Istriku Balas Dendam Karena Kenakalanku


Malam itu aku mengajak teman dekatku di kampus, Budianto untuk membantuku mengerjakan tugas akhir yang sempat terbengkalai karena aku sibuk mengurus pernikahanku. Karena waktunya sudah sangat mendesak maka aku meminta bantuan Budianto agar tugas akhirku cepat selesai dan itu adalah pertama kalinya Budianto ke kontrakanku lagi setelah aku menikah, padahal biasanya hampir tiap minggu dia menginap di kontrakanku untuk mengerjakan tugas atau sekedar main play station.Malam itu juga untuk kedua kalinya Budianto bertemu dengan istriku tercinta Vany setelah sebelumnya aku memperkenalkan mereka saat pertama kali istriku datang ke Jakarta. Istriku adalah seorang wanita berparas cantik dengan bentuk tubuh yang sangat indah, walau berasal dari kota kecil di luar pulau, tapi dia sangat pandai merawat tubuhnya hingga tak jarang banyak lelaki yang mendekatinya atau sekedar menggodanya. Sementara temanku Budianto jauh dari tampan badannya gemuk dengan rambut ikal, tapi walau begitu dia orangnya baik dan cukup pintar, kami sudah lama berteman sejak awal kuliah dulu.Awalnya semua berjalan biasa saja aku dan Budianto sibuk menyusun naskah untuk tugas akhir ini, sementara istriku sudah tertidur pulas di kamar sebelah karena saat itu jam sudah menunjukan pukul 11 malam. Sampai sesuatu terjadi saat Budianto meminta izin ke kamar mandi untuk buang air kecil. Karena kontrakanku hanya terdiri dari tiga ruangan yaitu ruangan depan untuk menonton tv, ruangan tengah untuk tidur dan ruangan belakang ada tempat untuk memasak dan kamar mandi di sampingnya, maka mau tidak mau untuk menuju kamar mandi Budianto harus melewati ruangan yang aku jadikan kamar tempat dimana istriku sedang tidur pulas dan di antara kamar depan dan tengah aku kasih kain gordeng sehingga dari ruang depan tidak bisa melihat langsung ke ruang tengah. Sudah lebih dari 15 menit berlalu Budianto belum juga kembali dari kamar mandi dan itu cukup aneh karena paling orang pada umumnya hanya butuh waktu lima menit jika hanya buang air kecil. Karena penasaran maka aku membuka gordeng yang membatasi ruang depan dan ruang tengah. Saat itu aku melihat Budianto mematung kaku di samping tempat tidur istriku, dan seketika dadaku bergemuruh saat melihat kondisi istriku. Dia masih tertidur pulas tapi pose tidurnya begitu sexy dan menantang birahi bagi setiap lelaki yang melihatnya. Saat itu ia tidur miring ke samping kanan sehingga membelakangi Budianto yang berdiri di samping kirinya tapi baju tidur terusan yang dipakai istriku bagian bawahnya tersingkap hingga ke pinggang dan memperlihatkan bongkahan pantat yang gempal dan mulus yang hanya ditutupi celana dalam warna hitam, sementara kancing baju tidurnya terbuka beberapa bagian hingga payudaranya yang putih sedikit mengintip dan membuat penasaran. Budianto terlihat sangat bernafsu melihat keindahan tubuh istriku dan posenya yang begitu menantang, tangannya terlihat bergerak-gerak di selangkangannya sendiri mengelus-elus selangkangannya yang terlihat mengelembung pertanda sesuatu yang ada di dalamnya telah  bangkit .“Pssst Bud…ngapain lo?” panggilku pelan
Budianto terlihat kaget dan salah tingkah mendengar suaraku bergegas dia menghampiriku ke ruangan depan karena tidak mau membuat istriku terbangun.“duh sory banget Bob tadi gua ga sengaja liat istri lo, sumpah istri lo sexy banget …”Berkali-kali Budianto meminta maaf sekaligus memuji istriku, Anehnya aku tidak marah sama sekali malah aku merasa puas dan bangga ada lelaki lain yang memuji keindahan tubuh istriku.“Udah Bud, ga apa-apa ko santai aja…”Aku berusaha setenang mungkin agar tidak membuat dia merasa bersalah karena kejadian tadi , lalu kami kembali melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda. Namun Budianto terlihat gelisah dan tidak fokus, rupanya efek dari kejadian itu masih membekas padanya.


