Apakah kalau cewek pakai gelang kaki, artinya cewek tersebut nakal? Gelang di pergelangan kaki Windy menarik perhatiannya dari tadi. Dia teringat obrolan teman-temannya di dalam kelas beberapa waktu lalu. Katanya kalau cewek sudah nikah tapi pakai gelang kaki di kanan itu artinya swinger. Yang lain tidak tahu apa arti swinger. Jadi teman yang bilang pertama kali menjelaskan, swinger itu artinya sudah nikah tapi mau gituan sama orang lain. Tukaran suami/istri. Anak-anak SMA itu sebagian melongo, sebagian lagi tertawa-tawa nakal. Dari dalam mobil itu, pemandangan terlihat gelap keruh karena kaca filmnya sangat gelap. Kalau ada orang lewat, dia tidak akan bisa melihat apa yang terjadi di dalam. Tapi di tempat parkir yang sepi itu orang jarang lewat. Cuma ada dia dan Windy di dalam mobil. Windy membaca SMS yang masuk ke ponsel yang dipegang tangan kanannya. “Suamiku nanya kapan pulang. Aku jawab sebentar lagi. Kalau kamu sebentar lagi apa masih lama…”“…crotnya?”
Dia mengenal Windy sebagai sosok perempuan high class, jadi mendengar Windy berbicara seperti pelacur murahan membuat penisnya yang dipegang tangan kiri Windy jadi makin keras. Windy mulai mengocoknya lebih cepat sambil menaruh HP. Dia melihat kilatan cincin kawin di tangan kanan Windy. Dia mengulurkan tangan, mau menyentuh tubuh Windy, tapi Windy menampar tangan itu.“Aku bilang kan tadi, jangan pegang-pegang…” kata Windy.Windy berhenti mengocok, membungkuk, membuka bibir merahnya, menjulurkan lidah. Setitik mani di lubang di kepala burung dijilatnya.“Kalau berani coba pegang lagi…” Windy menggenggam lagi HP-nya, “aku telpon suamiku, terus kubilang aku mau diperkosa sama kamu. Suamiku kenal polisi, dan tau kamu itu siapa. Ngerti, Irzan?”
Dia, Irzan, menjawab dengan anggukan. Biarpun laki-laki, sebagai anak SMA wibawanya kalah dengan perempuan ini. Baru kali ini dia merasa terangsang sekaligus gentar.“Bagus,” kata Windy dengan puas sambil mulai mengocok lagi. “Kamu baru boleh nyentuh aku kalau kusuruh.” Dia lalu mengangkat tangan kanan ke depan mulut, memonyongkan sepasang bibirnya yang merah basah, dan meludah ke telapak tangannya. “Cuh!” Windy kembali mengocok penis Irzan. Terdengar bunyi becek dan Irzan merasa ada tekanan yang mulai terbentuk di dalam buah pelirnya. Dan dia cuma bisa bengong. Bengong melihat Windy memasturbasinya dengan tangan dan mulut Windy yang dekat sekali dari kejantanannya. Dan bibir indah itu pindah ke atas penisnya…Windy menjilat lagi mani yang menitik. Sambil terus mengocok.“Kita nggak punya banyak waktu, sebentar lagi Faisal datang ke sini. Jadi aku mau tanya langsung. Kamu mau masukin kontolmu ke dalam mulutku nggak?”Irzan kaget mendengar santainya Windy menanyakan itu. Dia menjawab terbata-bata, “I-i-iya.”Tampaknya Windy suka jawaban itu. Dia bangkit dan mendekatkan bibirnya ke telinga Irzan. Irzan merasakan nafas hangat Windy di telinganya selagi Windy berkata nakal, “Itu yang kamu bayangin ya Irzan? Kalau kamu ke rumahku buat ketemu Faisal? Pengen kusentuh kayak gini? Kontolmu dikocokin?” Irzan mengangguk, memang itu yang ada di dalam pikirannya sejak dia pertama kali bertemu kakak temannya itu. Windy adalah kakaknya Faisal, teman sekolahnya. Masih muda, baru 27.“Kamu pengen aku tempelin bibirku ke titit kamu? Pengen aku nelen batang kamu?” desis Windy di telinga Irzan.Lagi-lagi Irzan cuma bisa mengangguk.“Jawab yang benar, Irzan!” perintah Windy.“Iya!” sembur Irzan“Iya apa?”“Iya… Kak Windy, tolong isep kontolku!”“Bagus. Gitu dong kalo jadi cowok, tegas, bilang apa yang dimauin.
