 3 anak dan 2 cucu. Tanpa membuang waktu, mulutku mencari puting susunya dan menyedotnya lama dan lembut, di dalam gerakan lidahku yang secara perlahan berangsur cepat dan bertambah keras, aku merasa putingnya mengeras dan membuatku menggigit mesra dan lembut hingga terdengar rintihan halus dari bibirnya.Dalam posisi berdiri itu, aku menengadahkan wajahku tanpa sedikit pun melepas puting yang kini telah kugigit-gigit dengan dengan gemas dan kusedot sampai setengah buah dadanya masuk dalam lahapanku yang penuh nafsu berahi. Kulihat seraut wajah itu terpejam sambil menggigit bibir seraya merintih halus seakan tidak rela desahan nafsu terlontar dari bibirnya.Aku merebahkan tubuhnya dan mulutku berpindah dari buah dada yang satu ke yang buah dada yang lainnya. Barangku mengeras dan menempel di pahanya yang mulus, bergesek liar menambah api birahi yang membakarku. Mulutku meninggalkan payudaranya dan turun menelusuri perutnya yang rata tidak berlemak, aku mencium belahan dalam pahanya yang terbalut g-string yang sexy sekali.Mulutku terus menuruni pahanya ke arah lutut dan betisnya. Mulutku mencari setiap jari kakinya dan menciumnya sambil menggigit perlahan dan berpindah ke kaki yang lainnya. Setelah beberapa kali aku ulangi, mulutku mencari lututnya dan menciuminya dari semua arah baik dalam maupun luar hingga tubuhnya menggelinjang hebat dan dia mencoba melepaskan pahanya dari mulutku, tapi tanganku menahan pinggulnya dan lidahku bergerak liar menelusuri permukaan g-string yang menutupi celah yang aku dambakan. Lidahku menyapu permukaan g-string dan mencari celah untuk menyelinap. Dengan sedikit gerakan jariku, lidahku menyapu kelentitnya hingga dia mengerang sambil berdiri dari posisi tidur, lalu berkata..“Aku buka dulu CD-ku, aku takut kamu menggigit dan merobek CD ini”, ujarnya lalu dia mengangkat sedikit pinggulnya dan menarik turun CD-nya.Aku hanya tersenyum mendengar perkataannya karena aku tahu bahwa dia menggunakan waktu membuka CD-nya untuk mengatur nafas yang telah sampai di ujung birahinya. Tanpa membuang waktu, begitu CD-nya telah terlepas, aku langsung saja membenamkan wajahku di tengah lubang kenikmatannya, tapi dia menggelinjang dan menahan wajahku sambil berkata..“Kamu nggak adil, kamu sendiri belum dibuka!”Aku hanya tersenyum melihat wajah yang cantik dan seksi di mataku itu tengah tersengal-sengal mencoba mengatur nafasnya. Aku bangkit dan mundur sedikit sambil tanganku membuka CD semi g-stringku di hadapannya pelan-pelan. Matanya tidak berkedip melihat kejantananku yang berukuran 17 cm dengan urat- urat pembungkusnya telah tegak mengeras dan membundar di depan matanya.Tanganku mengelus kepala helm kejantanananku dan secara tiba-tiba, pada saat dia sedang melihat kejantananku aku menyentakkan kedua kakinya sehingga dia telentang dan berjongkok dan dengan secepat kilat meletakkan bibirku pada bibir vaginanya. Sebelum tangannya sempat mencapai kepalaku dan menolaknya lagi, lidahku sudah menjilat belahan vaginanya dengan jilatan panjang.Tubuhnya bergetar dan mulutnya melenguh panjang. Begitu mencapai kelentitnya, aku langsung mengunyahnya secara halus dan panjang hingga ruangan kamar ini dipenuhi oleh rintihan dan lenguhan birahi yang membuatku kesetanan karena pada setiap rintihannya aku semakin terbakar nafsu dan kejantananku semakin mengeras dan berdenyut mencari tempat untuk menjepitnya.Lidahku semakin lincah dan semakin rajin keluar masuk goa kenikmatannya. Tangannya mencengkeram kepalaku dan menarik rambutku sambil terus merintih keras. Lidahku bergerak cepat dan kadang lambat tapi menggesek kasar di celah goa kenikmatannya.“Stop.., ampun, aku mohon stop jangan buat aku jadi gila!!”, pintanya dengan setengah berteriak. Aku tidak mempedulikannya dan terus mencengkram kedua pahanya yang melingkari leherku.Beberapa detik kemudian aku merasa pinggulnya terangkat dan mengejang. Aku tahu dia akan mencapai klimaksnya. Aku menahan pinggulnya dan lidahku mencari kelentitnya dan kembali aku mengunyahnya dengan lembut tapi bertenaga hingga aku merasa kepalaku dijepit oleh kedua pahanya, rambutku dijambak sekeras-kerasnya olehnya dan keluarlah rintihan panjangnya diikuti keluarnya suatu cairan yang amat aku sukai.“Ahh, shit, shit kamu gilaa!!” Kemudian kusaksikan suatu pemandangan yang membuat birahiku menggelora.Wajah yang penuh dengan keringat, mata terpejam, rambut yang berantakan menutupi wajahnya dan nafas yangtersengal-sengal.Dalam beberapa detik setelah aku puas menjilati cairan kenikmatannya, aku bangkit dan membuka pahanya dan menaikkan kedua kakinya ke pundakku, dengan posisi demikian aku memiliki posisi yang paling ideal untuk memasukkan kejantananku sedalam-dalamnya ke goa kenikmatan yang telah bergelimang cairan birahinya. Aku mulai meletakkan kepala penisku dan menggosoknya pelan-pelan. Setelah siap, aku mendorong kepala penisku memasuki gerbang kenikmatan tersebut.Pada saat kepala penisku yang cukup besar (semua wanita yang pernah merasakan kejantananku selalu mengatakan kepala penisku lebih besar dibandingkan ukuran normal) memasuki lubang tersebut, dia hanya bisa merintih pelan. Aku menahan sebatas kepalanya tertelan oleh leher vaginanya dan berdiam beberapa saat. Aku mulai mendorong sampai setengah batangku menggesek pelan dan terasa nikmat sekali, sesudah itu menarik kembali sebatas leher helm kejantananku dan mendorongnya pelan kembali menembusnya sampai setengah panjang batangku.Aku melakukannya selama lebih kurang sepuluh kali dan aku agak menekan kedua kakinya mengangkang dan membukanya lebar sambil kutekan sekuat tenaga tetapi lembut dan pada saat aku mencapai batas terdalam dan menemukan daging kenikmatan yang menggesek kepala helm kejantananku, detik itu pula tangannya menyambar kepalaku dan menarik kepalaku untuk mencari bibirku dan menciumnya liar sekali.Aku mendiamkan keadaan ini beberapa saat dan aku merasa suatu cairan nikmat hangat merembes dari dalam vaginanya, ia dua kali keluar, pikirku. Sambil tetap berciuman aku menarik batangku sebatas helm yang terjepit erat oleh otot cincin vaginanya dan mendorong kembali sedalam-dalamnya sambil memberatkan seluruh tubuhku ke pinggangku dan kembali menemukan kenikmatan gesekan seluruh batangku bergesekan dengan dinding vaginanya yang mencengkeram erat sampai kepala penisku menggesek kasar daging menonjol dalam vaginanya dan ia merintih panjang dan menyedot lidahku kuat-kuat.Tiba-tiba pada saat posisi terdalam itu dia menarik leherku dan menaikkan pantatnya dan menggoyangnya pelan tapi ditekan sedalam-dalamnya hingga aku terlontar ke sorga ketujuh. Putarannya begitu pelan tapi menekan dalam sehingga kepala penisku terasa digosokkan total dengan daging dalam vaginanya sambil seluruh batangku diremas-remas oleh otot dinding vaginanya.