“Lo kenapa Bud? udah kepengen balik?” aku berusaha mencari tahu apa yang terjadi pada temanku“Eerrr…sory banget Bob, gua ga fokus neh, soalnya kebayang istri lo mulu..”Deg… nafasku terasa berat mendengar kepolosan temanku itu“apaan si lo Bud? Kan lo udah sering liat cewe sexy di film bf?”“tapi ini beda Bob kan lo tau sendiri gua belom pernah pacaran dan tadi itu pertama kalinya gua ngeliat cewe sexy begitu secara langsung, sekali lagi sory Bob..” lagi-lagi Budianto meminta maaf namun aku tidak memperdulikan temanku itu dan terus saja melanjutkan pekerjaan.“Bob gua pengen liat istri lo lagi please…entar tugas akhir lo gua yang beresin deh! lo tau beres aja pokoknya” tawarnyaSeketika aku terdiam mendengar tawaran dari temanku itu, dan entah kenapa dadaku terasa panas membayangkan apa yang akan terjadi.“Ngeliat doing kan? ok tapi cukup kita aja yang tau…”Budianto pun seraya menganggukan kepalanya tanda setuju. Tanpa menunggu lama lagi Budianto langsung menuju ruang tengah tempat istriku berada. Aku dan Budianto seketika terperanjat saat melihat kondisi istriku dia tidur dengan posisi terlentang kedua kakinya terbuka lebar dengan bagian bawah baju tidurnya terangkat sampai pinggang yang otomatis memamerkan paha mulus dan selangkanganya yang masih terbalut celana dalam hitam, selain itu kancing atas baju tidurnya terbuka semakin lebar hingga payudaranya yang terbungkus bh hitampun ikut mencuat menjadikan kondisi isitriku semakin sexy dan menggairahkan.Kedua mata Budianto terbelalak dan mulutnya menganga seakan ingin melahap tubuh indah istriku yang ada di hadapannya. Perlahan tapi pasti tangannya mulai meremas daerah selangkangannya sendiri dengan gerakan perlahan dia mengurut bagian selangkangan yang sudah mulai menggelembung dan tanpa kuduga dengan satu gerakan dia sudah berhasil mengeluarkan benda hitam keras yang sudah berdiri tegak. Entah sejak kapan dia menurunkan resleting celananya karena pandanganku terfokus ke tubuh istriku. Pundakku bergidik ngeri melihat penis Budianto yang hitam dan keras. Aku tak pernah menyangka jika Budianto mempunyai senjata rahasia yang begitu mengerikan. Seketika saja lututku terasa lemas karena membayangkan benda besar itu mengoyak vagina istriku yang indah dan sempit.Aku sengaja membiarkan Budianto yang dengan cuek beronani di samping istriku seolah dia tidak memperdulikan keberadaanku lagi. Awalnya aku berpikir mungkin jika dia sudah ejakulasi birahinya bisa reda dan dia bisa kembali bersikap seperti biasanya. Namun sudah lebih dari sepuluh menit tidak ada tanda-tanda dia akan ejakulasi sehingga aku mulai khawatir takut jika istriku tiba-tiba saja bangun. Entah datang dari mana tiba-tiba saja aku mendapat sebuah ide gila, dengan satu isyarat aku mengijinkan Budianto untuk menyentuh paha mulus istrku yang tentu saja disambut baik oleh Budianto yang memang sedang terbakar birahinya dan mengharapkan lebih dari tubuh istriku“Hah, beneran nih Bob?? Gua boleh nih?” tanyanya antusias setengah tak percayaAku mengangguk dan menegaskan, “Cuma pegang loh, inget!”“Iyah, iyah…thanks banget Bob, lu emang sobat sejati deh!”Tangan Budianto terlihat gemetar saat perlahan turun dan mendekati paha istriku yang terpampang indah. Karena tempat tidurku tidak menggunakan ranjang, hanya sebuah kasur busa, maka Budianto harus jongkok agar bisa menyentuh paha istriku dan karena itu posisi penisnya terjepit oleh celana jeans yang dia pakai hingga membuatnya merasa tidak nyaman. Lalu dia kembali berdiri dan dengan satu gerakan melepaskan celana jeans sekaligus celana dalamnya hingga tubuh bagian bawahnya terbebas dari selembar benang pun dan hal itu dia lakukan tanpa meminta persetujuan dariku lagi. Kemudian dia kembali berjongkok disamping istriku, tangan kanannya kini sudah berada tepat di atas paha mulus istriku dengan gerakan  perlahan dan hati – hati dia mulai mengelus paha mulus yang menantang itu, sementara tangan kirinya mengocok penis besar yang terlihat semakin mengeras. Aku beberapa kali menelan ludah sendiri karena tenggorokan terasa kering melihat adegan erotis di hadapanku dimana temanku sedang berusaha mencari kenikmatan dari tubuh indah istriku, dan peniskupun terasa sudah sangat keras karena tak bisa kupungkiri birahiku perlahan bangkit dan ini terasa tidak wajar bagiku. Mungkin merasa mendapat lampu hijau dari ku, Budianto semakin tak terkendali dan kini tangannya mulai bergerak ke selangkangan istriku dan mengelus lembut gundukan vagina yang masih tertutup celana dalam hitam, sementar penisnya dengan sengaja digesekan di paha sebelah kiri istriku sehingga perlahan  Budianto mulai merangkak di atas tubuh istriku dan paha kiri istriku tepat di antara kedua kaki Budianto. Aku membiarkan saja ulah temanku karena ingin tau sejauh mana dia akan berbuat nekat. Tak kusadari tanganku kini sudah mengelus penisku sendiri karena melihat adegan yang begitu erotis terjadi di hadapanku, temanku Budianto sedang mengelus-elus vagina istriku yang masih dibungkus celana dalam sementara penis besarnya menggesek-gesek paha mulus istriku dan semakin lama Budianto pun semakin nekat karena kini bukan tangan yang memberikan rangsangan di vagina istriku tapi lidahnya sementara penisnya semakin menempel di paha mulus istriku. Mungkin karena hal itu istriku tiba-tiba saja bangun namun untuk beberapa saat dia terdiam mungkin sedang memulihkan kesadarannya. Untuk mencegah hal buruk terjadi maka bergegas aku menghampiri isitirku dan menyuruh Budianto mundur dari tubuh istriku,  dan benar saja seketika istriku menjerit menyadari kehadiran Budianto di sampingnya apalagi penis besar Budianto berdiri tegak seolah menantang tepat di hadapannya.“pa apa-apaan? ini kenapa …?” tiba-tiba saja ucapan istriku terhenti saat kedua matanya menatap lekat penis besar yang berdiri tegak di hadapannya, mulutnya menganga seakan begitu takjub menyaksikan penis yang ukurannya jauh lebih besar dari milik suaminya dan itu menjadi pengalaman pertamanya melihat penis lain selain milik aku suaminya.“tenang mah kalau mamah teriak lagi nanti tetangga pada bangun, papa cuman pengen bantu si Budianto, dia horny gara-gara pas ke kamar mandi dia ga sengaja ngeliat pose tidur mama yang sexy, ga apa-apakan ma…”Aku berusaha meyakinkan istriku dengan berbagai macam cara namun istriku masih marah malah dia hendak beranjak ke ruangan tengah namun saat melewati Budianto tiba-tiba saja Budianto memegang tangannya“mau ngapain lo Bud? jangan kurang ajar” istriku berusaha melepaskan genggaman tangan Budianto“van please tolongin dong, gua cuman pengen coli di depan lo doang ko lagian suami lo juga ga apa-apa please” Budianto mengiba pada istriku namun entah kenapa penisnya masih saja berdiri tegak dan secara tidak sengaja menyentuh tangan istriku yang sedang dipegang oleh BudiantoTubuh istriku bergidik dan nafasnya semakin berat saat merasakan penis besar Budianto menempel di tangannya. Istriku terdiam sesaat dan menoleh ke arahku dengan tatapan kesal ,“ok coli doang kan ,jangan lama-lama “ dengan ketus dan terlihat masih kesal istriku mengabulkan keinginan temanku itu padahal tadi aku saja tidak berhasil merayunya.