Satu lagi pertanyaannya. Jam berapa sekarang?”“Heh? Kok nanya waktu?” Irzan bingung tapi dia otomatis berusaha mencari jawabannya. Di mobil pasti ada jam digital. Dia menengok ke arah jam digital di dashboard lalu membaca angka-angka di sana.“Jam setengah tigGAAAHH!??”Windy tak menunggu jawaban dan langsung melahap kemaluan Irzan yang sedang membaca jam. Irzan menjerit kaget dan langsung menoleh ke bawah. Dan dia melihat pemandangan paling menakjubkan sepanjang hidupnya. Kepala penisnya dijepit bibir merah seksi Windy. Windy melepasnya lagi dan meninggalkan bekas lipstik di sana. Lalu Windy memasukkannya lagi dalam mulut, kali ini sampai setengah batang. Bibirnya mencengkeram erat lalu mulutnya mundur lagi. Hasilnya adalah noda merah seputar batang basah Irzan.“Mmmh… enak nggak Irzan?” Windy bertanya sambil menatap Irzan. Jawabannya anggukan. Windy kembali ke bawah dan kali ini mengenyot salah satu buah pelir Irzan. Disedot lalu dilepas seperti diludahkan. Kembali lipstiknya tertinggal di sana. Lalu Windy mulai menjilati seluruh permukaan batang Irzan. Tangannya menggenggam pangkal batang itu dan dia mulai menyepong. Bibirnya masih merah menyala, turun menyusuri batang, makin lama makin dekat dengan pangkal. Jarinya yang menggenggam pangkal batang ternoda merah ketika bertemu bibir itu. Di jari yang lain, cincin kawin tampak berkilat menyilaukan mata Irzan. Kepala Windy naik turun memberi kenikmatan. Irzan jadi berpikir macam-macam. Posisinya benar-benar rawan. Celananya terbuka, dan kakak temannya sedang menyepong kemaluannya. Apa yang bakal terjadi kalau ada orang yang memergoki? Tapi Irzan juga merasa dia makin tak tahan. Birahinya sudah mau meluap. Dia sedikit lagi muncrat dalam mulut Windy, dan tidak ada lagi yang dipikirkannya! Dia mulai mendesah tak karuan.“Agh… aah… Ungh… Ga… Tahaan!”Dan tiba-tiba Windy meremas penisnya yang sudah mau menembak itu!“Mau apa kamu, Irzan??” tantangnya.“NGHH!! KAK!! MAU!! CROT!!” Irzan meracau karena sudah lepas kendali.“Ayo crot di dalam mulutku Irzan! Crot-in mukaku! Bikin aku mandi peju!” Lalu Windy menyepong dengan ganasnya. Dia memasukkan seluruh batang itu ke mulutnya, lalu naik turun dengan cepat”“Aym crof ff dalmf! Crfin knfolm!” Kata-kata Windy tak kedengaran jelas lagi karena dia berusaha ngomong dengan mulut penuh.“Ah! Ahh!! Kak! Aku! GA TAHANNN! DI DALAM!!” Mendadak gelora kenikmatan melanda dan Irzan merasakan senjatanya mulai menembak gencar di dalam mulut Windy. Seluruh tubuh Irzan sampai melengkung dan mengejang ketika semburan demi semburan memancar kuat. Windy sepertinya menelan semuanya.