Dan tiba-tiba ia merintih keras sambil mencakarku keras dan memedihkan punggungku. Dia terlontar melepaskan pelukannya pada leherku sambil pahanya tetap tersangkut di pundakku. Lalu ia tergeletak tersengal-sengal dan aku merasa kembali cairan hangat merembes keluar dari vaginanya. Aku sudah sampai di ujung nafsuku dan aku mencabut kejantananku sambil membalikkannya pada posisi telungkup. Aku menaikkan pinggul dan pantatnya dalam posisi doggie style walaupun kulihat dia sudah kehabisan tenaga.Setelah posisinya pas, aku mendorong kejantananku amblas dalam suatu sentakan keras dan ia merintihsambil tangannya meremas sprei di bawahnya. Di kaca besar yang disediakan di kamar ini aku bisa melihat kejantananku keluar masuk dengan suatu sentakan keras tapi dalam irama lambat. Kepalanya yang menunduk disertai rambut yang terurai lebat membuatku serasa berada di awan birahi dan tiba-tiba aku merasa dia menggerakkan pinggulnya mendorong balik setiap gerakanku ditambah gerakan memutar keras hingga kepala kejantananku seperti diremas-remas hangat dan ketat dan digesekan sekerasnya dengan daging di dalam vaginanya.Agak lama kami melakukan ini sampai kepala penisku terasa agak panas, denyut kenikamatan yang sangat luar biasa aku rasakan setiap aku menggesek keluar dan masuk lubang itu. 