“lo tiduran lagi dong dikasur biar enak gua colinya…”Tanpa menjawab lagi istriku langsung merebahkan tubuhnya di kasur dan dengan cuek dia membuka kakinya lebar-lebar seakan sengaja memamerkan vaginanya. Aku sempat bingung dengan ulah istriku itu apa mungkin itu cara dia menunjukan kekesalannya padaku, entahlah yang jelas apa yang terjadi selanjutnya benar-benar di luar dugaanku. Budianto pun kembali melanjutkan aktifitas mengurut penisnya sendiri dihadapan istrku sementara pandangan istriku perlahan sayu dan matanya menatap lekat ke arah penis besar dan berurat yang terlihat memerah akibat gesekan tangan Budianto.“ko lama Bud ga keluar-keluar” dengan nada sinis kembali istriku memprotes“makanya lo bantuin dong biar cepet…”Perkataan Budianto itu seolah sihir karena yang terjadi berikutnya istriku menanggalkan baju tidurnya tanpa meminta persetujuan dariku sehingga tubuhnya hanya ditutupi oleh celana dalam dan bh hitam yang hanya menutupi bagian terpentingnya saja. Aku hanya mematung kaku di sudut ruangan melihat adegan erotis itu dimana temanku Budianto dengan penuh nafsu mengocok penisnya sendiri di hadapan istriku sementara istriku tercinta yang nyaris telanjang sudah mulai meremas vaginanya sendiri yang masih terbungkus cd hitam dan adegan istriku itu sangat sexy dan menggairahkan seperti aktris bokep yang sedang onani. Rupanya birahinya mulai terbakar akibat permainannya sendiri.“ih ko ga keluar-keluar si Budianto …?” dengan berlaga kesal istriku lagi-lagi protes“ya udah biar cepet gua gesekin di paha elo ya?” sambil masih mengurut penisnya Budianto kembali melobi istirku“ya udah cepetan …” kata istrikuDadaku terasa panas mendengar ucapan istirku itu entah kenapa dia menjadi seperti itu apa karena penis besar Budianto itu hingga dia menjadi penasaran karena aku masih ingat dia pernah bertanya padaku bagaimana rasanya disetubuhi oleh penis yang besar saat kita menonton film porno.Aku benar-benar sudah tidak dianggap lagi karena tanpa persetujuan dariku Budianto langsung mendekati istriku dan menempelkan penis besarnya di paha kiri istriku untuk yang kedua kalinya. Aku tidak bisa berbuat apa-apa selain menyaksikan adegan terlarang itu karena tadi aku sendiri yang meminta kepada istriku untuk membantu Budianto melepaskan hasratnya tapi aku masih berharap apa yang mereka lakukan tidak berlebihan. Perlahan Budianto mulai menggerakan badannya naik turun di atas paha mulus istriku dan tentu saja tangannya tidak tinggal diam karena terus bergerak dan merambat menelusuri tubuh indah istriku dan berhenti di gunung kembar yang gempal dan mencuat indah yang masih tertutup bh hitam. Dengan gemas tangan kanan Budianto memilin benda kenyal itu dan menyingkapkan penutup bh hitamnya hingga benda kenyal dan gempal itu mencuat keluar dari sarangnya. Sementara istriku diam saja, dia terlihat memejamkan mata dan dari mulutnya keluar erangan tertahan seakan menikmati semua perlakuan Budianto terhadap tubuhnya. Gerakan maju mundur Budianto semakin cepat dan perlahan tapi pasti badannya merangkak naik hingga penisnya kini berada tepat di atas vagina istriku yang masih tertutup cd hitam karena tubuh mereka kini sudah sejajar. Aku yang begitu larut menyaksikan adegan erotis sambil onani tidak menyadari bahwa tubuh Budianto perlahan naik dan menindih istrku. Terdengar erangan dan desahan istriku semakin keras saat penis besar Budianto menggesek dinding vaginanya walau masih tertutup cd tapi aku yakin dia bisa merasakan batang besar dan berurat itu.“stop … stop ini udah kelewatan!’ aku berusaha menghentikan mereka karena takut terjadi hal yang di luar batas toleransiku yaitu terjadi persetubuhan antara teman baikku dan istriku tercinta, namun gerakan Budianto malah semakin cepat istriku pun meresepon baik dengan menggoyangkan pinggangnya serama dengan gerakan pinggang Budianto maka adegan merekapun sudah seperti adegan orang yang sedang bersetubuh mungkin jika tidak ada cd hitam yang menjadi penghalang penis Budianto sudah berhasil menerobos masuk ke lubang nikmat istriku.Mereka seolah kesetanan dan tidak memperdulikan keberadaanku malah aku bisa melihat dengan jelas tangan istriku bergerak ke bawah dan mendorong turun cd hitamnya. Aku yakin dia mengharapkan lebih dari sekedar pergesekan dan aku sangat yakin dia ingin merasakan penis besar Budianto memenuhi lubang senggamanya. Namun baru saja cd istriku turun setengah tiba-tiba Budianto memeluk erat tubuh istriku diiringi erangan penuh nikmat pertanda dia sudah berejakulasi dan benar saja sperma Budianto muncrat sampai kepusar istriku. Terlihat kekecewaan dari raut wajah istriku karena tidak berhasil mendapatkan apa yang dia inginkan.“gimana Bud udah puaskan lo?” aku menarik tangan Budianto agar menjauh dari tubuh istriku ,Sementara istriku sedang sibuk membersihkan sperma Budianto yang berhamburan di perutnya. Aku yang sudah terbakar hebat tidak memperdulikan apapun lagi dengan mudah aku meloloskan cd hitam istrku dan melemparkan ke arah Budianto. Istriku terlihat kaget tapi tidak bisa berbuat apa-apa karena penisku sudah berada tepat di belahan vaginanya. Lalu tanpa ampun lagi aku menghujamkan penisku yang sudah sangat keras seperti kayu ke lubang senggama istirku yang sudah sangat basah membuat istriku menjerit lirih karena tidak biasanya aku bermain kasar seperti itu“dasar gatel lo pengen ya di ewe si Budianto” aku berbisik di telinga istirku sambil terus menghujamkan penisku hingga membuat istriku merintih nikmat,“itu kan yang lu mau pa? sekarang kenapa lo marah…” istriku membalas tusukanku dengan goyangan yang liar kita benar-benar hilang kendali hingga tidak memperdulikan keberadaan Budianto karena birahi kita sudah terbakar hebat. Mulut kami beradu dengan liar, lidah kami saling membelit sementara tanganku meremas dengan kasar dua bukit kembar yang mengayun indah membuat istriku sesekali menjerit lirih.“Ayoooo pa… lakukan sekaraaang…“ desah istriku memelas.Bibir indahnya yang tak berlipstik menganga dan mendesah, matanya membelalak lebar dengan alis berkerinyit gelisah ketika penisku menghujam-hujam ke dalam vaginanya yang sudah sangat basah itu. Ia menggeliat merasakan sodokan mantap pada ujung leher rahimnya, sepasang kakinya membelit erat pinggangku sehingga menahan gerakku, bibir cantik yang gemetaran itu tampak tersenyum dengan mata berbinar aneh…“Pa… tau kenapa mama pengen dientotin di depan Budianto?” bisik istriku dengan tatapan mata mesra, kujawab dengan gelengan kepalaku…“ya pengen bikin papa puas, fantasi papa jadi kenyataan…kaya sekarang ini… aku kan istri yang pengertian pa… ayoo dong.. beri aku kenikmatan yang indah…” bisik istriku sambil mengerling penuh arti, belitan kaki di pinggangku dilonggarkan, pertanda aku boleh mulai mengayun batang kemaluanku memompa liang sanggamanya. Wow…ternyata ia memang ingin memprovokasiku karena mengerti keinginanku, Vanny kau memang istri yang pengertian deh. Kembali suara erangan dan rintihan istriku mengalun sensual mengiringi ayunan batang kemaluanku yang pelan dan kalem keluar masuk liang sanggama yang kurasakan sangat menggigit saking sempitnya, Budianto terbengong-bengong menonton adegan panas kami sambil mengocoki penisnya sendiri.“Ayo ma, bikin si Budianto sirik hihihi” bisikan mesraku tampak membuat istriku berbunga hatinya.. wajahnya tampak berseri bangga“Ayo pa, saya suka sama yang begini… gemesssiiin… hhh… hhhoohhh… pa…” belum selesai kalimatnya, kupercepat ayunan pinggulku.. membuat matanya kembali membelalak, bibirnya meringis memperlihatkan gigi indah yang beradu, mengeluarkan desis panjang….


“Teeruuuss maaasss… ammppuunn… nikkmaaat bukan main.. oooohhh… aaaaaahhh… eeeenngghh..”ceracaunya dengan suara setengah berbisikSesaat kemudian aku merasakan serangan balasan istriku, dengan gemulai ia memutar pinggulnya, pinggangnya yang ramping bergerak menjadi engsel. Luar biasa nikmat yang kurasakan karenanya. Suara berdecakan yang semakin keras di selangkangan kami menandakan semakin banjirnya lendir persetubuhan dari liang sanggama istriku. Wajah cantiknya semakin gelisah, mulutnya komat-kamit seolah ingin mengatakan sesuatu tapi tak ada suara yang keluar, hanya desah dan erangannya yang keluar, alisnya yang runcing semakin berkerut, apalagi matanya yang kadang mengerling ke  arah Budianto, kadang menatapku dengan sorot mata gemas…“Oooooouuuuwww..!! pa, udah gak tahan nih.. mmmmmhhh…!!” kegelisahan dan keresahannya berujung pada rengekan panjang seperti orang menangis dibarengi dengan pinggul yang diangkat di desakan ke arahku bergerak-gerak liarAku tanggap dengan situasi wanita yang diterpa gelombang nikmat orgasme, maka segera kuayun batang kemaluanku menembus liang senggamanya sedalam-dalamnya dengan kecepatan dan tenaga yang kutambah. Akibatnya tubuh istriku semakin liar menggelepar-gelepar, kepalanya digeleng-gelengkan dengan keras ke kanan dan ke kiri sehingga rambutnya semakin riap-riapan di wajahnya. Dinding liang senggamanya yang tengah diamuk badai orgasme itu seakan mengkerut lembut menjepit erat batang kemaluanku, kemudian mengembang lagi… hal itu beberapa kali berulang… membuatku sejenak menghentikan ayunan penisku pada posisi di kedalaman terdalam pada liang sanggama istriku. Tubuh Vanny akhirnya tergolek lunglai dengan nafas tersengal-sengal, tampak dari gerakan dada montoknya yang naik turun tak beraturan. Wajahnya yang miring ke samping kanan tampak kulitnya berkilat basah oleh keringat birahinya, sementara matanya menatap nakal ke arah Budianto. Rambutnya tampak kusut, awut-awutan menutupi sebagian wajah cantiknya. Kira-kira setelah dua menit batang kemaluanku mengeram tak bergerak di liang senggamanya yang semakin becek, dengan gerakan lembut kembali kugerakkan pinggulku mengantarkan sodokan ke liang sorgawi tersebut. Tubuh montok istriku kembali menggeliat lemah sambil mulutnya mendesis panjang, ia membuka matanya yang kini tampak sayu“Ssssshh… mmm… luar biasa….” desah isriku sambil tersenyum manis.Kedua tangannya meraih leherku dan menarik ke arah tubuhnya. Tubuhku kini menelungkupi tubuh montoknya.Vanny memeluk tubuhku erat sekali sehingga bukit payudaranya tergencet erat oleh dada bidangku, tak hanya itu sepasang pahanya dilingkarkan di pinggangku dan saling dikaitkan di belakang tubuhku. Woooww… leherku disosotnya dengan laparnya… jilatan dan kecupan nakal bertubi-tubi menghajar leher dan daun telingaku. Terdengar dengus nafasnya sangat merangsangku, aku dibuat mengerang oleh aksinya“Ayo pa, tuntaskan hasratmu… aku boleh lagi enggak?” bisiknya manja sambil bibirnya mengulum nakal daun telingaku.Kurasakan pantat montok istriku bergerak gemulai, membesut hebat batang kemaluanku yang terjepit di liang sanggamanya, sejenak kunikmati besutan dan pelintiran nikmat itu tanpa balasan karena kuhentikan ayunan badanku“Hihi liat tuh si Budianto, reaksinya lucu” sahutku berbisik tapi sambil mengayunkan batang kemaluanku dalam sekali.“Eeeeehhhhh…hihihi…makanya mainnya yang hot dong pa!”jawabnya sambil terhentak-hentak akibat rojokanku yang kuat dan cepatTernyata istriku ini pandai juga memainkan kontraksi otot-otot perutnya yang menimbulkan kenikmatan luar biasa pada batang kemaluan yang terjebak di liang sanggamanya yang becek.“Ooooww… pa… ayo sayaaang… aku masih kuat kok…”desis istriku berulang-ulang sambil sesekali pantatnya menggeol liar, mencoba memberikan counter attackAku tak ingin memperpanjang waktu, walau sebenarnya masih belum ingin mengakhiri. Aku mulai berkonsentrasi untuk pencapaian akhirku, aku tak peduli erangan dan rintihan istriku yang memilukan akibat rojokanku yang menghebat.“Ooohkk.. hhookkhh.. ooww.. sayaaang… keluarkan.. di… di.. mulutkuuu yakkkhh..hhkk..” seringnya bercinta dengankuk membuat Vanny mengerti gelagat ini. Diapun mempergencar counter attacknya dengan goyang dan geolnya yang gemulai, kuku jarinya yang panjang menancap di punggungku… dan… aku mengeram panjang sebelum mencabut batang kemaluanku dari liang becek di tengah selangkangan istriku ini. Dengan lincah Vanny mengatur posisinya sehingga kepalanya menggantung terbalik keluar dari meja, tepat di depan kepala penisku yang sedang mengembang siap menyemburkan cairan kental sewarna susu. Vanny mengangakan mulutnya lebar-lebar dan lidahnya terjulur menggapai ujung kepala penisku. “Hwwwoooohhh…!!!!” ledakan pertama mengantarkan semburatnya spermaku menyembur lidah dan rongga mulutnya, aku sendiri tidak menyangka kalo sebegitu banyak spermaku yang tumpah,. bahkan sebelum semburan berakhir dengan tidak sabar batang kemaluanku disambar dan dikulum dan disedot habis-habisan. Mungkin karena sensasi lain yang kami rasakan dan itu pertama kalinya kami bersetubuh dengan disaksikan orang lain membuat kami cepat mencapai puncak kenikmatan karena tidak butuh waktu lama tubuh kami mengejang hebat pertanda gelombang orgasme yang datang secara bersamaan bahkan istriku menggigit pundakku seakan melukiskan kenikmatan yang begitu dahsyat hingga akhirnya kami terkulai lemas. Sedari tadi Budianto hanya melongo menyaksikan pertempuran kami yang begitu panas, mungkin itu pertama kalinya dia menyaksikan adegan persetubuhan secara langsung.“gila lo Bob kontol gua sampe ngaceng lagi neh…” ucapan Budianto itu keluar saat aku mengajaknya ke ruangan depan dan meninggalkan istriku yang masih terbaring memulihkan tenaganya seusai pergumulan panas barusan.“Kok lu gak ikutan Bud? Cuma nonton doang?” tanyaku“Ehh…iya hehhee…pengen sih, tapi kan kalian ga ngajak jadi gua nonton aja dulu…” jawabnya garuk-garuk kepala.“Oke Bud, ini emang yang paling maksimal yang bisa kita kasih, gua rasa udah cukup dan lo jangan berharap lebih dari yang tadi ya..”aku mencoba kembali mengingatkan akan posisi Budianto sehingga dia tidak akan meminta lebih lagi“ok gua ngerti Bob yang tadi aja gua udah makasih banget, pokoknya lo tenang aja tugas akhir lo anggap aja udah beres.”Aku cukup lega dengan ucapan temanku itu ternyata dia masih menghargai pertemanan kita , dan tak lama setelah itu Budianto meninggalkan kontrakanku tepat jam satu dinihari. Walaupun sudah larut tapi aku tidak mungkin membiarkannya menginap bisa-bisa Vanny nanti digarapnya saat aku tertidur pulas.


Besoknya, sambil menikmati sarapan, Vanny menceritakan lebih banyak isi hatinya. Sebenarnya malam itu awalnya dia hanya ingin membuatku marah dan cemburu dengan mengijinkan Budianto onani dihadapannya karena dia merasa kesal saat aku memintanya membantu Budianto onani, dan saat dia mengijinkan Budianto menggesekan penis di pahanya sebenarnya saat itu dia ingin melihat reaksiku dan ternyata aku malah diam saja hingga itu membuatnya semakin kesal maka diapun membiarkan saat Budianto meremas payudara gempalnya dan menggesekan penis besar di paha mulusnya. Tapi akibat perlakuan Budianto itu birahi istriku malah semakin terlecut dan terus membara apalagi saat penis besar Budianto menggesek vaginanya, istriku merasakan sensasi yang luar biasa karena itu pertama kalinya dia merasakan ada penis lain yang mengesek kemaluannya apalagi penis itu lebih besar dan keras membuat istriku tak kuasa menahan gejolak birahin yang semakin dahsyat. Hingga dia menginginkan lebih, dia benar-benar menginginkan penis besar itu melesak kedalam lubang nikmatnya maka dengan sengaja dia menurunkan celana dalamnya agar penis Budianto bisa leluasa masuk menerobos kedalam dinding kemaluannya yang sempit namun sayang Budianto keburu memuntahkan lahar panasnya dan itu sangat membuat istriku kecewa. Jujur saja tubuhku gemetar saat mendengar pengakuan dari istriku itu, dan dia terang-terangan ingin merasakan lubang nikmatnya dikoyak oleh penis besar Budianto. Walau ada perasaan cemburu namun pengakuan dari istriku itu membuat birahiku selalu meluap-luap yang berakibat pada persetubuhan yang liar dan begitu nikmat. Ternyata kejadian waktu itu benar-benar memberikan sensasi yang begitu menggairahkan kepada aku dan juga istrku ,tapi kegilaan yang kami lakukan tidak berhenti begitu saja karena kami menjadi ketagihan dan ingin melakukan sesautu yang lebih gila lagi. –
Share:

Menikmatin Memek Janda Bule Dan Anaknya


Panggil saja aku Aditya, panggilan sehari-hari meski aku bukan anak bontot. Aku murid SMU kelas 3. Aku tinggal di sebuah perumahan di Jakarta. Daerahnya mirip-mirip di PI deh, tapi bukan perumahan “or-kay” kok. Sekitar beberapa bulan lalu, rumah kontrakan kosong di sebelah kiri rumahku ditempati oleh keluarga baru. Awalnya mereka jarang kelihatan, namun sekitar dua minggu kemudian mereka sudah cepat akrab dengan tetangga–tetangga sekitar. Ternyata penghuninya seorang wanita dengan perkiraanku umurnya baru 30-an, anak perempuannya dan seorang PRT. Nama lengkapnya aku tidak tahu, namun nama panggilannya Tante Yana. Anaknya bernama Anita, sepantaran denganku, siswi SMU kelas 3. Ternyata Tante Yana adalah janda seorang bule kalau tidak salah, asal Perancis. Sikapnya friendly, gampang diajak ngobrol. Tapi, yang paling utama adalah penampilannya yang “mengundang”. Rambutnya ikal di bawah telinga. Kulitnya coklat muda. Bodinya tidak langsing tapi kalau dilihat terus, malah jadi seksi. Payudaranya juga besar. Taksiranku sekitar 36-an.Yang membikin mengundang adalah Tante Yana sering memakai baju sleeveless dengan celana pendek sekitar empat jari dari lutut. Kalau duduk, celananya nampak sempit oleh pahanya. Wajahnya tidak cantik–cantik amat, wajah ciri khas Indonesia, tipe yang disuka orang-orang bule. Seperti bodinya, wajahnya juga kalau diperhatikan, apalagi kalau bajunya agak “terbuka”, malah jadi muka–muka ranjang gitu deh. Dari cara berpakaiannya aku mengira kalau Tante Yana itu hypersex. Kalau Anita, kebalikan ibunya. Wajahnya cantik Indo, dan kulitnya putih. Rambutnya hitam kecoklatan, belah pinggir sebahu. Meski buah dadanya tidak terlalu besar, kecocokan pakaiannya justru membuat Anita jadi seksi. Nampaknya aku terserang sindrom tetangga sebelah nih.Berhari-hari berlalu, nafsuku terhadap Tante Yana semakin bergolak sehingga aku sering nekat ngumpet di balik semak-semak, onani sambil melihati Tante Yana kalau sedang di luar rumah. Tapi terhadap Anita, nafsuku hanya sedikit, itu juga karena kecantikannya dan kulit putihnya. Nafsu besarku kadang-kadang membuatku ingin menunjukkan batangku di depan Tante Yana dan onani didepan dia. Pernah sesekali kujalankan niatku itu, namun pas Tante Yana lewat, buru-buru kututup “anu”-ku dengan baju, karena takut tiba-tiba Tante Yana melapor sama ortu. Tapi, kenyataannya berbeda. Tante Yana justru menyapaku, (dan kusapa balik sambil menutupi kemaluanku), dan pas di depan pagar rumahnya, ia tersenyum sinis yang menjurus ke senyuman nakal. “Ehem.. hmm..” dengan sorotan mata nakal pula. Sejenak aku terbengong dan menelan ludah, serta malah tambah nafsu.


Kemudian, pada suatu waktu, kuingat sekali itu hari Rabu. Saat aku pulang kuliah dan mau membuka pagar rumah, Tante Yana memanggilku dengan lembut, “De, sini dulu.. Tante bikinin makanan nih buat papa-mamamu.” Langsung saja kujawab, “Ooh, iya Tante..” Nafasku langsung memburu, dan dag dig dug. Setengah batinku takut dan ragu-ragu, dan setengahnya lagi justru menyuruh supaya “mengajak” Tante Yana. Tante Yana memakai baju sleeveless hijau muda, dan celana pendek hijau muda juga. Setelah masuk ke ruang tamunya, ternyata Tante Yana hanya sendirian, katanya pembantunya lagi belanja. Keadaan tersebut membuatku semakin dag dig dug. Tiba-tiba tante memanggilku dari arah dapur, “De, sini nih.. makanannya.” Memang benar sih, ada beberapa piring makanan di atas baki sudah Tante Yana susun.Saat aku mau mengangkat bakinya, tiba-tiba tangan kanan Tante Yana mengelus pinggangku sementara tangan kirinya mengelus punggungku. Tante Yana lalu merapatkan wajahnya di pipiku sambil berkata, “De, mm.. kamu.. nakal juga yah ternyata..” Dengan tergagap-gagap aku berbicara, “Emm.. ee.. nakal gimana sih Tante?” Jantungku tambah cepat berdegup. 
“Hmm hmm.. pura-pura nggak inget yah? Kamu nakal.. ngeluarin titit, udah gitu ngocok-ngocok..”Tante Yana meneruskan bicaranya sambil meraba-raba pipi dekat bibirku. Kontan saja aku tambah gagap plus kaget karena Tante Yana ternyata mengetahuinya. Itulah sebabnya dia tersenyum sinis dan nakal waktu itu. Aku tambah gagap, “Eeehh? Eee.. itu..” Tante Yana langsung memotong sambil berbisik sambil terus mengelus pipiku dan bahkan pantatku. “Kamu mau yah sama Tante? Hmm?” Tanpa banyak omong-omong lagi, tante langsung mencium ujung bibir kananku dengan sedikit sentuhan ujung lidahnya.Ternyata benar perkiraanku, Tante Yana hypersex. Aku tidak mau kalah, kubalas segera ciumannya ke bibir tebal seksinya itu. Lalu kusenderkan diriku di tembok sebelah wastafel dan kuangkat pahanya ke pinggangku. Ciuman Tante Yana sangat erotis dan bertempo cepat. Kurasakan bibirku dan sebagian pipiku basah karena dijilati oleh Tante Yana. Pahanya yang tadi kuangkat kini menggesek-gesek pinggangku. Akibat erotisnya ciuman Tante Yana, nafsuku menjadi bertambah. Kumasukkan kedua tanganku ke balik bajunya di punggungnya seperti memeluk, dan kuelusi punggungnya. Saat kuelus punggungnya, Tante Yana mendongakkan kepalanya dan terengah. Sesekali tanganku mengenai tali BH-nya yang kemudian terlepas akibat gesekan tanganku. Kemudian Tante Yana mencabut bibirnya dari bibirku, menyudahi ciuman dan mengajakkuuntuk ke kamarnya.Kami buru-buru ke kamarnya karena sangat bernafsu. Aku sampai tidak memperhatikan bentuk dan isi kamarnya, langsung direbah oleh Tante Yana dan meneruskan ciuman. Posisi Tante Yana adalah posisi senggama kesukaanku yaitu nungging. Ciumannya benar-benar erotis. Kumasukkan tanganku ke celananya dan aku langsung mengelus belahan pantatnya yang hampir mengenai belahan vaginanya. Tante Yana yang hyper itu langsung melucuti kaosku dengan agak cepat. Tapi setelah itu ada adegan baru yang belum pernah kulihat baik di film semi ataupun di BF manapun. Tante Yana meludahi dada abdomen-ku dan menjilatinya kembali. Sesekali aku merasa seperti ngilu ketikalidah Tante Yana mengenai pusarku. Ketika aku mencoba mengangkat kepalaku, kulihat bagian leher kaos tante Yana kendor, sehingga buah dadanya yang bergoyang-goyang terlihat jelas. Kemudian kupegang pinggangnya dan kupindahkan posisinya ke bawahku. Lalu, kulucuti kaosnya serta beha nya, kulanjutkan menghisapi puting payudaranya. Nampak Tante Yana kembali mendongakkan kepalanya dan terengah sesekali memanggil namaku.Sambil terus menghisap dan menjilati payudaranya, kulepas celana panjangku dan celana dalamku dan kubuang ke lantai. Ternyata pas kupegang “anu”-ku, sudah ereksi dengan level maksimum. Sangat keras dan ketika kukocok-kocok sesekali mengenai dan menggesek urat-uratnya. Tante Yana pun melepas celana-celananya dan mengelusi bulu-bulu dan lubang vaginanya. Ia juga meraup sedikit mani dari vaginanya dan memasukkan jari-jari tersebut ke mulutku. Aku langsung menurunkan kepalaku dan menjilati daerah “bawah” Tante Yana. Rasanya agak seperti asin-asin ditambah lagi adanya cairan yang keluar dari lubang “anu”-nya Tante Yana. Tapi tetap saja aku menikmatinya. Di tengah enaknya menjilat-jilati, ada suara seperti pintu terbuka namun terdengarnya tidak begitu jelas. Aku takut ketahuan oleh pembantunya atau Anita.Sejenak aku berhenti dan ngomong sama Tante Yana, “Eh.. Tante..” Ternyata tante justru meneruskan “Adegan” dan berkata, “Ehh.. bukan siapa-siapa.. egghh..” sambil mendesah. Posisiku kini di bawah lagi dan sekarang Tante Yana sedang menghisap “lollypop”. Ereksiku semakin maksimum ketika bibir dan lidah Tante Yana menyentuh bagian-bagian batangku. Tante Yana mengulangi adegan meludahi kembali. Ujung penisku diludahi dan sekujurnya dijilati perlahan. Bayangkan, bagaimana ereksiku tidak tambah maksimum?? Tak lama, Tante Yana yang tadinya nungging, ganti posisi berlutut di atas pinggangku. Tante Yana bermaksud melakukan senggama. Aku sempat kaget dan bengong melihat Tante Yana dengan perlahan memegang dan mengarahkan penisku ke lubangnya layaknya film BF saja. Tapi setelah ujungnya masuk ke liang senggama, kembali aku seperti ngilu terutama di bagian pinggang dan selangkanganku dimana kejadian itu semakin menambah nafsuku.


Tante mulai menggoyangkan tubuhnya dengan arah atas-bawah awalnya dengan perlahan. Aku merasa sangat nikmat meskipun Tante Yana sudah tidak virgin. Di dalam liang itu, aku merasa ada cairan hangat di sekujur batang kemaluanku. Sambil kugoyangkan juga badanku, kuelus pinggangnya dan sesekali buah dadanya kuremas-remas. Tante Yana juga mengelus-elus dada dan pinggangku sambil terus bergoyang dan melihatiku dengan tersenyum. Mungkin karena nafsu yang besar, Tante Yana bergoyang sangat cepat tak beraturan entah itu maju-mundur atau atas bawah. Sampai-sampai sesekali aku mendengar suara “Ngik ngik ngik” dari kaki ranjangnya. Akibat bergoyang sangat cepat, tubuh Tante Yana berkeringat. Segera kuelus badannya yang berkeringat dan kujilati tanganku yang penuh keringat dia itu.Lalu posisinya berganti lagi, jadinya aku bersandar di ujung ranjang, dan Tante Yana menduduki pahaku. Jadinya, aku bisa mudah menciumi dada dan payudaranya. Juga kujilati tubuhnya yang masih sedikit berkeringat itu, lalu aku menggesekkan tubuhku yang juga sedikit berkeringat kedada Tante Yana. Tidak kupikirkan waktu itu kalau yang kujilati adalah keringat karena nafsu yang terlalu meledak. Tak lama, aku merasa akan ejakulasi. “Ehh.. Tante.. uu.. udaahh..” Belum sempat aku menyelesaikan kata-kataku, Tante Yana sudah setengah berdiri dan nungging di depanku. Tante Yana mengelus-elus dan mengocok penisku, dan mulutnya sudah ternganga dan lidahnya menjulur siap menerima semprotan spermaku. Karena kocokan Tante Yana, aku jadi ejakulasi. “Crit.. crroott.. crroott..” ternyata semprotan spermaku kuhitung sampai sekitar tujuh kali dimana setiap kencrotan itu mengeluarkan sperma yang putih, kental dan banyak. Sesekali jangkauan kencrotannya panjang, dan mengenai rambut Tante Yana. Mungkin ada juga yang jatuh ke sprei. Persis sekali film BF.Kulihat wajah Tante Yana sudah penuh sperma putih kental milikku. Tante Yana yang memang hyper, meraup spermaku baik dari wajahnya ataupun dari sisa di sekujur batangku, dan memasukkan ke mulutnya. Setelah itu, aku merasa sangat lemas. Staminaku terkuras oleh Tante Yana. Aku langsung rebahan sambil memeluk Tante Yana sementara penisku masih tegak namun tidak sekeras tadi.Sekitar seminggu berlalu setelah ML sama Tante Yana. Siang itu aku sedang ada di rumah hanya bersama pembantu (orang tuaku pulangnya sore atau malam, adikku juga sedang sekolah). Sekitar jam satu-an, aku yang sedang duduk di kursi malas teras, melihat Tante Yana mau pergi entah kemana dengan mobilnya. Kulihat Anita menutup pagar dan ia tidak melihatku. Sekitar 10 menit kemudian, telepon rumahku berdering. Saat kuangkat, ternyata Anita yang menelepon. Nada suaranya agak ketus, menyuruhku ke rumahnya. Katanya ada yang ingin diomongin. Di ruang tamunya, aku duduk berhadapan sama Anita. Wajahnya tidak seperti biasanya, terlihat jutek, judes, dan sebagainya. Berhubung dia seperti itu, aku jadi salah tingkah dan bingung mau ngomong apa.Tak lama Anita mulai bicara duluan dengan nada ketus kembali,“De, gue mau tanya!”“Hah? Nanya apaan?” Aku kaget dan agak dag dig dug.“Loe waktu minggu lalu ngapain sama nyokap gue?” Dia nanya langsung tanpa basa-basi.“Ehh.. minggu lalu? Kapan? Ngapain emangnya?”Aku pura-pura tidak tahu dan takutnya dia mau melaporkan ke orang tuaku.“Aalahh.. loe nggak usah belagak bego deh.. Emangnya gue nggak tau? Gue baru pulang sekolah, gue liat sendiri pake mata kepala gue.. gue intip dari pintu, loe lagi make nyokap gue!!”Seketika aku langsung kaget, bengong, dan tidak tahu lagi mau ngapain, badan sudah seperti mati rasa. Batinku berkata, “Mati gue.. bisa-bisa gue diusir dari rumah nih.. nama baik ortu gue bisa jatoh.. mati deh gue.”Anita pun masih meneruskan omongannya,“Loe napsu sama nyokap gue??”Anita kemudian berdiri sambil tolak pinggang. Matanya menatap sangat tajam. Aku cuma bisa diam, bengong tidak bisa ngomong apa-apa. Keringat di leher mengucur. Anita menghampiriku yang hanya duduk diam kaku beku perlahan masih dengan tolak pinggang dan tatapan tajam. Pipiku sudah siap menerima tamparan ataupun tonjokan namun untuk hal dia akan melaporkannya ke orang tuaku dan aku diusir tidak bisa aku pecahkan. Tapi, sekali lagi kenyataan sangat berbeda. Anita yang memakai kaos terusan yang mirip daster itu, justru membuka ikatan di punggungnya dan membuka kaosnya. Ternyata ia tidak mengenakan beha dan celana dalam. Jadi di depanku adalah Anita yang bugil. Takutku kini hilang namun bingungku semakin bertambah. “Kalo gitu, loe mau juga kan sama gue?” Anita langsung mendekatkan bibir seksi-nya ke bibirku. Celana pendekku nampak kencang di bagian “anu”.Kini yang kurasakan bukan ciuman erotis seperti ciuman Tante Yana, namun ciuman Anita yang lembut dan romantis. Betapa nikmatnya ciuman dari Anita. Aku langsung memeluknya lembut. Tubuh putihnya benar-benar mulus. Bulu vaginanya sekilas kulihat coklat gelap. Sesegera mungkin kulepas celana-celanaku dan Anita membuka kaosku. Lumayan lama Anita menciumiku dengan posisimembungkuk. Kukocok-kocok penis besarku itu sedikit-sedikit. Aku langsung membisikkannya, “Nit, kita ke kamarmu yuk..!” Anita menjawab, “Ayoo.. biarlebih nyaman.” Anita kurebahkan di ranjangnya setelah kugendong dari ruang tamu. Seperti ciuman tadi, kali ini suasananya lebih lembut, romantis dan perlahan. Anita sesekali menciumi dan agak menggigit daun telingaku ketika aku sedang mencumbu lehernya. Anita juga sesekali mencengkeram lenganku dan punggungku. Kaki kanannya diangkat hingga ke pinggangku dan kadang dia gesek-gesekkan. Dalam pikiranku, mungkin kali ini ejakulasiku tidak selama seperti sama Tante Yana akibat terbawa romantisnya suasana.Dari sini aku bisa tahu bahwa Anita itu tipe orang romantis dan lembut. Tapi tetap saja nafsunya besar. Malah dia langsung mengarahkan dan menusukkan penisku ke liang senggamanya tanpa adegan-adegan lain. Berhubung Anita masih virgin, memasukkannya tidak mudah. Butuh sedikit dorongan dan tahan sakit termasuk aku juga. Wajah Anita nampak menahan sakit. Gigi atasnya menggigit bibir bawahnya dan matanya terpejam keras persis seperti keasaman makan buah mangga atau jambu yang asem. Tak lama, “Aaahh.. aa.. aahh..” Anita berteriak lumayan keras, aku takutnya terdengar sampai keluar. Selaput perawannya sudah tertembus. Aku mencoba menggoyangkan maju-mundur di dalam liang yang masih sempit itu. Tapi, aku merasa sangat enak sekali senggama di liang perawan. Anita juga ikutan goyang maju-mundur sambil meraba-raba dadaku dan mencium bibirku. Ternyata benar perkiraanku. Sedikit lagi aku akan ejakulasi. Mungkin hanya sekitar 6 menit. Meski begitu, keringatku pun tetap mengucur. Begitupun Anita.Dengan agak menahan ejakulasi, gantian kurebahkan Anita, kukeluarkan penisku lalu kukocok di atas dadanya. Mungkin akibat masih sempit dan rapatnya selaput dara Anita, batang penisku jadi lebih mudah tergesek sehingga lebih cepat pula ejakulasinya. Ditambah pula dalam seminggu tersebut aku tidak onani, nonton BF, atau sebagainya. Kemudian, “Crit.. crit.. crott..” kembali kujatuhkan spermaku di tubuh orang untuk kedua kalinya. Kusemprotkan spermaku di dada dan payudaranya Anita. Kali ini kencrotannya lebih sedikit, namun spermanya lebih kental. Bahkan ada yang sampai mengenai leher dan dagunya. Anita yang baru pertamakali melihat sperma lelaki, mencoba ingin tahu bagaimana rasanya menelan sperma. Anita meraup sedikit dengan agakcanggung dan ekspresi wajahnya sedikit menggambarkan orang jijik, dan lalu menjilatnya.


Terus, Anita berkata dengan lugu, “Emm.. ee.. De.. kalo ‘itu’ gimana sih rasanya?” sambil menunjuk ke kejantananku yang masih berdiri tegak dan kencang. “Eh.. hmm hmm.. cobain aja sendiri..” sambil tersenyum ia memegang batang kemaluanku perlahan dan agak canggung. Tak lama, ia mulai memompa mulutnya perlahan malu-malu karena baru pertama kali. Mungkin ia sekalian membersihkan sisa spermaku yang masih menetes di sekujur batangku itu. Kulihat sekilas di lubang vaginanya, ada noda darah yang segera kubersihkan dengan tissue dan lap. Setelah selesai, aku yang sedang kehabisan stamina, terkulai loyo di ranjang Anita, sementara Anita juga rebahan di samping. Kami sama-sama puas, terutama aku yang puas menggarap ibu dan anaknya itu.– 
Share:


 

TOGEL ONLINE
AMAN & TERPERCAYA
NAME DEPO BETT JOIN
VELBETT 1.000 Sepuasnya Tekan
BBTOTO 1.000 Sepuasnya Tekan
FFTOTO 1.000 Sepuasnya Tekan
since © 2015

Entri yang Diunggulkan

Memuaskan Pacarku Yang Lagi Horny Berat

Selepas SMA, Jenni, waktu itu 20 tahun, melanjutkan studinya ke Akademi Sekretaris ternama di Bandung. Dengan wajah sangat cantik, tubuh tin...

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Posts

Pengikut

Flag Counter

Total Tayangan Halaman