“NGGHHHAAA!!” jerit Irzan.Windy mencengkeram pantat Irzan dan malah mendesakkan penis Irzan lebih jauh ke mulutnya. Semburan peju Irzan sepertinya terlalu banyak dan Windy tak cukup cepat menelannya, sehingga sebagiannya mengalir keluar. Windy lalu malah melepas kemaluan Irzan dari mulutnya dan mengocoki batang yang sedang menembak-nembak itu sambil menyemangati.“Ya! Ayo crot lagi! Mandiin aku pake peju!”Dan dua semburan berikutnya mendarat di wajahnya, lalu di rambutnya. Akhirnya semburan-semburan itu reda dan Windy menjilati sisa-sisa yang mengalir di batang Irzan. Cipratan peju ada di mana-mana, di wajah dan tangan Windy, termasuk di atas cincin kawinnya. Sesudah lega mengeluarkan simpanannya, Irzan menengok ke arah jam lagi. 15.00. Jam tiga! Dan Faisal sudah terlihat berjalan ke arah mobil bersama beberapa teman lain! Tapi Windy lebih gesit bertindak.“Ayo cepat pakai lagi celananya!” perintahnya, selagi dia sendiri menyambar tisu dan menyeka wajah. “Kalau sudah, cepat keluar!”Irzan buru-buru keluar dan bersembunyi. Tak lama kemudian Faisal, adik Windy, teman sekelasnya, sampai ke mobil Windy. Dari tempat persembunyiannya di balik semak, Irzan melihat Windy sudah bertingkah normal lagi. Dia melihat mobil itu pergi membawa Windy dan Faisal, lalu dia sendiri berjalan pulang. Di jalan, HP Irzan berbunyi. SMS. Dari Windy.“wiken ini jangan kemana2. jangan coli.”Irzan menelan ludah.*****Mundur sedikit ke belakang dalam waktu.Windy sebenarnya memang rada eksibisionis, jadi ketika Faisal adiknya mulai sering membawa teman-teman sekolahnya ke rumah, sisi eksibisionisnya terpancing. Meski belum tua-tua amat, Windy amat memperhatikan tubuhnya dan selalu merawat kecantikannya. Bukan demi suami; lebih karena dia sendiri menyukai kekaguman orang terhadap dirinya. Suatu hari, ketika teman-teman Faisal sedang ada di rumah, kebetulan Windy yang sedang hanya memakai kaos tanktop dan celana pendek mendekati mereka untuk menyuguhkan cemilan. Penampilannya itu membuat anak-anak SMA itu terdiam dari obrolan mereka dan melongo. Ketika Windy membungkuk untuk menaruh cemilan, dia melihat seorang teman Faisal yang berada di depannya tidak bisa tidak menatap dengan penuh nafsu ke arah buah dadanya yang menggantung di balik baju. Perempuan normal mestinya kaget dan marah tapi Windy merasa sesuatu yang beda. Dia malah berlama-lama membungkuk, memberi tontonan gratis kepada remaja itu. Dan dia memperhatikan, tanpa sadar tangan teman Faisal itu bergerak menyentuh selangkangan celananya sendiri. Sesudah selesai, Windy kembali ke kamarnya, mendapati kemaluannya basah karena terangsang, lalu bermasturbasi sampai orgasme. Teman Faisal itu adalah Irzan. Dan pengalaman pertama itu membuat Windy kecanduan, sehingga selanjutnya dia sering sengaja pamer tubuh kepada teman-teman Faisal. Suaminya biasanya tak di rumah ketika siang, jadi dia leluasa beraksi. Tiap dia melihat atau mendengar teman-teman Irzan sudah datang dan meramaikan rumah, cairan kewanitaannya terpancing mengalir. Lalu dia pun akan menuju lemari baju, memilih satu baju seksi yang mengumbar belahan dadanya atau paha mulusnya atau bagian lain tubuhnya. Tak lupa memakai make-up untuk menambah daya