Aku makin dalam mendorong ditingkahi rintihannya yang semakin keras dan aku merasa denyut batang kejantananku merambat ke arah kepala penisku dan otot vaginanya mengimbangi dengan denyutan lembut yang semakin cepat.Tuhan, aku belum pernah mengalami kenikmatan seperti ini, begitu lembut tapi sangat terasa dalam setiap gesekan dan tekanan, batinku berbisik di ambang ledakan kenikmatan diriku. Dan pada tekanan terakhir aku mencengkeram pinggulnya dan mendorong sekuat-kuatnya dibalas dengan dorongan balik oleh pinggulnya, srett, srett, srett semburan demi semburan aku menumpahkan semua birahi yang terkumpul sejak tadi dalam lubang kenikmatannya dan disusul denyutan keras dinding vaginanya dan tangannya mencari pahaku untuk dicakar sekeras-kerasnya.Dalam beberapa saat aku merasa tulangku dilolosi semua dan mataku terpejam menikmati detik-detik saat aku mengeluarkan seluruh cairan kenikmatan di dalam lubang surgawi yang sedang aku masuki ini. Kepalaku berdenyut keras seiring setiap semburan yang aku keluarkan. Setelah itu badai itu mulai mereda walau dalam posisi diam tidak bergerak tapi setiap otot kami berdua bekerja diluar kehendak dan berdenyut keras sampai pelan-pelan melambat. Setelah aku membuka mata, perlahan-lahan aku mencabut batangku yang masih mengeras dan tubuhnya langsung tergeletak lemas seakan pingsan. Aku merebahkan tubuhku di sampingnya dan memejamkan mata.Aku melihat handphone yang tergeletak di samping ranjang dan melirik jam, 1 jam 20 menit sejak aku menunggu dia keluar dari kamar mandi dan memutuskan untuk pulang. Sejam lebih kami bergulat dalam lautan birahi!! Aku mencoba melihat lagi dan memastikan bahwa aku tidak salah melihat jam. Aku melirik ke arahnya dan melihat sepasang bola mata yang menatapku tajam.“Jam kamu pukul berapa sekarang?” aku bertanya.“23.45”, jawabnya sambil melihat jamnya.Persis seperti jamku dan berarti benar kami telah berenang dalam lautan asmara sejam lebih. Dia pun tersentak dan melirikku diam dan aku mengangguk, lalu dia memejamkan mata sambil berkata..“Oh tuhan, gila! Ini nggak mungkin selama ini”Setelah beberapa saat, aku mengambil handuk bersih dan aku selimutkan ke tubuhnya dan aku membuka dua botol minuman complimentary untuk diminum bersama. Setelah beberapa saat dia bangkit menuju kamar mandi dan aku memejamkan mataku lagi, tergolek memulihkan tenagaku yang terkuras habis. Dalam beberapa saat aku membuka mata dan aku menemukan dia sudah berpakaian rapi duduk di kursi dan memandangiku dengan seribu arti. Aku melirik jam dan sudah lewat 40 menit, ternyata aku tertidur, aku bertanya..“Kenapa kamu nggak bangunkan aku?”.“Aku lihat kamu tidur nyenyak sekali, jadi aku nggak tega membangunkan kamu”. Nada yang lembut dan hangat terdengar berbeda pada saat kami memasuki kamar ini.Aku masuk ke kamar mandi dan mandi. Setelah rapi aku keluar dan menyalakan rokok dan tetap tidak tahu harus berbicara apa dengan wanita yang namanya pun belum aku kenal tapi merasakan percintaan terdahsyat selama hidupku. Dia melihat jamnya dan berkata..“Ayo kita pulang, aku harus kerja”. Aku hanya terdiam dan beranjak pergi.“Kamu mau pulang kemana?”, tanyaku.“Cukup kamu antar ke tempat kita bertemu”, jawabnya.“Aku mau tahu rumahmu”, ujarku.“Belum saatnya kamu tahu lebih lanjut tentang aku”.Lalu aku membawa mobilku membelah malam menuju ke tempat kami bertemu. Sampai pada tempat kami bertemu, aku bertanya..“Boleh aku minta nomor teleponmu?” dia hanya tersenyum beberapa saat dan itulah yang membuatku jatuh cinta di saat wajahnya tidak lagi diliputi kesedihan dan berseri ceria.“Kamu bahkan belum tanya namaku, sudah tanya teleponku”. 


Aku tertawa malu.“Boleh aku tahu namamu?”“Natasya”, dia menjulurkan tangannya dan berkata lembut.“Justin”, balasku. Setelah itu dia memberikan nomor HP-nya dan menghilang ke dalam gedung perjudian tersebut.Aku menjalankan mobilku keluar dari gedung tersebut dan berusaha melupakan semua itu yang terjadi seperti mimpi.

Share:

Menikmati Diperkosa Oleh Dua Penjaga Perpustakaan


“Loh pak Samsul, gmana sih?? Kemarin Bapak bilang, Kartu perpustakaan saya sudah beres hari ini, sekarang bilang besok lagi…Gmana sih pak ??? Kerja koq ga bener gitu sih???”“Yak maaf Dek Karina, Pak Bambang Gak masuk hari ini jadi kami ga bisa minta tanda tangan persetujuan-nya…” Kata pak Samsul, penjaga perpustakaan, berambut tipis setengah baya itu, dari seminggu yang lalu dia selalu bilang besok,….lusa,..Cape dech..“Pak, saya sudah ngurus ini dari sebulan yang lalu, masa ga beres-beres pak, saya butuh data-data skripsi besok, saya harus menyerahkan-nya besok pak…Gmana sih??? Skarang saya Foto-copy ga boleh…Gmana sya mau buat skripsi saya?? Bapak mau bikinin??? Pasti gak bisa kan bapak…??” Cape aku membentak-bentak orang ini, memang susah menghadapi orang-orang tak berotak seperti dia…