tariknya. Dan dia kemudian bakal mencari-cari alasan untuk berjalan ke tengah mereka, entah itu membawakan cemilan, minum, mengambil HP yang kebetulan ada di tempat mereka duduk, bicara dengan Faisal, atau semacamnya. Dia menikmati ketika ekspresi wajah mereka berubah mesum, lalu mereka terdiam malu-malu karena tak bisa menghindar dari memelototi keseksiannya.Sekali waktu, Windy berada di kamar saja, tidak menghampiri teman-teman Faisal. Tapi dia telanjang, duduk di depan meja rias dekat pintu, dan sengaja membuka pintu. Sebenarnya posisi pintu kamarnya tidak dekat dengan ruang tengah tempat Faisal dan teman-temannya biasa duduk, tapi kalau ada yang mau ke kamar mandi, pasti akan melewati pintu kamar Windy. Dari beberapa orang yang perlu ke kamar mandi, satu cukup iseng untuk mengintip ke celah pintu yang terbuka dan mendapat rezeki nomplok melihat tubuh telanjang Windy. Lagi-lagi, dia Irzan. Cukup lama Irzan berdiri termangu di depan pintu terbuka sampai Windy menengok ke arahnya, memergoki. Irzan yang ketahuan buru-buru kembali ke depan, diiringi tawa cekikikan puas Windy. Sesudahnya Windy menghampiri mereka dengan bersikap biasa seolah tak terjadi apa-apa, tapi dia sengaja memandangi Irzan dan melempar senyum mesum. Irzan serba salah. Malamnya Windy bercinta dengan suaminya sambil membayangkan teman-teman Faisal berdiri di seputar tempat tidur, menonton. Itu membuat dia orgasme duluan sebelum suaminya. Besok-besoknya, dia sempat menceletuk kepada teman-teman Faisal, terutama Irzan, bahwa dia sudah menganggap mereka adik-adiknya sendiri dan mereka “boleh mampir kapan saja” dan dia senang “bisa menghibur mereka”. Kata-kata bersayap, jaring yang ditebar. Mereka semua menyambut baik keramahan Windy itu. Tapi yang menanggapi serius hanya satu, Irzan.*****Kejadiannya dimulai pada suatu siang, ketika Irzan datang sendirian membawa sepeda motor ke rumah Faisal. Kebetulan Faisal pergi bersama teman-teman lain, tapi Irzan tidak tahu. Jadi dia hanya bertemu Windy.“Faisal barusan jalan main futsal sama yang lain,” kata Windy. “Mau nyusul?”“Nggak ah Kak, lagi males,” kata Irzan. “Yaudah, aku mau pulang aja ya.”“Eeeh tunggu, Irzan,” Windy menahan Irzan. “Kamu bawa motor kan? Kakak mau minta tolong boleh?”“Boleh Kak. Ada perlu apa nih?” Irzan sumringah.“Kakak sebenarnya mau ke salon, mau facial, tapi malas nyetir ke sana. Gimana kalau kamu yang nganterin Kakak ke sana pake motor?”“Apa sih yang ga bisa buat Kakak,” Irzan menggombal.“Kalau gitu tunggu sebentar ya.” Windy masuk kamar sebentar untuk bersiap, lalu keluar lagi.Dia mengenakan tanktop gombrong hitam dan celana pendek, lalu memakai jaket. Wajahnya tak dirias dan rambutnya digerai biasa. Lalu dia naik ke boncengan motor Irzan dan mereka berangkat. Sepanjang jalan Irzan tidak konsentrasi karena hidungnya diserang wangi tubuh dan parfum Windy yang terus merapat ke tubuhnya. Apalagi Windy tak segan-segan merangkul Irzan. Windy bilang Faisal baru mau pulang sore. Masih lama. Main futsal minimal 2 jam, belum istirahat makan-minum dan nongkrongnya. Dan Irzan terbuai nada suara Windy yang genit menggoda. Sampai di salon, Windy kemudian bertanya ke Irzan.