“Ya terserah non, skripsi-skripsi non, kenapa saya yang musti mikir, ” sambil berlalu untuk istirahat makan siang…Aku hanya bisa mengumpat Karinaa perlakuannya…Aku pun meninggalkan perpustakaan itu, benar-benar pusing aku, gara-gara kehilangan dompet bulan lalu benar-benar menghambat skripsiku, padahal besok deadline kerangka skripsi,…Aku pun menelepon sahabatku, Sherly..Dari ujung telepon sana dia mengatakan kalau dia ada di FoodCourt Kampus, aku pun segera beranjak menemuinya..Oh iya Nama-ku Karina, ya ada nama lengkapnya sich, tapi itu aja ya..Hehehe.Mungkin beberapa dari kalian pernah melihatku di majalah-majalah remaja ibu kota, aku memang seorang Model, Dengan wajah oriental dan tubuh sexy-ku, aku pikir aku memenuhi syarat itu koq,..Soal kehidupanku, kalian tahulah kehidupan model, bener gak???Tak lama aku pun sampai di foodcourt, setelah memesan Jus Lemon kesukaanku, aku menuju ke tempat Sherly, Kebetulan Ben ada disitu, dia cowo Sherly, Ganteng ma Keren banget dech, sayang dia ga jadi nembak gue, ga PD katanya padahal gue sih mau aja ma dia..