“Mau pulang… apa kamu mau nungguin Kakak?”“…Aku tungguin aja deh kak, ga ada acara juga siang ini.”“Kamu baik deh. Nanti Kakak kasih hadiah~!” celetuk Windy genit sambil memasuki salon.Saat itu juga Irzan memperhatikan gelang kaki yang bergemerincing di pergelangan Windy.*****Salon yang didatangi Windy itu bukan salon kecil murahan. Menengah atas. Mungkin perawatan di sana bernilai ratusan ribu rupiah, pikir Irzan. Tidak heran, keluarga Faisal dan Windy tergolong mampu. Satu jam kemudian Windy keluar dari salon. Wajahnya kemerahan, bekas facial.“Lama ya nunggunya? Ayo kita pulang,” ajak Windy.Sepanjang perjalanan pulang, Irzan kembali merasa Windy merangkul erat tubuhnya. Dan rangkulannya… di perut. Seiring berjalannya motor, makin lama makin turun. Irzan terangsang dan ereksi. Mungkin Windy juga menyadari itu. Sesampainya di rumah, Windy meminta Irzan jangan langsung pergi. Faisal dan teman-teman yang lain belum muncul.“Ada yang mau Kakak tanya, tapi tunggu sebentar ya? Duduk aja dulu.”Irzan kemudian duduk sendirian di ruang tengah rumah besar itu, sementara Windy menghilang ke kamarnya. Tak lama kemudian Windy kembali lagi membawa beberapa barang tipis.“Kamu tahu ini apa kan?” Windy duduk di sebelah Irzan dan menunjukkan beberapa DVD yang sampulnya bergambar perempuan seksi.“Ehm… iya?” Irzan bingung.“Ini Kakak sita dari Faisal. Tapi dia bilang ini punya temannya. Punya kamu bukan?”“Bukan… Ga tau punya siapa. Punya Putra atau Endi kali’?” kata Irzan. “Yang paling suka beginian tuh anak dua.”“Udah mulai nakal ya kalian… Emangnya apa sih yang ditonton dari filem kayak gini? Kakak pengen tau. Ayo kita lihat.”“Hah? Eh tapi Kak Windy…”Sebelum Irzan bereaksi, Windy sudah menyalakan DVD player dan memasukkan salah satu DVD porno itu. Sebenarnya DVD itu bukan diambil dari Faisal, melainkan koleksi Windy dan suaminya. Windy memang mau mengerjai Irzan. Irzan mau bangun untuk pergi, tapi Windy memegangi lengannya. Jadilah dia terpaksa ikut menyaksikan. Irzan sendiri belum pernah melihat film porno yang sedang tayang di layar TV itu, walaupun dia sudah familiar dengan materi pornografi.“Waah, ternyata kalian sukanya yang kayak gini yaa… Yang ceweknya lebih tua?”Film yang ditayangkan memang berskenario seperti itu, aktris pornonya berperan sebagai ibu rumah tangga yang menggoda teman anaknya. Meski tidak muda, si aktris tetap tampak glamor dan seksi dengan rambut pirang, kalung mutiara, bra berenda, dan lipstik pink tebal. Dan Irzan baru memperhatikan bahwa bibir Windy sudah bersaput lipstik pink juga. Di TV, bibir berwarna sama sedang mengulum penis. Irzan merasa kemaluannya sendiri mengeras dan… digerayangi.“Hmmm…” gumam Windy. “Kok ini jadi keras…? Gara-gara nonton itu ya?”“Uhhh… Kak…” Irzan tidak berani berbuat apa-apa ketika Windy membuka resleting celananya.Tangan Windy terus beraksi menurunkan celana dalamnya dan akhirnya kulit bertemu kulit, tangan bertemu batang. Irzan seperti kesetrum ketika merasakan itu. Elusan tangan Windy menggodanya.“Dasar cowok… Zan, kamu pernah coli nggak~?” tanya Windy nakal.“Ngh… per… nah…” Irzan menjawab sambil menahan nafsu. Windy terus menggodanya.“Kalau dicoli’in?”“Be… bel… lum…”