Ben baru lulus dari sini juga, tahun lalu sekarang dia kerja di satu perusahaan terkemuka di Indonesia..Lumayan sih, jadi aku bisa nanya-nanya skripsi sama dia…Sambil menemani Sherly makan siang, aku pun meneguk Jus-ku, kemudian kami mulai bebincang-bincang ringan, aku pun mencurahkan kekesalanku pada mereka,…“Lu tau gak, Kartu perpus gue belum beres juga, padahal lu tau sendiri gue butuh buat besok, masa bikin gitu aja udah sebulan ga beres-beres, kacau gak…Bikin SIM, STNK, KTP, Ma Card aja seminggu beres, ini..bener-bener dech..” Kataku kesal, “Udah Ren, lu ngapain marah-marah gitu sih, mang lu ga da bahan sama sekali, oh iya lu mang butuh kerangkanya ya..Gue sih ngopy punya Ben, lu sich bikin Topik aneh-aneh” Jawab sherly menenangkan-ku, bukan jadi tenang malah makin kesal aku dibuatnya..Dia sih enak nah aku harus usaha sendiri,…“Udah Ren, lu catet aja singkat di perpus entar, ya lu catet aja, bentar juga beres, tar lu pulang lu ketik dech, beres kan besok..” Ben memberi saran, “Ya iya sich Ben, Tapi gue ga da temen cewe lu nich, tar pake kuliah segala, kan males sendiri, Temenin ya???Hehehe” pintaku, sambil menggodanya.. Sherly yang memang pencemburuan segera memotong pembicaraan, sambil mencubit Ben dia berkata, ” Gak,gak Lu bilang mau balik Kantor entar “.. Lucu banget reaksinya..Ben yang takut ma ceweknya itu, langsung menjawab “Iya Ren, Gue kerja ntar, gak bisa,” Sambil kesakitan, hehehe, mereka memang lucu banget..Kami pun berbicara santai lainnya, sampai waktu menunjukan pukul 1 siang, istrahat siang sudah selasai, Sherly segera bergegas menuju kelasnya, sebelumnya dia masih sempat menyium Ben..Tak lama giliran aku dan Ben yang meninggalkan Tempat itu, kami berjalan bersama, sampai gedung depan, ya perpustakaan memang ada di gedung depan lantai 10, mobil Ben juga di parkir di depan, Kami pun ngobrol-ngobrol di perjalanan singkat itu, setelah terpisah di lift, dia masih sempat berkata Gud Luck padaku,..Tampaknya dia masih ada hati padaku, hehehe..Setelah sampai di depan perpustakaan, aku hanya bisa terdiam, Perpustakaan masih tutup, ah, hari jum’at lagi ingatku, saatnya mereka ngaret bukanya…Ah dasar, dengan kesal aku kembali turun ke bawah, ah lebih baik aku ke mall saja, lagi juga cuma di sebelah kampus…Setelah sampai, aku berjalan sendirian disana, BT banget, setelah berjalan-jalan sebentar, langkah-ku terhenti di sebuah outlet, Tas-tasnya lucu banget, lagi diskon lagi…Tanpa pikir aku melangkah masuk toko itu..Aku segera menyatu dengan kerumunan orang yang sedang memilih-milih sandal dan tas itu..Lucu-lucu loh…Setelah bergulat cukup lama, aku pun memilih 1 tas pink, dan 2 sandal santai, heh untuk tas itu aku sempat berebut dengan ibu-ibu loh..Ga tau malu, masa dah tua gitu mau pake tas gini,..Ga matching Donk…Setelah membayar aku pun melihat jam-ku, ya ampun sudah hampir setengah 3, aku pun bergegas menuju Kampus, dan menuju mobilku untuk menaruh belanjaanku, dan segera menuju perpustakaan,..Untung masih buka…Setelah menaruh tasku di loker, aku melangkah masuk namun langkahku kembali dihentikan,…” Maaf Dek, Ga boleh bawa bulpen , ma kertas, Ditaruh di dalam loker saja..” Kata seorang petugas berkumis lebat, bernama Dahlan, ya dia memakai badge namanya, makanya aku tahu…“Aduh pak, ini ga boleh, itu ga boleh, Saya mau bikin skripsi pak, masa dipersulit terus sich…” Bentaku padanya…”Ya maaf Dek tapi itu peraturan dari Dekan,…” Suara itu kukenal, pasti itu si Bandot Samsul…Dia tampak duduk di meja peminjaman buku itu,…Dengan emosi ku lempar pulpen yang kupegang, Tepat mengenai jidatnya yang licin, lucu sekali, dia tampak kaget dengan kelakuanku…“Ya panggil pak, Tuh Dekan, Kalo perlu Rektor Ma Pudek sekalian biar pada tahu, kerjaan bapak yang ga becus,”Sentak-ku, bentakan ku, tampak memancing beberapa mahasiswa lain yang berada disana, mereka tampak mengiyakan tindakanku, pasti karena mereka pernah mengalami masalah seperti ku,.Merasa diatas angin aku kembali menyentak mereka,..setelah berdiskusi mereka akhirnya mengizinkanku untuk membawa paper dan bulpenku, Sambil mengembalikan pulpenku pak Samahudin berkata..”Yawda non, tapi jangan sampai ketahuan ya,,” Aku pun berlalu meninggalkannya, menuju tingkat 2 tempat arsip-arsip Skripsi…Setelah mengambil Arsip bertopik sama denganku, aku pun mulai mencatat poin-poin pentingnya…Ternyata banyak dan melelahkan juga ya…T-ak terasa 1 jam berlalu, aku pun mulai mengantuk, sambil melepas jaketku, aku menggunakan-nya untuk menjadi bantal-ku untuk menyender dimeja…Dasar bodoh, aku malah ketiduran…Aku pun terbangun, kulihat jam tanganku, Sial udah jam setengah 7, kenapa ga da yang bangunin gue…..Beberapa lampu ruangan sudah dimatikan, aku pun segera menelepon mamiku, untuk memberitahu pulang terlambat, aku ga mau membuat mamiku yang single parent khawatir…Sebelum menutup telepon dia sempat memintaku untuk berhati-hati…Aku pun segera menyelesaikan tugasku secepatnya, akhirnya selessai juga…Saat itu sudah hampir jam 8 malam, segera kubenahi peralatan-ku,..Setelah mengembalikan Data skripsi itu, aku pun beranjak dari situ dan turun ke bawah, 2 sosok orang tampaknya sedang menungguku,…Ternyata pak Samahudin dan Pak Dahlan,…”Dah beres non, baru mau kita temenin ya Lan,” Kata pak Samsul, “Non Lagi, udah lu pada diem aja gue mau pulang nich..!!!”..sesaat setelah melewatinya, tiba-tiba sebuah lengan kuat mencengkram leherku…“Apa-apaan nich pak” Seruku kaget…”Kita orang mau ditemenin ma non donk..”kata Pak Dahlan..” Ya kapan lagi ngbrol ma model kaya non” lanjut pak Samsul…Bulu kuduk ku berdiri, ketika pak Samahudinmendorongku kedinding dan membuka jaketku…Dia mulai menjilati leherku, Jijik aku dibuatnya…Pak Dahlan pun tidak ketinggalan dan mulai memainkan dadaku,…”Sinting kalian semua” sambil berusaha meronta melepaskan diri..Namun sebuah tamparan, mendarat di pipiku, aku pun tertegun sesaat..Air mata mulai membasahi mataku…Kini aku hanya pasrah saja ketika pak Dahlan emsaki bagian dalam TankTop-ku dan menarik lepas Bra 36B ku lepas…Dengan kasar dia memainkan putingku, sambil menjilati putingku dari luar Tank-topku…Kini putingku tercetak jelas di Tanktop putih itu..Tak sabar pak Samahudin melepaskan pakaianku itu dengan kasar, untung saja tidak sobek…Kini Payudara-ku yang putih padat itu, dengan sepasang puting coklat kemerahan…Menjadi pandangan mereka,…”Hahahaha, memang Toketnya model beda..” Kata pak Dahlan,..”iya liat aja tuch pentil dah keceng, mank model rata-rata perek,” Ejek pak Samsul, Dalm kata-katanya aku merasa ada nada dendam dari kata-katanya..Dengan kasar mereka memperlakukan bibir dan dadaku,sesekali mereka menarik putingku, dan menekan-nekannya dengan kasar…Tak terbantah, aku sesekali merasakan kenikmatan diperlakukan seperti itu.Setelah berbincang-bincang, tampaknya pak Samahudin mendapat giliran pertama mengarapku..Dia membuka pakaian dinasnya dan mulai menjilati leher dan mencumbu bibir mungilku..Tangannya dengan kasar menarik-narik putingku, dan merajahi dadaku dengan kasar…Dengan kasar dia menarik putingku, tampaknya dia ingin melihatku menjerit-jerit kesakitan…“Aaaahh..Aduh pak ampun pak..Maafin saya..Pak adududuh…” Aku menjerit dengan air mata yang sudah meleleleh di pipiku..”tadi segitu galaknya non” jawab pak Samahudin singkat..Tanpa ampun dia terus mengerjaiku…Bosan dengan dadaku, dia mulai menjarah bagian bawah tubuhku, sungguh aku sangat ketakutan, tak dapat kubayangkan apa yang akan dia lakukan..Setelah melepas celana jeans-ku, Pak Samahudin mulai menjilati kemaluan-ku yang masih terbungkus oleh, celana dalam merah-ku…Sesekali dia mengorek-nya..Perasaan itu sungguh menjijikan namun memberikan rasa nyaman bagi-ku..Tak lama bermain dengan kemaluan-ku yang masih terbungkus celana dalam itu, Tampak-nya dia tak sabar untuk melumat kemaluanku, dia menarik lepas celana dalam-ku yang sudah basah oleh air liur, dan mungkin sedikit cairan Vagina-ku…“Gila si enon, Putih amat, Bulunya sexy lagi…” Kata pak Dahlan yang diikuti oleh pak Samahudinyang masih terdiam menyaksikan kemaluanku, Oh tidak aku baru ingat kemarin baru saja aku mencukur bulu kemaluanku melintang keatas…Sungguh aku hanya coba-coba karena menyaksikan film porno yang kupinjam dari teman-ku…” Biar bayaran-nya naik ya Non??” Ejek pak Samahudin yang tadi terdiam sejenak…Berengsek pikirku, memang dia pikir gue cewe apaan???Dengan menahan malu, aku pun kembali berusaha melepaskan diri namun Pak Dahlan memegang bahuku, dan menekannya keras ke lantai,…Dia yang kini telah melepas pakaian dinaskerjanya itu, sehingga tampak perut buncitnya yang hitam…Dia mulai menciumi tengkuk-ku, sambil sesekali melumat bibir-mu, perlakuan-nya itu bukan berarti Pak Samahudin menghentikan aksinya..Dia kini sudah meraba-raba Vaginaku, sambil sesekali memainkan dan memncet Cliktorisku…“Aaaah, Pak, jangan pak,…” Sebenarnya perasaan itu sungguh nyaman namun aku harus menahan harga diriku juga…Dia kini mulai mengorek-ngorek Vagina-ku, tangannya yang kasar itu, menerobos Vaginaku yang masih sempit, Tampak dia mulai menjilati kemaluan-ku agar cukup basah, sehingga memperlancar jarinya untuk meluncur masuk,…Setelah dirasa cukup basah, dia memasukan jari tengahnya, perlahan, namun membuat vaginaku nyeri, tentu saja Jari tanganya yang panjang itu tidak muat