Tayangan film porno menampilkan si aktris menerima ejakulasi lawan mainnya di wajah.“Kamu lihat kan… tuh dia dicoli’in sama ibunya temennya… Tante-tante aja bisa bikin ngaceng kayak gitu… Kamu ngaceng juga ngelihat dia?…”Irzan sudah meracau tak jelas.“Kamu ngaceng ngelihat aku?”“NGHHH!!” Jawabannya adalah semburan mani yang hebat dari kejantanan Irzan.Irzan jelas merasa keenakan dengan orgasme itu. Sekaligus bingung dan sedikit takut. Tapi yang terlihat lebih puas adalah Windy.“Iihh. Banyak dan kentel peju kamu. Pasti udah lama gak crot.”Irzan cuma melongo bego. Windy memain-mainkan cairan kental yang mengotori jarinya itu, bahkan menjilatnya.“Enak?” tanya Windy.“Iiyah,” jawab Irzan pendek.“Mau lagi?”“…” Irzan tidak berani menjawab yang itu.“Kalau kamu mau lagi, mulai sekarang kamu harus ikut apa kata Kakak ya. Sekarang… cepat pulang. Faisal pasti sebentar lagi datang. Ayo sana!”Irzan buru-buru membetulkan pakaiannya dan bergegas keluar. Windy mengantarnya keluar dengan senyum nakal.######Sesudah itu, Irzan dan Windy beberapa kali lagi bertemu berduaan saja, paling sering di rumah Windy sendiri, kalau sedang tak ada orang. Irzan sendiri tetap nongkrong bareng Faisal dan Windy tetap kadang tampil di depan mereka, tapi tidak ada yang tahu hubungan mereka. Yang dilakukan tetap sebatas Windy memasturbasi Irzan, dengan tangan, dan satu kali dengan kaki. Adegan di atas, pada waktu Windy mau menjemput Faisal dengan mobil dan Irzan menemuinya, adalah pertama kalinya Windy memberi oral seks kepada Irzan. Mereka berdua belum pernah berhubungan seks biasa. Walaupun Irzan penasaran dan dia sudah berkali-kali digoda oleh Windy, kakak temannya itu selalu membuatnya tak berdaya dan tak mampu meminta lebih. Namun lama-lama Irzan gemas juga. Makin hari dia makin ingin melampiaskan nafsunya kepada perempuan penggoda itu.*****Kejadiannya pada suatu siang. Irzan bersimbah keringat dingin. Di depannya, Windy akhirnya berhenti meronta dan telentang pasrah. Pergelangan tangannya terikat, wajahnya terlihat gentar.“Kamu kenapa gini, Zan… Kenapa kamu giniin Kakak?” tanya Windy.Saat itu kakak teman Irzan itu mengenakan babydoll tipis. Irzan mengangkang di atas paha Windy yang terbaring di ranjangnya.“Kenapa? Kakak ga pernah berhenti godain aku… Aku sudah ga tahan!” seru Irzan gusar.Tangannya menjamah payudara kanan Windy dan meremasnya. “Sekarang Kakak ga bisa ngelarang aku lagi…”Tadi, ketika dia baru datang, seperti biasa Windy menggoda dan mempermainkannya… tapi kali ini muncul keberaniannya untuk melawan dan meringkus Windy. Irzan lebih besar dan kuat, jadi tidak sulit untuknya. Dia juga menemukan tali yang dipakainya mengikat kedua pergelangan tangan Windy ke ranjang.“Sekarang kita main semauku,” kata Irzan dingin.Dia menyingkap baju Windy, mengungkap sepasang payudaranya. Lalu dia sendiri memelorotkan celana dan memamerkan penis ereksinya di depan mata Windy yang melotot.“Ayo Kak. Kakak suka kontolku kan?” suruh Irzan. Dia merangsek maju, mencengkeram kepala Windy, dan memaksa Windy mengoral kemaluannya.