seluruhnya dalama kemaluan-ku,..Tampak-nya pak Samsul tidak puas dengan itu, dia terus berusaha mengorek masuk…“Aduh pak, udah pak cuma muat segitu pak…Jangan dipaksa lagi mmmmm” Ucapan-ku terhenti karena Pak Dahlan melumat bibirku, permainan lidahnya sangat kasar, namun mampu membuatku menikmatinya…Aku mulai membiarkan pak Samahudin mempermainkan vagina-ku, aku sudah terlanjur melayang oleh permainan Lidah Pak Dahlan…Aku terhnti menikmati permainan Pak dahlan, karena pak Samahudin menusukan tangan-nya dengan kasar, dengan sekali tusuk dia menembus Vagina-ku, Aku pun berteriak sekuat-nya, sampai-sampai Pantatku terangkat dari Lantai, Namun bukan rasa kasihan yang kudapatkan, malah pak Samahudinberkata…”Tuh masuk kan Non,,Kata siapa ga muat, Yang disambut tawa pak Dahlan..Kini pak Samahudin mulai memaju mundurkan jari-nya, beberapa saat kemudianaku mulai terbiasa dengan ukuranya itu, dan mulai menikmatinya..”uhhh, pak pelan-pelan pak, sambil sesekali melayani lidah pak Dahlan,.. Birahi-ku mulai mendesak keluar, kemaluan-ku yang mulai basah menimbulkan sedikit bunyi Karinaa serbuan tangan pak Dahlan itu…Tampaknya tubuhku mulai tak tahan menahan sensasi nikmat ini…Dengan nafas terburu, Aku mulai merasakan tubuhku mengeras..Ohh..Permainan kasar pak Dahlan dan Pak Samahudin membuat tubuhku mengejang sesaat, Tak tertahan lagi aku pun merasakan Organsme-ku yang pertama hari ini…“Liat si enon, tadi jerit-jerit gak mau, sekarang enjoy juga..Hehehe” Tawa pak Samahudin sambil menarik keluar Jarinya dari vaginaku,..Kini aku hanya bisa melihat kesudut ruangan yang hampa,…“Heh non jangan bengong aja…” Aku pun menengok, Tampak Pak dahlan dan Pak Samahudin yang sudah membuka seluruh pakaian-ny, kini mereka sama telanjang bulatnya denganku, Sambil berkacak pinggang pak Dahlan berkata..”Sepongin kita donk Non,..Model kaya non kan demen nyepong kan???”Yang disambut tawa pak Dahlan…Kemaluan Pak Samahudin memang lebih kecil dari Pak Dahlan..Tapi tetap saja ukuran kemaluan mereka membuat mata ku terbelalak, Penis-penis hitam itu tampak kokoh berdiri ditempatnya…Dengan perasaan bergidik aku hanya bisa terjongkok menyender ke dinding..Mereka yang tak sabar menungguku mulai mendekatiku…Pak Dahlan dengan kasarnya menarik rambutku, Dia menepak-nepakkan kemaluannya ke wajahku, Bau sekali, perlakuannya yang tidak wajar itu sungguh menakutkan bagiku,..Dengan terpaksa aku mulai meraik kemaluanya, dengan tanganku aku mulai mengosok-gosok kemaluanyya yang berukuran lebih besar dari kepalan tanganku,…Sungguh mengagetkan,, secara tiba-tiba pak Samahudin memasukan kemaluannya itu ke mulutku yang terbuka itu,…sambil gelagapan aku berusaha untuk menerima penisnya di mulutku,…”Isep non jangan di emut aja…”Perintah pak Samahudin dengan nada tinggi..Aku pun berusaha semampuku, karena mulutku tak mampu menerima seluruh kemaluannya..Sambil bersimpuh dilututku, Kini aku mulai bisa mengendalikan keadaan sekarang,sambil sesekali menjilat dan memainkan bolanya, tampak Pak Samahudin merem melek dengan permainan-ku.. ” Sialan lu, gw yang minta duluan jadi lu yang disepongin, gmana sih,..” Protes pak Dahlan, “Udah lu cobain aja memeknya tuh, wangi banget..” Jawab pak Samsul, Pak Dahlan pun hanya mengiyakan temannya itu, dan merengangkan Lututku, aku sudah tak peduli lagi, terus terang ini adalah penis terkeras yang pernah kuoral, aku tak perduli lagi, walau penis ini bau dan milik orang yang tidak selevel denganku, namun nafsuku tak bisa berkata tidak…Pak Dahlan, mulai mengesek-gesekan jarinya dimulut Vaginaku, dia tampak menikmati sekali reaksi wajahku, dari belakan sambil sesekali menjilati leherku, dia mulai memasukan perlahan-lahan, permainan-nya yang lembut mulai membuatku terbuai, berbeda dengan pak Samahudin yang kasar..Dia tampak sungguh gentle, mempermainkan-ku..“Non, Jangan bengong aja donk, sepongin nich, Gimana sih,” seru Pak Samahudin yang tak sabar karena aku terhenti menghisap penisnya, Sambil menyodok-nyodokan penis hitamnya itu…Permainan jari pak Dahlan membuatku sungguh melayang, tanpa disadarinya aku sudah berorgansme 2 kali,…Sungguh aku sangat malu mengakui-nya,,Betapa bitchynya diriku, menikmati diperlakukan seperti ini,..Vagina-ku yang sudah banjir itu, membuat pak Dahlan tak sabar lagi menggarap-ku…Dia menundukan tubuhku secara tiba-tiba, yang membuatku, melepaskan hisapan penis pak Dahlan, dengan nafsu yang mengebu dia mulai mengesek-gesekan kemaluannya yang kokoh itu pada mulut vagina-ku…Sambil memejamkan mataku, aku berusaha menyiapkan otot-otot kemaluanku untuk menerima roket itu, sungguh aku tak tahu apa aku sanggup menampung penis itu,…


Perlahan pak Dahlan, memasukan penisnya, walaupun bagian depan Vagina ku sudah becek, namun bagian dalamnya masih cukup seret, dan menimbulkan rasa perih yang menikmatkan…”Aduh pak, pelan-pelan pak, sakit,…”Pintaku padanya, “tenang aja Non, Ga nyangka sempit ma seret banget ya…”, jwabnya…”Mank gitu memek Cina, Lan, enak kan, seponganya juga asoy banget, tar lu cobain dech..” Kembali Pak Samahudin yang tampak dendam padaku itu, mengejeku, Namun aku sudah terbuai oleh penis di Vaginaku itu…Perlahan-lahan, akhirnya Dengan usaha yang cukup keras Penis Pak Dahlan sanggup aku tampung seluruhnya, Setelah sesaat merasakan denyut kemaluanku, dia mulai memaju mundurkan penisnya itu…”aaah, pak aaahh, pelan pak, pelan,..” Aku kembali berkata sambil mendesah, sungguh walaupun penis itu sudah masuk seluruhnya, namun vagina-ku masih belum bisa menerimanya,..ukuranya benar-benar menjadi masalah untuk Vaginaku.Pak Samahudin yang tak sabar menunggu kini kembali meminta service oral dari-ku,..Dengan terpaksa aku yang sedang terbuai dengan permainan Pak Dahlan menyanggupinya…Belum sempat aku memasukan penis pak Samahudin dalam mulutku, tubuhku kembali mengelinjang,..aku tak mau menahanya,..Aku ingin merasakan kenikmatan dalam tiap organsme ku… Aku pun memasarahkan diriku menerimanya…“aaaaaahhhh, pak berhenti sebentar pak…” Aku memohonnya, untuk mengistirahatkan sesaat Vaginaku, namun berbeda dengan biasanya, Pak Dahlan kini tak menuruti permintaanku, dia terus memompaku, makin lama, makin cepat,…Aku benar-benar kewalahan dibuatnya, belum lagi pak Samahudin yang tak sabar memasukan mulutnya ke mulutku, yang sedang mendesah..Aku sudah tak perduli lagi, dengan penuh nafsu aku mengoral penis itu, Sungguh nafsuku tak tertahankan kini,…Tubuhku mulai tak kuasa menerima ini semua, Orgasme demi orgasme menderaku, belum lagi aku dikejutkan dengan sperma Pak Samahudin yang meledak di mulutku, “Telen non telen kalo ga saya gampar!!!” Perintahnya, sperma kental itu sungguh sulit kutelan namun rasa takut dan nafsu membuatku menelanya, Sialnya sperma itu sungguh banyak, dengan terpaksa aku menelanya, setelah selesai dia memintaku untuk menjilati penisnya yang sudah agak loyo itu sampai bersih,…Beberapa menit kemudian giliran Pak Dahlan yang meledak, untung dia menarik penisnya, sehingga tidak meledak di dalam, dia meledak di punggungku, Setelah itu dia kembali memintaku menjilati penisnya seperti yang kulakukan pada pak Samsul,…Belum sempat aku beristirahat, kini giliran pak Dahlan menjajal Vaginaku, dengan sekali tusuk kasar dia mengamblaskan Penisnya yang sudah kembali menegang itu ke vaginaku,…Permainanya yang kasar, berbeda dengan pak Dahlan, namun memberikan rasa nikmat yang tidak kalh, Penisnya tidak sebesar pak Dahlan, namun dia tahu bagaimana menggunakanya dengan tepat, aku benar-benar kagum dibuatnya, sambil terus mengenjotku, dia tidak pernah absen memainkan putingku dan clitorisku, menamabah rasa nikmat yang kurasakan…Belum sampai 10 menit aku kembali organsme dibuatnya, Kini pak Dahlan yang tadi istirahat kembali mengerjaiku, dia memintaku untuk mengoralnya, aku yang sudah tenggelam dalam birahi ini hanya menganggup sambil melumat penisnya tanpa diminta,…Kenikmatan yang kurasakan membuatku tak tahu lagi sudah berapa kali orgasme, aku terus mengerakan mulutku dan pinggulku, aku benar-benar tenggelam dalam birahi ini, desahanku memenuhi perpustakaan kosong ini…Setengah jam berlalu, tubuhku mulai kelelahan menerima pelajaran dari mereka, tidak ada sedikitpun tanda-tanda mereka akan meledak,dari mana mereka mendapat stamina ini di usia setengah bayanya… aku hanya bisa mendesah dibuatnya…Ini semua terasa lebih buatku,…Dengan satu sentakan kuat, tiba-tiba pak Samahudin meledak didalam kemaluanku, Untuk kesekian kalinya aku dibuatnya Orgasme,..sial bagaiamana kalau aku hamil, aku mulai menghitung-hitung, untung ini bukan jadwal suburku…Aku bisa merasakan sperma pak Samahudin meluncur disela-sela penisnya, dan keluar dari kemaluankuBelum sempat aku berlega hati, giliran pak Dahlan yang meledak,..aku kembali dipaksa untuk menghisap seluruh sperma yang meledak itu…Untung tidak terlalu banyak, setelah itu untuk beberapa saat kami beristirahat, tubuhku kelelahan, vagina-ku sudah sangat ngilu,..Setelah beberapa saat beristirahat mereka mulai mengenakan bajunya lagi,…”Makasih ya non puas banget nih kita,…Lain kali boleh nich diterusin,…”Ejek pak Samsul,..”Iya Non, tadinya pengen nyobain Pantat non, Tapi Haram, hehehe” Sambung Pak dahlan,..”Sialan lu, Mang gue apaan!!!” hardik ku kasar, namun tak dapat dipungkiri aku-pun merasakan kenikmatan yang Ingin terus kuulangi, tapi tidak saat ini, Aku benar-benar tidak sanggup lagi sekarang…“Ah tadi ampe kelojotan gitu…, Dasar perek” Bentak pak Samahudin sambil berlalu meninggalkan-ku, tergolek di lantai dingin ini, kupingku merah dibuatnya, namun harus kuakui, aku menikmatinya walau itu memalukan,…


Setelah beristirahat sejenak, aku membereskan barangku, mengenakan kembali pakaianku, untuk pakaianku tidak terkena sperma mereka…Aku pun meninggalkan perpustakaan itu…Sambil memikirkan Judul Skripsiku yang lain…
Share:


 

TOGEL ONLINE
AMAN & TERPERCAYA
NAME DEPO BETT JOIN
VELBETT 1.000 Sepuasnya Tekan
BBTOTO 1.000 Sepuasnya Tekan
FFTOTO 1.000 Sepuasnya Tekan
since © 2015

Entri yang Diunggulkan

Memuaskan Pacarku Yang Lagi Horny Berat

Selepas SMA, Jenni, waktu itu 20 tahun, melanjutkan studinya ke Akademi Sekretaris ternama di Bandung. Dengan wajah sangat cantik, tubuh tin...

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Posts

Pengikut

Flag Counter

Total Tayangan Halaman