“Ah? Afhmmm!!” keluh Windy yang tiba-tiba mesti melahap rudal.“Sekarang ayo isep kontolku! Enak kan Kak? Enak?” seru Irzan, puas.“Ahpf! Nn!!” Mata Windy sampai berkaca-kaca karena kasarnya sodokan Irzan.Tiba-tiba Windy merasa jari-jari Irzan merambah kemaluannya. Mereka berdua cukup sering nonton film porno bersama sehingga Irzan sekarang tahu berbagai macam aksi seks.“Kakak dientot bibirnya kok memeknya basah? Suka ya dibegini’in?” tuduh Irzan.“Kalau gitu pasti suka minum peju juga kan? HnghhH!!”Penis Irzan meledak dalam mulut Windy, menyemburkan cairan peju. Sampai tumpah sebagian keluar, barulah Irzan menarik keluar kejantanannya dari sana.“Ehh… Auh…” Windy mengambil nafas.Tapi Irzan belum puas, dia melihat ada satu lagi tempat untuk melampiaskan nafsunya.“Kak Windy,” kata Irzan, “Yang di bawah itu pengen dimasukin juga ya?”Dia menarik Windy supaya berposisi duduk lalu pindah ke belakang Windy. Dia sudah cukup sering disuruh-suruh Windy dan dia ingin membalas. Kini tangan kanannya merogoh ke selangkangan Windy dan mencubiti klitoris Windy. Tangan satunya lagi memegangi ikatan tangan Windy agar tak menghalangi.“Kalau Kak Windy mau, ayo bilang. Bilang Kak Windy pengen.“Oh! Ooh! Ihh!” Windy mengerang-erang keenakan karena klitorisnya dimainkan.“Mauuhh… ihh… uhh…” pinta Windy“Bilang yang jelas… Yang keras!” perintah Irzan.“Masukin… masukin kontolmu ke memek Kakak…” kata Windy.Irzan langsung mendorong Windy sehingga berposisi nungging. Di belakang pantat yang menggoda itu Irzan menahan nafas, memegangi penisnya yang keras… Dia sudah cukup sering menonton di film, sekarang dia akan mencobanya sendiri. Zrepp…Irzan merasakan hangat basahnya liang kewanitaan Windy untuk pertama kali. Perempuan itu merintih-rintih ditusuk kejantanan Irzan dari belakang, dan Irzan memasukinya makin dalam sampai tak bisa maju lagi. Lalu dia mulai menggenjot.“Ahn! Ah! Enak…!” Windy jelas-jelas menikmati perlakuan Irzan, biarpun sebenarnya dia dipaksa oleh Irzan. “Dalem banget… zan! Enakh…! Ah!”“Kakak suka kan?! Ngentot sama aku enak kan!” kata Irzan dengan gemas sambil dia menancap-nancapkan senjatanya ke liang kenikmatan itu.“Ahh! Iyaa! Suka! Suka kontol Irzaann!” Windy sudah menyerahkan tubuhnya untuk diapakan saja oleh teman adiknya itu. “Enak! Nghh! Aduh ga tahan! Mau… mauu…”“AA~HHH!!” Jerit panjang Windy dan tubuhnya yang menegang karena orgasme lalu bergetar mengagetkan Irzan, yang kemudian kehilangan kendali juga dan ikut berorgasme di dalam vagina Windy.*****“Hmm!” Windy yang bangkit lebih awal sesudah keduanya ambruk kelelahan, wajahnya terlihat ceria. Irzan bingung.
“Hihihi, nggak kira kamu bisa kasar juga akhirnya! Tau nggak, enak tuh dientot paksa kayak tadi. Pancinganku berhasil juga,” kata Windy. Irzan bengong. Rupanya selama ini Windy memancing-mancing dia supaya dia tak tahan dan berbuat kelewatan.“Kapan-kapan kamu harus bisa ganas seperti tadi ya Zan?” kata Windy sambil mencium pipi Irzan dengan genit.Irzan cuma bisa melengos. Pada akhirnya dia tetap jadi mainan…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar