Perjumpaan Dengan Teman Sekolah Yang Berujung Ngewe


Suatu sore saya berjalan ke pusat perbelanjaan untuk mengisi waktu luang. Ya … saya melihat gadis cantik itu. Jadi saya melihat ke kiri dan ke kanan … Saya tidak tahu … seseorang memukul saya. Wanita ini tampaknya menghabiskan banyak belanja dan sedang terburu-buru sampai dia tidak bertemu orang.Segera setelah saya bertabrakan, saya segera membantu membersihkan barang-barang yang tersebar. Saya tidak lupa untuk mengatakan permintaan maaf saya kepadanya karena tidak sengaja menabraknya. Jika sebenarnya dia adalah orang yang harus meminta maaf kepada saya.“Maaf … tidak sengaja,” kataku padanya.


“Tidak apa-apa. Ya … kamu Andy, kan?”“Ya … aku Andy. Dan Ms. Who ya kok tahu namaku”“Anda tidak ingat saya, ya teman, sekolah menengah Anda, yang suka kilin Anda,” katanya kepada saya.“Siapa itu. Ieee. Maaf, Rani, ya. Flower High School”“Tepat. Tapi barusan kamu manggilin aku, kak?”


“Maaf, setelah aku tidak tahu siapa kamu …”“Kenapa … lupakan aku dan aku sudah melupakannya?”“Ya … bagaimana … kamu sangat cantik … berbeda dari yang pertama …” Aku mengatakan sedikit pujian.“Aku, kenapa kamu selalu menyukainya,” katanya sambil tersipu-sipu.“Oh ya. Kami aman … membuatnya menarik untuk pertemuan kami“Ok, kamu perlakukan aku ketika aku bosan lagi,” kataku padanya“Ya … tidak ada masalah lagi.”Saya dan Rani pergi ke restoran aman Rani. Sampai di sana … kami memilih meja paling sudut. Suasana di kafe ini sangat sejuk dan nyaman membuat orang-orang yang ada di dalamnya merasa betah untuk duduk lama.“Bagaimana kabarmu sekarang, kau sudah menikah … punya keluarga,” tanya Rani padaku.“Aku baik-baik saja. Masih diriku lagi. Masih merasa bebas”“Apa yang kamu lakukan jika kamu sudah menikah?” Saya bertanya kepadanya.“Saya sudah menikah. Sudah 3 tahun”“Menyenangkan dunk. Suami suamimu akan pergi sendirian. Tidak takut dibodohi dengan iseng”“Ah, kamu … biasanya hanya lagi. Aku lagi di departemen bisnis,” katanya.eh ayo makan … ambil saja, tolong? “Kami akhirnya juga makan hidangan yang sudah tersedia. Setelah makan, kami berjalan-jalan dan pulang ke rumah satu sama lainBeberapa hari kemudian. Rani mengirim SMS ke sel saya. Ini mengundang saya untuk bermain di rumahnya. SMS dijawab. Dan saya bertanya di mana alamatnya. Beberapa menit kemudian, Rani menjawab teks saya dan menyebutkan alamat rumahnya.Saya meninggalkan rumah Rani si bunga High School. Tak lama kemudian … saya tiba di depan rumah mewah. Baca alamatnya lagi diberikan oleh Rani dan dicocokkan dengan nomor rumah yang tercetak di depan pintu. Memang benar bahwa ini adalah rumah. Menekan bel di depanku. Beberapa saat kemudian gerbang terbuka dengan sendirinya. Aku masuk, gerbangnya juga tertutup dengan sendirinya. Aku berjalan ke teras depan dan Rani menungguku di sana.“Hai … bagaimana kabarmu sekarang,” katanya padaku.“Oke, ya. Kamu tidak terlalu tenang, ke mana kamu pergi?”“Ya, tidak ada orang yang kesepian di rumah … aku mengajakmu datang ke sini … membuatmu menemaniku”“Tidak ada yang salah … hanya karena suamimu marah lagi”“Ah … tidak apa-apa lagi. Dia sekarang sekarang”“Yuk .. masuk. Kami hanya mengobrol di dalam saja”Kami juga masuk ke rumah Rani. Wow, rumah yang sangat mewah … semua perabotannya luar biasa.“Ayolah … silakan duduk. Jangan malu – hanya merasa malu pada dirimu sendiri.”“Terima kasih.” Dan saya akan duduk“Oh ya … apa yang kamu minum, panas … dingin atau hangat …” kata nyonya rumah.“Jadi bingung … pilih” kataku padanya.“Aku yakin itu sama dengan Kopitrus kalau kamu mau yang dingin … ada minuman ringan …” jawab siRani“Kalau begitu kalau aku pilih yang hangat,” aku bertanya lagi.“Yaada deh” kata Rani sedikit genit.“Ok kalau memang begitu … aku hanya minta yang hangat,” kataku, berusaha menggodanya“Ah … kamu bisa melakukannya. Kalau aku memberimu itu tidak akan sulit nantinya”“Ya … tergantung pada orang yang memberiku dunk”Rani bangkit dari tempat duduknya. “Tunggu aku kembali dulu”Dia pergi meninggalkanku di ruang tamu mewah. Rani kembali ke ruang tamu dengan dua gelas jus jeruk. Dia meletakkannya di atas meja.“Lho … lalu dia bilang itu hangat .. yang ini”, aku memberitahunya.“Yang hangat. Aku pasti akan memberikannya padamu”Saya juga duduk kembali.“Rumahmu benar-benar bagus, kalian semua yakin kamu bahagia dengan suamimu.”“Ah … siapa bilang … dari luar aku terlihat senang” dia mulai serius“Aku punya segalanya … tapi itu tidak menjamin aku bahagia”“Bayangkan saja … dalam satu bulan … paspor suamiku adalah 3 hari di rumah”“sisanya… Saya di sini dan di sana … mengelola banyak sekali bisnis keluarga sayaAnda bisa membayangkan … kenapa saya sangat kesepian … “Rani mulai menceritakan semua keluhan yang ada padanya. Saya mencoba memahami setiap cerita sementara sesekali mata saya nakal melirik bagian-bagiannya yang sangat menarik. Saat itu, Rani mengenakan kemeja yang cukup ketat sehingga dicetak semua lekuk tubuhnya yang sangat indah. lengan pendek itu. Sepertinya Rani tidak memakai bra. Itu bisa dilihat dari tonjolan kecil di bagian atas dadanya yang padat dan penuh. Perlahan-lahan ada sesuatu yang terasa nakal dari balik celana yang saya kenakan.Rani bangkit dari tempat duduknya dan pindah ke sampingku. Bau harum parfumnya sangat menarik.“Dy … aku sangat merindukanmu,” katanya padaku“Ya,” kataku padanya.“Ya, terutama sama.” Dia berkata terganggu.“Apa yang kamu lakukan Ran?”“Aku juga.” katanya sambil melihat penisku.Hanya uang tunai, saya terkejut mendengar pidatonya begitu spontan. Kalau sebenarnya saya juga menginginkannya.Karena tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutku, Rani tidak menggerakkan tangannya dari bagian atas selangkanganku … sebaliknya, dia dengan lembut mengusap batang kejantananku yang masih tersembunyi di balik celana yang kugunakan.Perlahan … wajahku dan wajah Rani semakin dekat. Rani memejamkan mata sambil meregangkan bibirnya padaku. Saya mencium bibir merahnya. Mulutku diputar di mulut mungil dan seksi. Setelah lidah saya melintir dengan lidahnya. Rani sangat senang menyambut ciuman bibirku di bibirnya.Sementara itu, tangan saya tidak tinggal diam. Saya mencoba menyentuh dua bukit kembar yang tumbuh di dadanya. Itu begitu hangat, padat dan penuh. Rasanya sangat halus, kulit dada Rani. Dua puncak dadanya yang mulai mengeras tidak lepas dari remasan tanganku. Dan tangan Rani menjadi lebih liar dan getir mengatasi kegilaanku yang mulai mengeras.Rani beranjak dari tempat duduknya. Perlahan dia mulai membuka satu per satu pakaian yang menempel di tubuhnya. Hingga akhirnya tak satu pun benang menempel di tubuhnya. Lihatlah tubuhnya dari ujung kepala sampai ujung kaki. Sangat sempurna sekali. Dua gundukan bundar yang tergantung di dada. Tambahkan ke sebuah bukit kecil yang ditumbuhi bulu hitam tebal menunjukkan bahwa Rani adalah wanita yang haus seks.Rani kembali duduk bersila di depanku. Kali ini dia mulai membuka celana panjang yang masih saya kenakan. Jadi celana saya terbuka … keluarkan tongkat kejantanan saya yang mulai mengeras di belakang celana saya. Tapi belum lama celana saya dibuka dan penisku tetap tegak seperti torpedo yang siap meluncur.Tangannya yang halus mulai membelai batang maskulin saya. Panjang ukurannya semakin besar. Rani mulai menjilati ujung kepala penisku. Mulut mungilnya menyentuh permukaan kulitku yang maskulin hingga kedua pelerku. Untuk sesaat, Rani menikmati tongkat kejantananku dengan ciuman yang sangat mendebarkan sendi saya.


Sementara kedua tanganku meremukkan kepalanya. Sampai sesuatu terasa berdenyut dalam kedewasaan saya Sesuatu yang saya ingin menyemburkan dari ujung kepala penisku. Aku semakin kuat dan menarik rambut Rani dan menekannya ke ujung kepala penisku untuk menyentuh ujung tenggorokannya.“Akhhh … Ran … aku ingin keluar dari sini” aku mengerang padanyaBeberapa detik kemudian sperma saya tumpah di mulut Rani. Tanpa merasa sedikit jijik, Rani menelan setiap tetes sperma saya. Dan dengan senyum .. Rani menjilati sisa-sisa sperma yang masih tersisa di selangkangan.Suatu saat kita juga beristirahat setelah mencapai orgasme pertama. Lalu aku berdiri dan mengangkat tubuh Rani yang gemuk dan meletakkannya di sofa empuk. Sekarang saatnya bagi saya untuk memulai putaran permainan berikutnya. Saya membuka lebar kaki Rani. Bawa wajahku ke permukaan perutnya yang rata. Dengan nafsu .. Aku menjilat setiap kulit lembut perut. Rani menggelinjang perasaan hebat menjilati bibirku di permukaan kulit perutnya langsing.Rani merasa dirinya seperti terbang menuju kesenangan ketika ujung lidahku menggelitik organ sensitifnya. Dia lupa sejenak bayangan suaminya yang saat ini berada di luar negeri. Baginya, kesenangan yang saya berikan kepadanya tidak seberapa dibandingkan dengan materi yang diberikan oleh suaminya. Serangan dan jeritan Rani membuatku bersemangat untuk menembus permukaan vaginanya dengan ujung lidahku.“Sayang. Cepat dan hancurkan kamu. Sudah tidak kuat,” dia merengek padaku.Saya juga memenuhi permintaan Rani, yang tidak tahan menunggu ketegangan dan pengerasan batang saya untuk masuk ke vagina Rani. Aku memegang tongkat kejantananku dan mengocoknya sebentar, lalu mengarahkannya ke lubang vagina Rani.Saya mulai maju mendorong pantat Rani. Beberapa kali saya mencoba ketinggalan. Mungkin karena ukuran senjata saya yang cukup besar akan sulit menembus lubang vagina yang sedang rapet. Namun, setelah beberapa kali mencoba, akhirnya tongkat kejantanan saya masuk melalui lubang vagina Rani.Tanpa membuang waktu lagi, saya pindah pantat saya bolak-balik untuk menembus vagina Rani. Dengan nafsu, Rani menikmati gerakan penisku bolak-balik menusuk vaginanya. Desahan dan desah keluar dari mulut mungilnya. Rani mengimbangi gerakanku dengan memajukan pantatnya yang menggairahkan. Sekitar tiga menit yang lalu berlalu, Rani merasa itu akan mencapai klimaks.Rani mengangkat pantatnya dan meregangkan tubuh. Wajahnya berubah menjadi ganas, matanya memelototi puncak kenikmatan. Saya tahu bahwa Rani akan mencapai klimaksnya. Saya mempercepat gerakan pantat saya menusuk vaginanya sampai akhirnya puncak kenikmatan datang. Rani memeluk tubuhku erat-erat, vaginanya bergetar dan menjepit batang kejantananku. Cairan hangat dan tebal menembus dinding vagina. Orgasme yang telah dialami di sekolah menengah Rani sibunga suksesi.Untuk sesaat … biarkan Rani menikmati sisa orgasme, sebelum kita melanjutkan permainan berikutnya. Perlahan Rani bangun dari tidurnya dan duduk di sofa yang empuk. Dia juga duduk di sampingnya. Tanganku berhenti berpunuk vagina ditutupi dengan rambut halus. Pengantin perempuan perlahan-lahan membangkitkan gairah wanita cantik ini di sampingku. Perlahan-lahan ada desahan lembut dari mulut Rani. Sementara itu mulutku tidak bisa dipisahkan dari dua puncak kecil di dada.Merasa sudah waktunya bagiku untuk menyelesaikan permainan, aku mengangkat Rani dan meletakkannya di pahaku. Posisinya sekarang tepat di pangkuanku, sehingga dua payudara padat membesar tepat di depan mulutku. Aku menggosok ujung kemaluanku ke vaginanya. Aku menekan ujung kemaluanku sampai roboh ke dalam vaginanya. Saya perlahan-lahan memperlambat, menikmati beberapa saat ketika penis saya bersarang di vagina Rani.Perlahan aku memindahkan pantatku ke atas dan ke bawah menembus lubang di ayam Rani. Gerakan saya menjadi lebih cepat dan lebih cepat membuat tubuh Rani berayun di pangkuan saya. Ada erangan kenikmatan dari mulut Rani. Beberapa kali dia harus menjerit sedikit ketika penisku yang membesar menyentuh ujung rahimnya. Sementara dua gundukan di dadanya bergoyang tak menentu. Tanganku meraih dua gundukan dan meremasnya perlahan.Beberapa menit kemudian sesuatu terasa tersedot di batang kejantananku. Mungkin sudah waktunya bagi saya untuk orgasme. Dengan napas panjang ditemani oleh saya dan Rani mencapai orgasme. Saya menyemprotkan sperma hangat saya di vagina Rani. Beberapa saat kemudian Rani pun mengikutinya. Cairan hangat merembes ke dinding vagina hangatnya. Saya menarik tongkat kejantanan saya dari dalam vagina Rani.Rani dengan cepat berjongkok di bawah lenganku dan menjilati sisa-sisa sperma yang masih menempel di penisku. Sesaat kemudian Rani tersenyum padaku. Senyum penuh kepuasan yang tak pernah dia dapatkan dari suaminya yang tercinta. Saya bangkit dan mengenakan kembali pakaian saya. Saya melihat jam di tangan saya adalah jam sepuluh malam. Saya juga mengucapkan selamat tinggal kepada Rani.Tapi sebelum saya pergi meninggalkan rumah Rani. Dia memberi saya sesuatu sebagai hadiah. Ponsel baru dan sepeda motor besar. Awalnya saya menolak hadiah itu, tetapi dia berharap saya akan menerima hadiah itu. Demi menghibur hati Rani, saya menerima hadiah yang cukup besar bagi saya.


Saya meninggalkan Rani dengan ponsel dan sepeda motor besar. Hadiah yang mungkin lebih kecil dibandingkan dengan kesenangan seks yang saya miliki saat ini. Dan saya bahkan akan mendapatkan hari-hari berikutnya dengan seorang wanita cantik yang dulunya Bunga Sekolah Menengah.

Share:

Diajarin Dunia Sex Oleh Tanteku Sendiri


Ini tentang kisahku yang dulu ketemu dengan Tante Juliet, perkenalkan nama saya Sony, Singkat cerita waktu saya sedang duduk santai dan sedang membaca majalah, si tante Juliet juga sedang di teras rumahnya, sedang menyapu rumahnya, kemudian saya menyapa tante Julie“Eeeh tante? sapaku”, Son kamu lagi ngapain tanyanya 


Lagi baca majalah tante jawabku Majalah apa ayo jangan-jangan kamu baca majalah porno ya ?tanyanya penasaran Kalau ya emang kenapa tante nggak boleh ya jawabku Nggak pa-pa koq itu berarti keponakan tante udah gede ya khan katanya“Ya tante punya Sony udah gede lo kepalanya lucu kayak Helm NAZI” kataku mancing 


“Dan apanya yang gede anak manis tante nggak ngerti” tanyanya lagi“Ini tante burung Sony udah gede lo” kataku sambil nunjuk ke arah selangkanganku “Ahhh kamu nakal ya entar tante bilangin ama oom kamu baru nyaho kamu” katanya Lalu tante Juliet kembali bekerjaDan di dalam ruang kerja kantor tante Juliet bekerja menggunakan komputernya sedangkan aku sendiri bosan baca majalah lalu bermain game dengan komputerku tepat di sebelah meja tante Juliet Saat itu kulihat tante Juliet sedang sibuk dengan pekerjaannya tentu saja kesempatan ini kugunakan sebaik-baiknya Aku menikmati kecantikan tanteku sepuasku Keperhatikan wajah tante Juliet yang begitu cantik lalu buah dadanya yang padat Karena tante Juliet menggunakan rok span yang mini maka ketika ia duduk dgn menumpangkan kakinya pahanya yang putih mulus itu langsung terlihat juga betisnya yang indah kutatap habis-habisanLalu namun tiba-tiba tante Juliet menatapku sambil tersenyum menggoda “Lagi ngeliatin apa kamu Sony?” katanya Dag dig dug derrr! Astaga aku benar-benar kaget jantungku serasa copot aku sangat panik dan“Eh anu ehm nggak kok tante” jawabku terbata-bata “Kamu nggak usah bohong sayang Nggak apa-apa kok kalau kamu suka ama tante” katanya sambil tersenyum nakal Namun tante Juliet malah berdiri ke arah pintu dan menguncinya lalu menghampiriku dan berdiri tepat di depanku bau harum parfumnya terasa olehku Tentu saja aku jadi makin berdebar-debar nggak karuan Lalu “ Son menurut Sony tante cantik dan sexy nggak sih ?” tanyanya menggoda“Eh enggg iya tante cantik dan sexy malah jauh lebih cantik dari Tamara Maen Sky” jawabku becanda sambil menunduk “Ahhh yang bener Son eee kalau begitu Sony mau dong kalau tante Juliet minta tolong?” katanya sambil mengecup pipiku Wow Perasaanku saat itu benar-benar campur-aduk aku merasakan kelembutan bibirnya namun bercampur dengan grogi dan bingung Aku hanya bisa mengangguk saja Lalu tante Juliet memegang tanganku dan menariknya dengan lembut sehingga aku bangun dari dudukku “Son ayo sini ikut tante tante mau ajarin Sony sesuatu” katanya sambil menuntunku berjalan ke arah meja kerja yang kosong Aku mengikuti semua kemauan tanteku yang genit ini “Nah anak manis sekarang kamu berdiri di sini dan diam dulu yah” katanya Aku berdiri dengan bersandar pada meja Lalu tiba-tiba tante Juliet mengecup bibirku dengan lembut aku benar-benar kaget tapi rasanya benar-benar nikmat bibir tante Juliet terasa lembut dan basahHingga aku hanya bisa diam saja sambil memejamkan mata dan terus-terang saat itu otongku langsung naik Kemudian tiba-tiba tangan tante Juliet bergerak menuju celana kayaknya dia mau melepasnya Tante “aduhhh Sony mau diapain?” tanyaku gugup “Udah dong ahhh kamu nurut aja ya percaya deh sama tante pasti nanti kamu suka” bujuknya sambil kembali tersenyum nakal Lalu tante Juliet mulai berlutut dihadapanku dan mulai melepas resletingku dan “Tante jangan tante jangan ohhh” aku sungguh terasa panas-dingin namun tante Juliet tidak memperdulikanku ia malah sibuk sendiri nampaknya nafsu birahinya sudah tak bisa lagi dikendalikan Setelah resletingnya terbuka lalu tante Juliet melorotkannya karena aku tidak pernah memakai CD(habis gerah dan agak gatel-gatel gimana gicu) langsung saja otongku terjulai keluar“Wooow besar juga punya kamu Son” katanya sambil menatap otongku dengan tatapan buasnya “Ooohhh tante jangannn” ujarku lirih dengan gemetar lututku terasa lemas Tante Juliet yang tahu akan keadaanku lalu memegang pinggangku dan menyuruhku naik duduk di meja Lalu tante Juliet memegang otongku yang sudah tegang ituDan ahhh genggaman jari-jari lentik tante Juliet terasa sangat lembut di otongku Tiba-tiba dengan lembut tante Juliet menjilat kepala otongku perlahan “Ahhh taaannnteee” jeritku lirih Rasanya sulit dilukiskan pokoknya bergetar seluruh tubuhku saat lidah tante Juliet yang lembut menyapu permukaan kepala otongku Lalu tanpa sungkan-sungkan lagi tante Juliet langsung mengulum otongku benar-benar gila rasanya“Aaaahhh tanteee aaaah ohhh” aku mengerang-ngerang tak karuanKini tante Juliet terus mengulum-ngulum sambil mengocok-ngocok dan menyedot-nyedot otongku. Luar biasa rasanya tak terbayangkan nikmatnya Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang tak tertahankan yang akan keluar dari tubuhku Aku makin menggila mengerang-ngerang tante Juliet yang rupanya tahu waktunya telah tiba langsung menyedot otongku kuat-kuat dan “Ahhh taaannnn Aaaarggghhh” aku menjerit kencang dan air maniku muncrat menyembur keluar untuk pertama kali aku merasakan puncak kenikmatan yang tak terbayangkan bersama tanteku Lalu tubuhku terkulai lemas tergeletak di atas meja Namun air maniku yang tadi menyembur keluar di dalam mulut tante Juliet malah disedot dihisap dan ditelannyaMemang nampaknya tante Juliet rakus sekali dengan air maniku bahkan karena saking banyaknya ada air maniku yang meleleh keluar dari mulutnya dan melumuri sekitar bibirnya dan dengan menggunakan lidahnya tante Juliet menyapunya semua lalu menelannya“Wow punyamu enak sayang gimana rasanya enak khan” katanya sambil terus menjilati otongku “Aduhhh Sony rasanya seperti orang mabuk tapi enak tante” kataku. Lalu dengan sisa tenaga yang ada aku berjalan ke sofa panjang di ruangan itu dan aku langsung rebah disitu dan terlelap Sekitar 1/2 jam aku tertidur ketika terbangun aku merasakan suatu perasaan yang senang Aku melihat tante Juliet masih bekerja Aku melihat dia melepas sepatunya ohhh sungguh indah kakinyaSetelah itu nampaknya perkerjaannya sudah hampir selesai lalu Setelah pekerjaan tante selesai dan mematikan komputernya ia menghampiriku “Son badan tante pegel nih pijitin dong sayang?” pintanya “Iya tante” jawabku Tante Juliet langsung terlungkup di sofa panjang yang satunya Aku tertegun dengan bentuk tubuh tanteku ohhh begitu lansing dan bokongnya yang besar ohhh serta kakinya yang sexy “ohhh Ayo kok malah bengong sih” seru tante “Eeehhh iya tante” kataku pelan Lalu kuusap pelan-pelan pundak tante lalu perlahan kupijit-pijit lalu turun pelan-pelan ke punggungnyaKetika hampir mencapai ke dua buah pantatnya yang montok itu aku agak ragu “Ayo Son jangan berhenti dong” serunya Dengan agak berdebar kutempelkan kedua telapak tanganku ke buah pantatnya yang padat berisi itu Wah sungguh empuk sekali lalu kuremas-remas perlahan “Hmmm nah gitu dong pintar kamu Son” kata tante Juliet sambil merasakan nikmat Setelah agak lama bermain di pantat tante Juliet tanganku kembali merayap menyelusuri paha bagian belakang dan betisnya . Wah betis indah tante Juliet yang biasanya hanya bisa kulihat dan kubayangkan saja sekarang kuusap-usap dan kuremas-remas dengan lembut sungguh halus sekali rasanya mulus dan lembut Kemudian tante Juliet bangun dari terlungkupnya dan kini duduk bersandar di sofa“Soooon tolong lepas sepatu tante !” perintahnya Aku pun melakukan perintahnya melepas sepatunya dengan hati-hati Setelah dilepas aku lihat ujung kakinya pun sangat halus dan mulus “Soon kamu mau kan jilatin kaki tante !” perintahnya Aku ragu tapi berikutnya tanpa ragu lagi aku ikuti perintahnyaAku jilat telapak kaki tante Juliet yang mulus itu lalu kujilatin pula tumitnya yang berwarna merah jambu itu Baunya khas tapi nggak bau kayak kakiku 


“Ehmmmm kamu nakal ya” tante Juliet kegelian Lalu Terus naik ke atas dong sayang pintanya lirih Dari telapak kaki dan tumitnya jilatanku naik ke atas Kujilati betis mulus dan indah tante Juliet benar-benar lembut sekali terasa di lidahku Jilatanku terus naik ke atas kusingkapkan setengah rok spannya ke atas lalu kujilati paha tante Juliet membuatnya terus menerus merintih kegelian tapi pasti nikmat dong“Soooon tolong bukain CD tante yah” lalu tante Juliet menyingkapkan seluruh roknya ke atas sehingga CD-nya yang berwarna putih nampak sangat jelas di depanku Uhuiii! ternyata di bagian tengah CD-nya telah basah rupanya tante Juliet sudah sangat terangsang Tanpa membuka roknya yang disingkapkan ke atas dengan hati-hati kuturunkan CD tante Juliet Wah luar biasa baru kali ini aku menyaksikan yang secara langsung memek seorang wanita Memek tante Juliet sangat indah bulu-bulunya sangat lebat bentuk bukit memeknya cembung di tengahnya terdapat garis bibir memek yang berwarna kemeraha-merahan sangat merangsang birahi apalagi di pinggirannya telah nampak basah oleh cairan birahinya“ayo Son jilatin memek tante ya cepet ya udah nggak tahan nih” serunya Lalu aku dekati memek tante Juliet bau harum birahinya sangat keras tercium mula-mula dengan perlahan aku mulai menjilati pinggiran memeknya “Ssshhh aaahhh ya gitu Sonnnn aahhh terusss ohhh” tante Juliet mendesis-desis kegelian dan nikmat Tante Juliet duduk sambil membuka kakinya lebar-lebar selonjoran di sofa sementara aku menjilati memeknya yang udah banjir bandangAku terus menjilati pinggiran memek tante Juliet yang telah basah itu rasanya asin-asin enak Setelah pinggiran memeknya aku mulai berpindah menjilati tengahnya kulihat di bibir memek tante Juliet yang masih rapat itu terdapat cairan basah lalu aku jilat bagian tengah yang memanjang di memeknya lalu“Ssssssstthhhhh terusss ohhh” tante Juliet mendesis panjang Lalu kujilati bagian dalam memeknya kukorek dengan lidah seluruh dinding bagian dalam memeknya untuk mendapatkan cairan memeknya sehingga membuatnya menggelinjang-gelinjang “Sonnn aaaaahhh Aaaahhh “ tante Juliet terus mengerang-ngerangKemudian lalu dengan jariku aku renggangkan kedua bibir memek tante Juliet lalu sedikit diangkat ke atas maka tampaklah ujung clitnya yang mungil yang berwarna pink Lalu dengan sekali jilatan panjang aku jilat ***** itu dan “Aaaaaaaaaauuhhhhhh” tante Juliet langsung menjerit ia tersentak kaget “Sonnn kamu pintar sayang hhhmmm?” tanyanya sambil tetap mengerang Gimana tante rasanya sahutku “Enak sayang ayo terusss” katanya sambil mengerang lagi Aku terus menjilati clitnya kugosok dengan lidahku membuatnya semakin gila menjerit-jerit dan menggelinjang-gelinjang dan “Aaahhh ahhh aaarghhh eehhhmm” erangnya lagi Lalu kusedot ***** tante Juliet dengan satu sedotan panjang tiba-tiba tante Juliet langsung menjerit keras “Aaakkkhhhh tanteee keluarrrr ohhhh” badannya mengejang bergetar kedua pahanya dirapatkannya ke kepalaku dan tangannya meremas sofa itu dengan kuatnyaHingga Tante Juliet sedang merasakan puncak kenikmatan orgasme yang luar biasa lendir hangat orgasmenya keluar dari dalam memeknya dan aku sedot lagi memeknya kuat-kuat membuat erangannya semakin panjang “Aakhhhhh Sonnnn eemmhhh eemhhh” dan akhirnya tante Juliet tergeletak lemas Setelah terbaring lemas di sofa beberapa saat tante Juliet kembali bangkit lalu menarikku ke sofa dan menciumku melumat bibirku lalu lidahnya didesakannya masuk ke mulutku Dan Aku yang belum berpengalaman menerima saja Lidah tante Juliet bermain di dalam mulutku mengait-ngait lidahku Wah rasanya geli nikmat dan basahDan Kemudian tante Juliet melepaskan lumatannya lalu melepaskan kaosku sehingga kini aku telanjang bulat Kemudian tante Juliet mendorong badanku agar aku terlentang di sofa Ia menatap otongku yang sudah mulai bangun kembali digenggamnya batang otongku yang langsung saja membuatnya makin mengeras lalu di kocok-kocoknya Mulanya perlahan lama-kelaman makin cepatWah rasanya benar-benar aduhai Lalu tante Juliet melumat batang dan kepala otongku Waaaaaaah rasanya semakin ruar biasa Lalu tante melepaskan lumatannya di otongku lalu tante Juliet mulai melepaskan pakaian kerjanya Aku bangkit dan terduduk di sofa Melihat pemandangan itu aku jadi deg-degan namun kali ini sedikit bercampur nafsu Dan akhirnya tante Juliet membuka seluruh pakaiannya termasuk BH dan CD-nya sehingga ia kini benar-benar telanjang bulatWaaaah ruar biasa indahnya tubuh tante Juliet yang putih mulus sangat montok dan seksi Aku sekarang benar-benar super terangsang“Gimana Son kamu suka tubuh tante kan pasti kamu belum pernah melihat langsung cewek telanjang iya kan?” tanyanya sambil menggodaku Aku hanya tersipu sambil menganggukan kepala dengan jempol tanganku kukenyot tante Juliet tertawa cekikikan Lalu tante Juliet meraih tanganku dan diletakan diatas buah dadanya yang montok Wuih walau aku deg-degan tapi rasanya sangat empuk dan lembut sekali“Nah Son kamu remas tetek tante yach” katanya Tanpa disuruh dua kali aku langsung meremasnya dengan perlahan “Heeemmmmmm” tante Juliet mendesah Aku terus meremas-remas dengan nikmat dan “Hmmmm stthhh aaahhhhh terussss Sonnn ohhhh” tante Juliet terus mendesah Namun rupanya tegangan birahi tante Juliet sudah sangat super tinggi Tiba-tiba aku langsung diterjangnya dipeluk serta dilumatnya bibirku dengan penuh nafsu Benar-benar baru kurasakan yang namanya cumbuan dan pelukan wanita apalagi kita sama-sama dalam keadaan telanjang bulat jantung ini berdetak kencang Tangan tante Juliet merayap mencari otongku lalu digenggamnya batang otongku.Kemudian Lalu sambil dalam posisi mendudukiku tante Juliet mengarahkan ujung kepala otongku ke memeknya “Tante Sony mau diapain ja jangan dimasukin tante Sony masih perjaka” kataku terbata-bata “Nggak pa-pa sayang sekarang kamu nurut tante aja ya” kata tante Juliet sambil tersenyum menggodakuLalu tante Juliet langsung menekan memeknya ke kepala otongku “Ahhhh aku mengerang merasakan seretnya otongku masuk ke memek tante Juliet “Sttthhh ohhh” tante Juliet pun rupanya merasakan gesekan otongku dengan memeknya Walaupun telah basah oleh lendir memeknya namun memek tante Juliet memang masih sempit jadi cuma sepertiga batang otongku yang baru berhasil masuk Namun tante Juliet terus memaksakan batang otongku masuk sampai aku sendiri takut kalau batang otongku lecet “Stthhhh aaaaaahhh” akhirnya seluruh batang otongku masuk ke dalam memek tante Juliet Sungguh luar biasa nikmat sekali rasanya batang otongku di dalam memek tante Juliet hangat lembab basah dan serasa dihisap masuk ke dalam lubang sempit yang berulirHingga kemudian tante Juliet mulai menaik-nurunkan bokong dan pinggulnya tante Juliet mengocok otongku di dalam memeknya “Aaaaahhhh enaaakkk oiiii aaaaaahhh” aku benar-benar merasakan nikmatnya yang pertama kali dengan tanteku sendiri Tante Juliet pun tak kalah menjerit-jeritnya “Sstthhh Aaaaaahhh Sonnn aaaaaaahhh” erangnyaTante Juliet tampaknya seperti sudah lupa daratan dia terus menggoyangkan bokong dan pinggulnya keatas-kebawah maju-mundur kiri-kanan meliuk-liukan pinggulnya sambil mengerang-ngerang dan menjerit-jerit “Tannn jangan keras-keras otong Sony sakit” kataku “Sakit ya deh maafin tante sayang” katanya sambil terus bergoyang lembut Sampai setelah sekitar 15 menit tiba-tiba tante Juliet menjerit kencang badannya mengejang ditekannya memeknya ke otongku kuat-kuat sambil mencengkram erat ke sofa “Sonnn Aaaaaaaakkkh” erangnya Aku merasakan memek tante Juliet dengan sangat kuat menjepit dan mengempot otongku rasanya memang sangat ruar biasa nikmat dari dalam memeknnya kurasakan keluar banyak sekali cairanKarena merasakan jepitan dan empotan yang sangat dahsyat tiba-tiba aku merasakan kembali sesuatu yang sangat tak tertahankan dan akhirnya “Taaannnnn aaaakhhhhh” aku menjerit dengan kerasnya Aku merasakan nikmatnya rasa yang luar biasa yang tidak bisa kulukiskan air maniku muncrat dengan derasnya di dalam memek tante JulietTante Juliet tersenyum nakal kepadaku lalu memelukku aku merasa sangat lemas Dan akhirnya kami berdua tertidur sambil berpelukan telanjang di sofa itu Ketika aku bangun tante Juliet tersenyum kepadaku dan berkata “Sonnn tenyata kamu hebat tante nggak nyangka keponakan tante udah pandai” katanya sambil mengecup bibirku Aku hanya tersipu saja “Lain kali kamu mau kan tante ajarin lagi?” katanya “Iya tante Sony nurut tante aja” jawabku sambil menggangguk “Nah gitu dong Itu baru ponakan tante tersayang” katanya lagi.


Dan sejak saat itu setiap ada kesempatan kami selalu melakukan hubungan seks Bahkan pernah dengan alasan mengajakku jalan-jalan tante Juliet pernah mengajakku ke apartement miliknya dan kami pun melalukannya lagi pokoknya ruar biasa deh Hal-hal seperti itu terus kami lakukan sampai akhirnya aku menikah dan pindah ke Inggris Tepatnya di kota Liverpool karena aku menjadi pemain inti dari klub Liverpool Begitulah kisah pengalaman seks-ku yang pertama kali dahulu yang tak dapat kulupakan.
Share:

Perselingkuhanku Dengan Istri Bos Sendiri


Aku bekerja di Semarang, ditengah lingkungan orang-orang Chinese yang kebanyakan perempuan. Aku berumur 35 tahun tetapi belum menikah dan sudah punya pacar yang jauh tempatnya. Istri bossku itulah yang merenggut keperjakaanku.Suaminya affair dengan seorang perempuan marketing dari Jakarta. Memang aku kalau melihat istri bossku, aku jadi kasihan. Walau sudah punya 3 anak tapi kulihat akhir-akhir ini makin tambah seksi terutama kedua buah dadanya yang membesar.Aku tahu dia ikut fitness rutin dan body building di salah satu sanggar senam. Mungkin untuk mengimbangi WIL suaminya yang memang sangat seksi dan suaranya kalau telepon, minta ampun, merdu sekali. Makanya bossku sampai klepek-klepek seperti burung tak berdaya.


Bossku orang sangat kasar, selalu menang sendiri dan otoriter pada istrinya. Tidak malu dia memarahi istrinya di depan karyawannya. Tapi anehnya aku cukup dipercaya. Itu dibuktikan ketika bossku suka cerita soal keluarganya, anak-anaknya juga. Aku yang paling dipercaya boleh masuk di rumah, bahkan di ruang pribadinya. Wah, hebat sekali. Kapan aku punya kamar begini, tempat tidur yang luas dan enak sekali.Aku bekerja di kantor, di bagian ekspor dan komputer. Soal komputer aku paling pandai. Komputer inilah yang membuatku lebih dekat dan mendekati wanita yang paling cakep dan seksi di kantorku. Terus terang aku sekarang punya affair dengan manager keuangan, paling cantik dia di kantorku. Seksi? Bolehlah. Tapi aku sangat ingin menikmati seks dengan Cik Shanta. Wuah, aku suka membayangkan menggumuli tubuhnya yang seksi. Apalagi kalau aku melihat dari belakang. Paling membuatku tidak tahan. Habis, Cik Shanta punya pantat yang aduhai sangat merangsangku. Apalagi kalau dia memakai celana panjang. Wuah.. kejantananku ini tegang minta ampun sampai maksimum (15 cm dengan diameter 3.5 cm). Aku suka membayangkan melakukan senggama dengannya dari belakang dengan menungging.Aku juga ingin menikmati seks dengan adik ipar istri bossku, Cik Nina. Aku terobsesi menikmati tubuhnya yang sangat seksi. Adik ipar bossku ini lebih seksi segalanya dibandingkan Cik Shanta dan Ima (manager keuangan). Kalau ke kantor.. wah selalu berpakaian seksi dan ketat. Tubuhnya yang memang berbodi gitar, buah dadanya besar, ukuran 36 kali. Wah aku ngiler kalau dia menemuiku dan bicara soal internet dan komputer. Aroma tubuh dan polah tingkahnya sangat menantangku. Aku juga ingin menikmati tubuh Cik Nia. Cik Nia karyawan di bagian pemasaran. Aku baru sampai pegang-pegangan tangan saja dengan Cik Nia. Rambutnya sebahu, aku paling suka dengan kedua buah dadanya yang besar juga.Dengan Iama, aku baru sampai pegang paha dan cubit bagian atas buah dadanya dan dia diam saja atau membalas manja kalau kami naik mobil. Dengan Cik Shanta, aku baru sampai pada tahap pegang-pegang tangan dan pinggang ketika aku mengoreksi pakaiannya yang seksi (padahal aku pengen memegang pinggang dan tubuhnya) tiga minggu lalu. Cik Shanta adalah peragawati di kantorku. Tapi bak durian runtuh, aku malah bisa menikmati tubuh istri bossku yang tak pernah kuduga.Dengan kekasihku sekarang, aku belum pernah melakukan hubungan seks. Paling bercumbu sampai aku telanjang dan dia tinggal CD-nya saja. Kuharap ini kekasihku yang terakhir. Terus terang aku ingin menikahinya. Makanya aku tahan seksku padanya sampai pernikahan nanti.


Dua bulan lalu, kira-kira jam 9 malam, aku ditelepon istri bossku untuk menemuinya di hotel Santika. Dari suaranya, pasti ada masalah dengan suaminya. Hampir jam 10 malam aku baru sampai di lobby hotel. Dari lobby, aku kontak Cik Ling dan menyarankan aku lewat lift dari basement dan langsung masuk ke kamarnya. Aku turun ke bawah (basement) dan dari sana aku dengan lift naik ke lantai 6. Aku memencet bel kamarnya dan dibuka oleh Cik Ling sendiri yang memakai kaos dengan bukaan rendah dan celana pendek.Wah, aku terkesiap melihat bukaan dadanya yang makin montok sehingga membuatku berpikir yang bukan-bukan dengannya. Di kantor, kalau aku menghadapnya (Cik Ling juga direktur keuangan) aku seolah dibiarkannya melihat belahan dadanya. Bukannya ditutup (mestinya bisa) dengan blasernya, tapi blaser diregakkan saja dan dibuka lagi seolah membiarkan kedua belahan dadanya untuk kunikmati. Belahannya putih agak kecoklatan dengan leher panjang. Wah.. aku menelan ludahku sendiri.Aku dipersilahkannya masuk dan duduk.“Dimana koh Edward(suaminya), Cik..” kataku.“Ooo suamiku ke Jakarta,” katanya.“Ada apa sih Cik kok malam-malam begini?” Tanyaku.Cik Ling mengambil dua minuman coke dan mematikan TV kemudian duduk di kursi (dia menariknya ke arah tempat tidur) agak mengahadapku. Cik Ling menerahkan Coke padaku dan aku minum hampir setengahnya. Cik Ling mulai gelisah dan aku bertanya lagi, “Ada apa Cik?”. Dengan menahan tangis Cik Ling menceritakan WIL suaminya yang di Jakarta. Cik Ling memang sudah tahu perselingkungan suaminya ituTadi sebelum ke Jakarta, Cik Ling pesan agar Ko Edward hati-hati. “Kurang apa sih aku ini,” katanya. “Aku istri baik, memberikan padanya tiga anak.” Cik Ling menikah sangat muda dengan tiga anak. Anak yang bungsu sudah kelas 1 SD. “Aku juga ikut senam dan membuat tubuhku tambah seksi,” katanya melanjutkan sambil menangis. “Sejak suamiku punya WIL, aku dibiarkannya merana dua tahun terakhir ini,” lanjutnya sambil menangis.Aku terpaku mendengar itu semua, tidak tahu apa yang harus kukerjakan. Apalagi ketika dia tambah menangis keras. Kedua tangannya menutup wajahnya yang tertunduk. Wah, untung ruangannya kedap dan terkunci. Lalu kutarik kursiku dan duduk lebih dekat dengannya, di depannya“Cik,” kataku memecah kesunyian. “Cik Ling sabar ya? Pasti ini akibat Puber ke dua,” kataku. Aku memberanikan memegang pundaknya dan kepalanya. Cik Ling terdiam mendengar perkataanku seolah membenarkan. Ko Edward usianya 45 tahun, Cik Ling 37 tahun usianya. Jadi kupikir puber kedua setelah membaca buku psikologi yang pernah kupelajari.Cik Ling memandangiku sebentar dan kemudian meledak tangisnya dan ya ampun, dia merebahkan kepalanya di pahaku. Aduh, mati aku. Aku nggak bisa menahan sesuatu yang bergerak mengeras di balik celanaku. Kuelus lagi kepalanya dan beberapa nasehat meluncur dari mulutku sementara pikiranku macam-macam. Apalagi aku bisa melihat belahan pungungnya (karena pakai kaos rendah).“Kok nggak pakai BH,” batinku. Kuraba kepala dan pundaknya, kulihat tangisnya mereda walau belum selesai benar. Karena aku tidak tahan dengan birahi di dadaku, aku telusurkan saja tanganku ke arah punggungnya yang terbuka bagian atas. Aku saat itu sudah sangat sengaja melakukannya dengan takut-takut. Oh my God, Cik Ling diam saja ketika aku melakukannya. Kuelus leher belakang, kepala belakangnya dan kuberanikan mengangkat kepalanya dengan memegang kedua pipi dan telinganya dari samping. “Cik Ling,” kataku sambil mata kami berpandangan.Kuambil sapu tanganku dan kuusap air mata di wajahnya. “Bibirnya bagus sekali,” pikirku. Ini kali pertama aku melihatnya sedekat ini, apalagi dia adalah direktur keuanganku. Kami berpandangan dan ya ampun, dia memejamkan matanya dan membuka sedikit mulutnya. Aku ingat kekasihku kalau kami mau bercumbu, dia pejamkan matanya dan bibirnya dibuka sedikit.Kasihan Cik Ling, aku pikir pastilah suaminya sudah lama sekali tidak menjamahnya, menyetubuhinya. Karena kesempatan itu datang, kuraih saja bibir Cik Ling. Kukecup beberapa kali sebelum akhirnya aku mengulum bibirnya dan Cik Ling membalasnya. Oh God, aku dapat durian runtuh malam ini. Pikiranku sudah dipenuhi dengan birahi dan ingin menikmati tubuh Cik Ling di Hotel Santika malam ini. Ahh, lembut sekali bibirnya, kami menikmatinya dan lidahnya, lidahku menari-nari.Kutelusuri lehernya yang panjang dengan mulutku sementara tanganku memegangi tangannya, meremasnya. Ahh, Cik Ling kegirangan menyambut cumbuanku. Dia pasrah. Apalagi ketika tanganku mulai merambati pinggang dan menggapai kedua bukitnya, kuelus dari luar kaosnya yang tanpa BH itu. Aku menikmati sementara mulutku menelusuri lehernya dan turun lagi memutari dada atasnya. Cik Ling mendesah-desah dan mendesis kegirangan. Lalu kami berdekapan, kutuntun Cik Ling ke arah tombol musik yang tersedia dan kuraih chanel yang tersdia di hotel. Kami berdekapan lama sambil berdiri mengikuti irama musik instrument.“Aku milikmu Jo, malam ini.” kata Cik Ling memecah kesunyian. Aku dipanggilnya dengan Jo, seperti yang biasa dia lakukan di kantor. Dia berkata begitu sambil tangannya melepas celanaku, bajuku dan semua yang melekat padaku. Aku telanjang di depannya. Didekapnya aku, diraba dan elusnya batang kejantananku yang sudah mengejang keras. Jantungku serasa lepas. Lalu kami bercumbuan lagi. Aku membalikkan tubuhnya dan kucumbui Cik Ling dari belakang.Mulutku menelusuri lehernya, punggungnya, pipinya, telinganya dan dilingkarkannya tangan Cik Ling di kepalaku, kulumat bibirnya. Tanganku meremas kedua bukitnya dengan lembut dan membuat gumpalan itu makin mengeras. Cik Ling menggeliatkan tubuhnya, melengkung ke depan. Ahh, pemandangan yang indah kulihat. Kulepas kaos merahnya dan betapa indahnya kulihat buah dada Cik Ling, masih kencang dan cukup besar, puntingnya berwarna coklat sangat ranum dan membuatku lebih terangsang untuk memetik kedua buah dadanya yang siap panen dan kunikmati dengan mulutku.Kubiarkan Cik Ling menikmati sensasi-sensasi yang kustimulasikan pada tubuhnya. Cik Ling membiarkan aku meremasi lembut kedua buah dadanya. Kulihat Cik Ling memejam dan menggeliat-geliat melengkung ke depan. Aku ingin menelanjanginya. Kuraih celana pendeknya dan kulorotkan ke bawah, Cik Ling melepas sendiri. Aku sekarang melihat gundukan pink di balik celana dalamnya. Kuraba gundukan itu dan Cik Ling bertambah menikmati dengan desah dan geliatnya. Kustimulasi dengan kedua tanganku sesaat dan akhirnya tanganku kumasukkan ke celana dalamnya, kulepaskan dan sekarang aku benar-benar melihat Cik Ling telanjang di dekapanku.“Basah Cik,” kataku.“Iya, aku sudah nggak tahan Jo. Aku sangat menikmati cumbuanmu sampai sekarang, dan aku ingin kau membuatku terpuaskan Jo. Ayo lakukanlah..” Pinta Cik Ling dengan manja padaku.


“Tapi Cik.. aku..” aku ingin katakan bahwa aku belum pernah melakukannya pada wanita.Gelora birahi di dadaku memuncak dan batang kejantananku sudah tidak tertahankan lagi. Cik Ling kupeluk erat dan membiarkan kepalanya bersandar di dada kiriku. Ahh, manja sekali Cik Ling ini, pikirku. Kukecup pipinya, dahinya. Kukecup telinganya dan Cik Ling sangat menikmati sensasi gelora seks yang kulakukan padanya. Kubalikkan tubuhnya lagi dan Cik Ling berhadapan denganku. Aku mencumbuinya lagi. Dibiarkannya mulutku menelurusi leher dan dadanya. Aku hampir tidak tahan menahan geliat tubuhnya.Apalagi ketika aku sampai di dadanya. Ahh, aku sangat menikmati kedua buah dadanya. Kuputar lembut dan membuat Cik Ling membusungkan dadanya sehingga aku semakin leluasa. Lenguhan, desahan dan geliatnya makin membuat birahiku meledak-ledak. Kupaguti bergantian kedua buah dadanya. Kukulum kedua puntingnya bergantian dan membuat tubuh Cik Ling makin menggeliat dan akhirnya aku tidak kuat lagi menahan tubuhnya, kubiarkan terjatuh di tempat tidur.Kubiarkan Cik Ling makin ke tengah tempat tidur, aku memandangi tubuhnya yang indah. Cik Ling membuat gerakan-gerakan yang menandakan letupan birahinya sehingga membuatku sangat terangsang. Apalagi ketika dibukanya kedua kakinya dengan diangkat pahanya. Betapa menggairahkan. Kulihat gundukan hitam di puncak selangkangannya. Malam ini, pastilah akan menjadi malam pertamaku menyetubuhi wanita dan Cik Ling lah yang akan membuatku tidak perjaka lagi. Ini tekadku malam ini. Aku ingin memberinya kesan dan sensasi yang mendalam tentang diriku.Kudekati tubuh Cik Ling dari samping. Tangannya menarikku. Kucumbui Cik Ling lagi. Aku mencumbuinya dari atas ke bawah dengan tubuhku merambat di atasnya. Kunikmati kedua bukitnya dengan leluasa dan tanganku menggapai kedua kakinya menelusuri liang senggamanya, membuat Cik Ling menggeliat mendesah lagi. Kutelusuri perutnya akhirnya aku sampai di liang senggamanya. “Oh, wangi sekali,” pikirku.Tapi belum sempat aku bertindak lebih lanjut, diraihnya batang kejantananku dan dikulumnya. Aku mendesis kenikmatan. Disedotnya batang kejantananku hingga masuk penuh di mulutnya. Ohh, ini pertama kali mulut wanita mengulum batang kejantananku. Betapa nikmatnya sampai aku hanya bisa berkata “Ooohh Cik.. ahh..” dan pinggulku tergoyang-goyang mengikuti sensasi yang Cik Ling berikan melalui batang kejantananku.“Oooh Cik, saya nggak kuat, mau keluar Cik,” kataku.Tapi tak ada sahutan. Yang ada hanya hisapan dan kuluman yang makin membuat batang kejantananku mengeras. Aku mencoba menahan diri dengan menikmati liang senggamanya dengan mulutku. Akhirnya aku tidak tahan dan kumuntahkan sperma hangatku penuh di dalam mulut Cik Ling. Aku terdiam.. inikah namanya orgasme? Kulihat Cik Ling sangat menikmati dengan apa yang baru saja terjadi.“Thanks ya Cik,” kataku. Dia hanya tersenyum tipis dan memelukku. Kucumbui lagi Cik Ling dan aku sangat suka menikmati kedua buah dadanya dengan putingnya yang ranum. Hal ini membuat Cik Ling bergelinjang kenikmatan. Kalau mulutku memaguti dan menggulumi yang kiri, tangan kananku meremas lembut yang kanan, begitu sebaliknya. Aku seperti bayi yang menikmati ASI dari samping.Kulihat gerakan kakinya yang merangsangku. Lalu sambil mulutku mengulum buah dadanya, kujulurkan tanganku menggapai liang senggamanya. Cik Ling makin menikmati permainanku ini. Kuelus liang senggama dan sekitarnya, membuat gerakan kakinya membuka lebar, semakin lebar menantiku menyetubuhinya. Kurasakan liang senggamanya yang makin membasah dan akhirnya ketika kedua kakinya masih mengangkang, aku bergerak dan berada diantara kedua kakinya. Kupandangi liang senggamanya dan kunaikkan kaki kirinya, aku menciumi pahanya lembut menukik ke bawah dan akhirnya aku mencumbui liang senggamanya.Kepalaku diremas-remas dan ditekannya, kudengar geliat dan desahnya makin menjadi-jadi. Kedua kakinya terbuka lebar di depanku. Aku sangat menikmati liang senggamanya. Ini kali pertama aku mencumbui liang senggama wanita. Aku mulai merasakan cairan dan membuatku makin terangsang dan Cik Ling memintaku agar aku segera menyelesaikannya.Ditaruhnya kedua kakinya di pundakku dan batang kejantananku yang sudah kembali menegang kutuntun memasuki liang senggamanya. Kumasukkan sedikit demi sedikit dan kuputarkan di seputar liang senggama Cik Ling yang membuatnya melenguh kenikmatan sejadi-jadinya. Aku memasukkan lagi dan lebih dalam lagi dan akhirnya tertanam penuh di liang senggama Cik Ling. Kupegangi kedua tangannya, aku diam sejenak merasakan sensasi kenikmatan di sekeliling batang kejantananku, lalu kugoyangkan lembut sementara mulutku menikmati kedua puting susunya bergantian.Aku terus menggoyang lembut di seputar dinding kemaluannya. Aku merasakan Cik Ling mau orgasme. Kupercepat goyanganku dan kudengar suara teriakan tertahan, tubuh Cik Ling mengejang dan menjepit batang kejantananku kuat-kuat. Seketika itu aku merasakan spermaku mau keluar lagi. Akhirnya aku menikmati saat akhir yang sangat menggairahkan. Cik Ling mencapai orgasme, juga aku. Aku merasakan sangat kenikmatan. Aku tidak perjaka lagi.“Thanks ya Cik,” kataku. Kukatakan itu ketika aku mengecup telinganya, bibirnya, dahinya dan menelusuri lehernya juga dadanya yang meninggalkan warna kemerahan. Tangannya masih agak menggelepar di kanan kiri seperti pelepasan.“Cik, ini kali pertama aku menyetubuhi wanita,” kataku melanjutkan. Cik Ling tersentak dan aku meyakinkannya.“Cik Ling lah yang merenggut keperjakaanku malam ini,” kataku sambil mengecup dahi dan pipinya.Aku dipeluknya erat lagi dan aku membalasnya.Malam itu aku tidur di hotel sampai pagi dengan kehangatan tubuh Cik Ling di pelukanku. Rasanya tubuh Cik Ling menjadi selimut hangat buatku. Pagi-pagi aku pulang ke rumah dan masuk kerja seperti biasanya walau aku merasa ngantuk. Tapi aku minum obat penguat agar tidak ngantuk dan terbukti cukup kuat menahan rasa kantukku. Apalagi juga dengan kedatangan Cik Ling. Senyumnya sungguh beda. Aku suka. Dan lagi-lagi aku sangat tertarik dengan kedua buah dadanya yang pagi itu nampak lebih mempesona buatku. Cik Ling sepertinya bangga. Aku diteleponnya dari ruangannya dan berkata terima kasih dan senang karena dapat membuatku tidak perjaka lagi.“Gila!” Pikirku. Pengalaman dengan Cik Ling membuatku makin terobsesi menikmati tubuh gadis dan istri orang di kantorku. Aku ingin menikmati tubuh Cik Shanta. Aku ingin menyetubuhi Ima, Nia dan Cik Nina adik ipar Cik Ling.Gila! Ketika aku menulis tulisan ini, aku sudah makin jauh dengan Nia. Dia istri Mas Budi. Aku ingin menikmatinya. Dan sudah kurencanakan di hotel dekat dengan rumahnya. Aku sudah belikan dia daster hitam untuk dipakai nanti dan dia menerimanya dengan suka hati. Ada hotel berbintang disana.Sementara dengan Cik Ling, aku masih terus berhubungan. Yang paling gila adalah aku menyetubuhinya di rumahnya sendiri, di sofa di ruang multimedia. Dia memanggilku ke sana saat suaminya ke luar negeri dua minggu lalu. Karena memang aku pandai komputer dan multimedia. Jadi Cik Ling memakai alasan itu.


Aku menyetubuhinya berkali-kali dan Cik Ling mengajariku berbagai posisi. Aku suka posisi doggy style, padahal sudah kurencanakan mau kuterapkan nanti untuk Cik Shanta .. entah kapan, tapi menjanjikan.
Share:

Kuperawani Murid Les Musikku Sendiri


Kenapa lagi sih kamu ? “ tanyaku dengan nada sinis kepada Amanda. “Maaf kak….. aku jarang latihan..” “Udah berkali2 kamu ga bisa ngikutin.. nadanya melenceng semua… jangan dikira bisa tanpa latihan kamu bisa main saksofon dengan bagus” lanjutku.


Amanda hanya terdiam. matanya memandang ke lantai, seakan2 menghitung jumlah lantai keramik, atau sekedar mengira2 luas karpet yang melapisinya. Aku sebal. Sebagai seorang guru musik, hal yang paling menyebalkan adalah ketika muridmu tidak berlatih sama sekali.Ditambah lagi, ketika aku sedang pusing mengerjakan tesis s2 ku, dimana mengajar saksofon adalah satu2nya hiburanku, murid yang satu ini membuat hatiku kesal. Amanda, 19 tahun, seorang mahasiswi yang kebetulan satu universitas dengan tempatku mengambil kuliah s2, menurutku sangat berbakat bermain saksofon.Tapi dia jarang sekali latihan. Terdengar dari nadanya yang melenceng, dan tiupannya yang tidak statis, pertanda dia jarang menyentuh alat musik itu. Sebagai mahasiswa S2 yang membiayai kuliahnya sendiri, bermain musik dan mengajar musik adalah tulang punggung utama yang membiayai kuliahku.Ayahku tidak bisa membiayai lagi kuliahku karena beliau sudah lama meninggal. Uang yang ibuku berikan setiap bulannya hanya cukup untuk membayar kos saja. Uang untuk kuliah, juga disokong oleh beasiswa.Tetapi beasiswanya tidak penuh. Itulah mengapa aku menggunakan bakatku dalam bermain alat tiup saksofon untuk mencari uang, mengajar maupun bermain di acara2 musik. Dari yang kulihat lewat situs pertemanan facebook, Amanda tampak senang sekali bermain dengan teman2nya entah itu nongkrong di kafe, jalan2 ke mall, maupun berkunjung ke Bandung dengan teman2nya.


Itu tidak masalah sebenarnya, tetapi jika dia meninggalkan latihan saksofonnya, itu masalah buatku. Ada orang yang bilang kalo muridnya ngaco, berarti gurunya yang ga bener. Itu membuatku menjadi gemas ketika Amanda selalu membuat kesalahan ketika bermain. “udah ya, hari ini sampai disini saja” aku membereskan saksofonku dan buku musik ku.“tapi kak…” amanda memotong ucapanku “tapi kenapa… pokoknya minggu depan saya tes lagi yang tadi ya, jangan sampe ga bisa kayak sekarang.” Aku segera bergegas keluar, memakai jaket, mengisi absen guru di meja resepsionis, dan keluar untuk menyalakan mesin motorku. Sudah mau maghrib rupanya.Amanda menyusulku keluar. “Kak… maafin aku ya…. Aku emang lagi banyak kegiatan akhir2 ini, jarang latihan….” Ucapnya. “yaudah… minggu depan perbaikin oke” aku memakai helmku. “saya pulang dulu ya” aku mengendarai motorku menjauhi tempat les itu.Dari spion aku bisa melihat Amanda masuk ke dalam city car nya. Pertemuanku dengan Amanda bermula ketika aku mengisi acara yang diadakan oleh BEM kampusnya. Dia menjadi panitia, LO band yang beranggotakan diantaranya aku sendiri. Berawal dari ngobrol2 Amanda rupanya bermain saksofon juga dan dia ingin belajar dariku.Karena aku mengajar di salah satu sekolah musik yang mentereng di Jakarta, kusuruh saja dia daftar, dan dia pada akhirnya mendaftar untuk menjadi muridku. Sebenarnya Amanda menyenangkan, senang melucu dan mudah akrab. Tetapi kekurangannya ya itu, malas berlatih, entah hari2nya dihabiskan oleh apa selain kuliah.Apakah itu main, pacaran, aku tidak terlalu tahu, karena obrolan antara aku dan Amanda hanya berkisar musik, lokal maupun musik global. Aku kembali ke kosanku, kunyalakan laptop hasil tabungan sendiri itu. Sebenarnya aku bukan dari keluarga yang kurang mampu, hanya saja ayahku orangnya disiplin dan tidak memanjakan anaknya.Waktu aku kuliah s1 di bandung dulu, ketika mampu mencari uang sendiri, aku sudah mulai meringankan beban orang tuaku dengan tidak meminta uang jajan. Ketika sebelum aku lulus s1, ayahku meninggal dan wasiat terakhirnya adalah agar aku terus meneruskan sekolah.Kujalani pesan ayahku, dan nyatanya, walaupun hanya dari mengajar dan bermain musik, aku bisa menabung, membayar uang kuliah, dan menyicil motor, walaupun uang untuk kos masih dibantu oleh ibuku. Sedangkan Amanda, bisa dilihat hidupnya amat mudah. Orang tua yang kaya, dan memanjakan anaknya, terlihat dari saksofonnya yang terlihat baru dan kinclong, beda dengan saksofon tua ku yang hasil nabung sendiri itu.Naik mobil kemana, jalan2, pacarnya pun aku kenal, walau hanya sebatas tahu sama tahu saja. Anak orang kaya juga. Kehidupan mereka berbeda jauh denganku. Tampaknya apa2 saja yang mereka inginkan mudah didapat.Minggu depan Jam 4 sore. Aku menunggu hujan reda di kosanku. Jam 5 harusnya aku sudah di sekolah musik itu. Tapi karena aku memakai motor, maka aku hanya bisa menunggu. Waktu terus berlalu.Hujan tidak reda. Maghrib sudah tiba, dan aku sudah menelpon ke sekolah musik itu untuk membatalkan les hari ini. Aku tidur2an di kasurku, malas untuk keluar kemana2 lagi. Tiba2 handphoneku berbunyi. Aku melihat layar handphoneku. Ternyata nomor Amanda.“Halo kak….” Amanda mengawali pembicaraan “Eh kamu, ada apa ? udah tau kan lesnya ga jadi ? “ jawabku “Aku ada di depan kosan kakak” lanjutnya “Eh…. Ngapain ? “ aku heran. Amanda memutus telponnya. Aku bergegas keluar dari kamar kosanku, dan kulihat Amanda dengan basah kuyup terguyur air hujan, berdiri di depan gerbang kosanku.Tanpa pikir panjang aku mengambil payung, lari dan membuka pintu gerbang. “Lho kamu kenapa ? kok kehujanan ? mobil kamu mana ? “ tanyaku bertubi2. Amanda hanya diam saja. DIa menggigil menahan dingin, sekilas kulihat matanya memerah dan ada bekas tangisan.Untung saja tidak ada orang yang lihat, jadi Amanda bisa masuk ke kamarku. Karena kamar mandinya ada di dalam kamar, kusuruh Amanda untuk mandi. Tak lupa kuberikan t shirt ku yang ukurannya agak kecil dan celana pendek, juga handuk yang biasa kupakai. Aku agak khawatir sebenarnya. Karena di kosan ini tidak boleh membawa tamu perempuan ke dalam kamar.Aku tidak tahu apa yang bakal terjadi kalau orang2 kosan mengira aku dan Amanda melakukan hal2 yang tidak senonoh. Aku hanya diam menatap pintu kamar mandi. Suara air mengalir dari shower bisa kudengar dengan jelas. Tak berapa lama Amanda keluar, dengan memakai baju yang tadi kusiapkan.Dia sedang berusaha mengeringkan rambutnya dengan menggosok2annya dengan handuk. Bisa kulihat matanya masih merah. “Kenapa sih kamu ?” aku memberanikan diri bertanya “Ceritanya panjang kak….” Katanya sembari duduk disampingku, di pinggir ranjang.“kalo ga mau cerita ga usah dipaksa” aku lalu berdiri dan memakai jaket “Saya beli makan ya, kamu diem disini dulu, jangan ikut keluar, soalnya di kosan ini ga boleh ada tamu cewek masuk ke dalam kamar” dan jangan ribut, nanti dikirain saya nyelundupin kamu ke dalem” kataku mengingatkan Aku tidak habis pikir.Apa yang ada di pikiran Amanda sehingga dia nekat datang ke kosan guru musiknya. Aku berjalan dengan payung di tengah hujan, menuju tukang nasi goreng untuk memesan 2 porsi, dibawa pulang. Aku kembali ke kamar kosan.Hujan telah reda. Aku membuka kunci kamar, dan menemukan Amanda sedang menerima telpon dengan air mata yang menetes. Aku segera menutup pintu kamar dan menyiapkan makanan. Amanda hanya diam saja, dan dia serta merta menutup telponnya.“Eh… makan dulu…” aku menegurnya Amanda hanya diam. Sejenak kami berdua terdiam beberapa saat. “Kak… ada tisu ?” Amanda akhirnya membuka mulut. Aku segera mengambilkan tisu dari laci meja belajarku. Amanda mengusap air matanya dan menarik nafas panjang. “Maaf ya kak aku ngerepotin” Amanda mengambil makanannya dan mulai makan.“Gapapa kok, santai aja” “Ntar kalo bajunya dah kering saya anter kamu pulang ya” jawabku. “Ga usah kak…. Aku mau disini aja” pernyataan Amanda membuatku kaget. “Tpi, saya kan udah bilang, kosan disini ga boleh nerima tamu cewek sebenernya “ Aku sengaja mempertegas kata2ku.“Aku gak akan ribut kak. Janji” jawabnya Aku hanya menghela nafas sambil ogah2an menyantap nasi gorengku. Apa sih maunya dia, begitu pikirku. “Kalo mau minum ambil tuh gelasnya di rak di deket pintu kamar mandi” ucapku setelah Amanda menyelesaikan makanannya. Amanda menurut dan mengambil gelas, dan menuangkan air dari dalam dispenser.Aku tidak menghabiskan makananku, dan menyalakan laptopku. Jujur saja aku bingung bagaimana harus menghadapi Amanda. Aku jarang pacaran, ketika kuliah aku malah tidak sempat pacaran. Sibuk oleh kuliah dan musik. Apalagi sekarang, kuliah, musik, ngajar.Itulah yang menyebabkanku agak canggung hanya berdua di kamar dengan seorang perempuan. “Kalau mau baca2 majalah itu ada di rak di atas kasur” Aku berkata seperti itu karena Amanda terlihat hanya duduk di tepi ranjang dan memandang lantai dengan tatapan kosong Tapi Amanda seakan tidak menggubris ucapanku.Dia masih melamun “Amanda. Kenapa sih ?” Aku makin penasaran. Amanda tampak kaget mendengar pertanyaanku. “Hmmm…. Aku heran kak… apa sih yang dimauin sama laki2” dia membuka dialog “Kenapa gitu ?” aku turun dari kursi dan duduk di karpet. Amanda pun turun dari pinggir ranjang dan duduk di hadapanku. “Tadi aku rencananya bolos les kak….” jawab Amanda “Terus ?”“Aku jalan2 sama pacarku tadi. Pas jam 5, jam harusnya aku les, aku di dalem mobil pacarku, dia lagi nyetir, rencananya mau jalan cari makan terus nonton” Amanda melanjutkan ceritanya. “Entah kenapa handphone dia ditaruh di dashboard. Aku pinjem, mau main game yang ada di hapenya.Dia ngebolehin, tapi entah kenapa aku tiba2 pingin buka inbox smsnya” Halah. Pasti cowoknya selingkuh, begitu pikirku dalam hati. “Aku ngeliat sms2 mesra kak. Gak cuman satu tapi beberapa cewek” Buset. Pikirku. Jagoan banget tuh cowok. “Aku kurang apa sama dia coba ? bela2in bolos les, bela2in dia, selalu aku temenin, kok dia begitu sama aku ?” dia mulai menangis lagi.“Jijik liat sms2 itu, sayang2an segala macem orang pacaran aja” Aku mengambilkan Amanda tisu lagi karena air matanya mengalir deras. “Terus gimana ?” aku memintanya melanjutkan ceritanya. “Aku marah kak. Tapi dia cuman diem aja ga ngomong apa2. Akhirnya di lampu merah aku keluar dari mobil” “Kan ujan” jawabku sedikit tidak antusias.Entah mengapa kasus ini sangat klasik pada orang2 yang pacaran. Tapi tampaknya Amanda sangat terpukul oleh kejadian tersebut. “Biarin aja kak. Aku jalan, ngejauh dari mobil, aku bisa denger sih dia nglakson terus….. tapi setelah jauh dari mobilnya, aku bingung mau kemana.Tapi aku inget kalo tempat tadi deket sama kosan kakak. Makanya aku kesini” Memang dulu Amanda pernah kesini diantar oleh pacarnya, mengambil partitur lagu. “Terus ? kok kamu malah kesini ? ga pulang aja ?” tanyaku sambil berusaha meyakinkan dia agar pulang. “Males nanti ditanyain sama orang tua…. kemana si pacar, kok pulang sendiri. Ribet “ jawabnya“Lah kalo dicariin gimana ?” aku makin bingung “Aku udah bilang sama orang tua aku… mau tidur di rumah temen” “Tenang aja, mereka percaya kok…..” Aduh. Entah mengapa menurutku Amanda berlebihan dalam menghadapi masalah ini. Kenapa gak putusin aja cowok itu, cari taksi, pulang, tidur, besok lupa. Tapi dia malah repot2 pergi ke kosanku.“Terus kamu mau ngapain disini ?” tanyaku dengan malas “Aku mau nenangin diri dulu kak…..” Eh. Bukannya lebih enak di rumah ? disitu kan bisa nangis bombay di depan orang tua. Dijamin bakal ditenangin, abis nangis besoknya lega deh. Aku bingung melihat kerapuhannya menghadapi masalah ini.“yaudah lah terserah” kataku “tapi inget, jangan ribut, jangan keluar kamar, besok pagi saya anterin ke rumah” “Iya kak” jawabnya… Jam2 berikutnya diisi dengan obrolan2 yang biasa kami lakukan, soal musik, teknik bermain saksofon.Tak lupa aku menyetel musik keras2 dari laptop dan menyalakan tv agar suara kami tidak terdengar. Tanpa terasa sudah jam 11 malam “Aku ngantuk kak….” Kata amanda “Hmm…. kamu tidur di atas aja, saya biar tidur di karpet” jawabku sekenanya. “Enggak kak… aku kan tamu.Aku aja yang tidur di karpet” malah enak di gw. Aku pikir. Aku mengiyakannya dan menggelar selimut cadangan di karpet, untuk alas tidur agar agak empuk, dan memberinya selimut tipis serta bantal yang berlebih di ranjang. Aku mematikan lampu, dan juga naik ke ranjang, bersiap untuk tidur.“Jangan dimimpiin kejadian yang tadi ya..” kataku mengingatkan “Iya kak….” Sepi. Aku hanya menatap langit2 sambil memikirkan caranya besok pagi keluar tanpa ketahuan yang jaga kos. Kebetulan aja tadi hujan besar sehingga penjaga kos tidak memperhatikan pintu gerbang.Aku agak kesal dengan sikap Amanda. Sudah malas latihan, dan tidak berpikir panjang. Sebenernya muncul rasa kasihan yang besar dalam diriku. Dia belum dewasa, belum bisa mengambil keputusan dengan matang, dan akibatnya seperti ini. Ada di kos2an guru musiknya, dan tidur di lantai. Yasudahlah. Mungkin Amanda butuh teman malam ini, begitu pikirku.Entah kenapa aku tidak bisa tidur malam ini, harus kuakui kehadiran Amanda malam ini merusak pikiranku. Bukan jadi buruk, tetapi pikiranku menjadi kotor. Aku pernah melakukan seks, sekali2nya waktu baru kuliah dulu. Pengalaman itulah yang membuatku sedikit membayang2kan bagaimana kalau aku bermain cinta dengan Amanda.Amanda memang cantik, kulitnya putih dan mukanya manis. Dan fakta2 itulah yang membuat pikiranku menjadi kotor. Coba kalau dia laki2. pasti aku santai2 saja. Lama aku tidak bisa tidur. Aku sengaja menghadap ke tembok agar tidak melihat Amanda.Tiba2.. Jleg. Aku merasa ranjangku dinaiki orang. Aku kaget, sedikit terkesiap tapi aku berhasil mehanannya. Rupanya Amanda menaiki ranjangku. “Kak… aku tidur sama kakak ya……” katanya dengan nada merajuk. Damn Aku tidak bisa menolak karena dia sudah naik ke atas ranjang.“Ehh… ni kalau mau pake selimut. Aku memberikan bagian selimutku pada Amanda. Dia tampak agak malu, dan segera mengambil bagian selimutnya, dan tidur membelakangiku. Sial. Apa2an ini. Kenapa dia naik ? apa karena kedinginan ? atau keras ? atau kenapa ? Aku merasakan gerakan di sebelahku.“Kak… maaf… aku sebenernya masih pengen ngobrol” “gapapa kan ?” Aku membalik badanku dan mendapati bahwa jarak mukaku dan muka Amanda tidak lebih dari 2 jengkal. Matanya yang memerah menatapku penuh harap. “Kamu ya… Dengerin. Kenapa sih mesti gini ? kamu sekarang ada di kamar cowok, tidur bareng satu kasur. Ga pantes tau. Apa saya tidur di bawah aja ya” Aku berusaha bangkit.“Ini yang aku suka dari kakak…” tiba2 Amanda berkata seperti itu. “Eh……..” Aku heran dan mematung sejenak “Kakak orangnya tegas…” “gak kayak dia…. egois… udah gitu ga pernah bisa tegas dan ga punya pilihan” “Manda… tapi” Kata2ku terhenti ketika tangannya menyentuh pipiku lembut. “Aku suka sama kakak” pengakuannya membuatku terhenyak.Apakah benar ? apa Amanda Cuma terbawa perasaan akibat baru mengalami kekecewaan dalam berpacaran ? Aku mematung. Terdiam. Dalam hati aku mengakui bahwa sosok Amanda yang manis membuatku tertarik. Tetapi selama ini aku selalu me-ignore perasaan itu karena 1, dia sudah punya pacar, dan 2, aku tidak ada waktu untuk perempuan ditengah kesibukan tesis, musik dan ngajar.“Kak” tangannya terus mengelus pipiku. Aku pun luluh. Tiba2 kami berdua saling memajukan wajah kami masing2. kami menutup mata dan bibir kami pun bersentuhan. Kami berciuman dengan pelan dan lembut. Amanda terus maju ke dalam pelukanku.Aku meraih pinggangnya, dan menggenggam tangan satunya. Telapak kaki kami saling bersentuhan dan saling bertautan.di dalam selimut itu. kami berciuman dengan hangat. Kami melupakan batas antara guru dan murid. Walaupun umur kami tidak berbeda jauh, hanya enam tahun, namun rasanya ini seperti affair yang aneh antara guru dan murid. Walaupun guru dan muridnya hanya di sekolah musik saja. Kami berciuman sangat lama.


Entah kenapa kami berdua tidak berciuman dengan nafsu dan tergesa2. Tangan kiriku yang menyentuh pinggang Amanda, tiba2 mulai nakal. Tanganku masuk ke dalam t shirt yang dia pakai. Menyentuh kulit halusnya. Amanda tidak berontak. Dia malah terus menciumiku. Amanda pun tidak protes ketika tanganku masuk kedalam celana pendeknya dan memegang pantatnya. Damn.Rupanya dia tidak memakai celana dalam dan BH. Aku melepaskan ciumanku, dan mulai menciumi telinga dan lehernya. “Ahh… Kak… ‘ Amanda tampak menikmati perbuatanku. Tanganku terus bermain mencoba membuka celana pendeknya. Amanda tidak berontak, kakinya malah beringsut membantuku melepas celana pendek itu.Pada akhirnya aku melempar celana itu ke lantai. Aku mulai menyentuh pahanya yang sangat mulus. Aku memeluknya erat, menempelkan perutnya di perutku. “Kak….. “ Amanda memanggilku “Kenapa ?” Aku menghentikan ciumanku di leher “Kalau mau itu’… pelan2 ya…. aku belum pernah…” jawabnya pelan dengan nada pasrah dan tatapan penuh harap. Apa. Masih perawan ? aku kaget.Kupikir setidaknya dia pernah tidur dengan pacarnya. Pantas saja dia tidak bisa menyikapi kelakuan pacarnya dengan benar, pengalamannya sangatlah minim. Aku terdiam. Mematung. Tidak dapat berpikir dengan jernih. “Amanda… kalau kamu gak mau, jangan….” aku mundur “Gak apa2 kak.Kalau sama kakak aku mau..” Amanda meraih tanganku. “Kamu belum pernah…. jangan dipaksa kalau gak mau….” aku berusaha berpikir jernih. Amanda terdiam, tetapi dia malah masuk ke pelukanku kembali. “Aku mau….” jawabnya pelan “Aku Cuma minta kakak perlakukan aku dengan lembut”“Tapi” aku masih bertahan “Kak…. aku mau kasih ke kakak malem ini” “itu karena aku suka sama kakak” “dari pertama ketemu, tapi kakak tampaknya cuek sama aku…. tapi aku makin suka karena tau kakak orangnya tegas, dewasa, “ “Amanda, itu cuman perasaan pelarian aja…” jawabku Amanda hanya diam. Tetapi dia menjawab dengan semakin masuk ke dalam pelukanku.Dia memelukku dengan erat, dan tidak mau melepasku. “Aku mau ngelakuinnya cuman sama kakak” amanda tetap gigih. Kami berpandangan sangat lama. Hingga akhirnya aku menciumnya kembali. Pertahanan akal sehatku runtuh. Tanganku terus melingkari pinggangnya yang ramping itu.Amanda perlahan2 bergerak menindih tubuhku. Badannya naik ke atas badanku. Tangannya mencoba membuka t shirt ku tapi tampaknya dia agak canggung melakukannya. Aku melepaskan tanganku dari pinggangnya dan membantunya membuka atasanku. Setelah itu aku berusaha bangkit dan duduk. Amanda memegang bahuku dan mencoba maju menciumku.Aku menahannya dan memegang kedua tangannya. Aku menatap matanya lekat2. amanda menatapku malu2. Aku sedikit tegang. Malam ini kedua kalinya aku berhubungan seks. Dan ini yang pertama bagi Amanda. Jantungku berdetak hebat. Aku menggenggam ujung t shirt yang dia pakai. Pelan2 kutarik keatas. Amanda menurut dengan mengangkat tangannya.Amanda sudah telanjang bulat di pangkuanku. Kedua tangannya disilangkan, menutupi buah dadanya yang kecil. Dia sedikit menunduk dan tampak sangat malu. Pasti ini pertama kalinya dia telanjang bulat di depan laki2. Aku memegang dagunya dan mengangkat wajahnya.Tak berapa lama kucium bibirnya lembut. Aku menggenggam kedua tangannya dan mulai menciumi lehernya, terus sampai ke buah dadanya yang kecil Aku menciumi putingnya. Kurasakan badannya agak gemetar, entah karena geli atau agak takut.“Uhh….. Kak… geli…..” Amanda mendesah kecil. Aku berbisik kepadanya “Jangan terlalu berisik ya… nanti bisa gawat kalau ketahuan penjaga kos…” Amanda mengangguk pelan. Aku melanjutkan menciumi buah dadanya. Sempat kulihat Amanda menggigit bibirnya. Menahan agar dia tidak ribut. “Ngggh…. mmmhhh…” Amanda terus mendesah.Aduh, bagaimana nanti ketika kami sampai ke inti permainan ?. Aku menyuruh amanda untuk turun dari pangkuanku. Aku segera melepaskan celanaku. Amanda nampak agak kaget ketika melihat penisku. Ini pertama kalinya juga dia melihat penis lelaki langsung. Amanda duduk di sampingku.“Amanda, kalau kamu emang ga siap, mendingan gak usah….” Aku menatap wajahnya yang tampak malu bersemu merah, “ Ga apa2 kak…. udah sampe sini….” dia tersenyum kecil walau aku bisa merasakan bahwa dia merasa gugup dan deg2an. Aku memegang lembut tangannya dan mencium keningnya. Lalu aku menariknya pelan agar kembali duduk di pangkuanku.Amanda duduk membelakangiku. Punggungnya sungguh mulus dan bersih. Aku mulai menciumi bahunya, terus sampai keleher. Kupeluk erat pinggangnya dan bisa kurasakan tangan Amanda memeluk erat leherku. Lama kuciumi bagian belakang leher dan punggungnya.Tak tahan lagi, pelan2 kubimbing Amanda untuk berbaring di kasur. Aku memegang lututnya dan kulebarkan pahanya. Aku menindih badannya. Tangan Amanda menahan bahuku. Aku sejenak mematung memandangi Amanda. Patutkah kurenggut keperawanan perempuan manis ini ? Haruskah dia melakukannya denganku ?Amanda balik menatapku dan berkata “Kak….. pelan2 ya… aku tau pasti sakit pada awalnya” “Kalau kamu gak mau, bisa kita hentiin sekarang kok….. “ aku menjawabnya. Amanda menggeleng pelan. “Aku siap kak………..” Kepala penisku menyentuh bibir vaginanya yang telah basah.Pelan2 kugesekkan kepala penisku di bibir vaginanya. Amanda mengejang2 geli. Aku memperbaiki posisi dengan menggenggam tangannya. Kurasakan pelan, penisku memasuki bibir vaginanya. Sempit sekali. Aku berkonsentrasi penuh memasuki vaginanya. “Nggggh…….Ahhh….. “ Amanda menahan sakit.Bisa kulihat dia menggigit bibirnya dan matanya sedikit berkaca2. “Uhhhh…..” dia menarik napas lega ketika penisku masuk penuh kedalam vaginanya. Aku mulai menggerakkan penisku maju mundur dengan pelan. Amanda tampak menutup matanya, dan meringis seperti menahan sakit. Aku mencabut penisku. Kulihat penisku berlumur darah perawan Amanda.“Sakit? Kalau kamu ga tahan sakitnya ga usah dilanjutin…” Aku khawatir “Gapapa kak…..” Amanda tersenyum dengan mata agak berkaca2. Aku menarik nafas panjang, kuputuskan untuk tidak merubah2 posisi bercinta kami, terlalu dini untuk kami berdua. Ditambah lagi pengalaman kami berdua sangat minim. Aku kembali memasukkan penisku ke lubang vaginanya.Sudah lebih mudah, walau masih sempit. Kurasakan dinding vaginanya yang hangat mengapit penisku erat. “Mmmhhhh….kak.. “ Amanda mendesah pelan, dia sudah tidak meringis atau menggigit bibir lagi seperti sekarang.Aku terus memaju mundurkan penisku dengan pelan namun temponya stabil. “Uhhh…..” Amanda tiba2 mencengkram erat bahuku. Seakan ingin mencakarnya. “Mmmmhhh” Kaki Amanda mencengkram erat pinggangku.Aku tahu dia akan orgasme. Terlalu cepat mungkin. Tetapi wajar. Karena ini pengalaman pertama bagi Amanda. Dia belum tahu bagaimana mengatur tempo, merubah posisi, ditambah lagi malam ini semuanya aku yang mengendalikan. Amanda terus bersuara kecil mengikuti tempo goyanganku. “Nggg… mmmmhh….” Tiba2 aku menghentikan gerakanku.Aku tak ingin aku bablas keluar di dalam. Kaki amanda kuat mencengkram pinggangku. Malam ini adalah pengalaman pertamanya. Wajar jika dia tampak tegang atau gugup.Aku tak mau jika ketegangannya mengakibatkan kecelakaan yang tidak diinginkan. “ah…. kenapa kak ?” tanyanya polos dengan nafas tidak teratur “Enggak… tadi kamu ngejepit pingganggku terlalu keras… aku takut kalau nanti aku keluar di dalem…” jawabku.“oh…. “amanda “kamu santai ya sayang….” aku mengelus rambutnya lembut dan dia hanya mengangguk pelan. Pelan2 aku mengisyaratkan agar Amanda tidur tengkurap. Dari belakang aku memposisikan kepala penisku tepat di lubang vaginanya. Pelan2 aku masukkan kembali.“hmmhhh… aaahhhh…” Amanda kembali mendesah ketika kumasukkan penisku. Aku memeluk pinggangnya dan membimbingnya naik. Kami bercinta dalam posisi doggy style. Tangan Amanda bertumpu pada kasur. Aku menggerakkan penisku maju mundur sembari memegang erat pinggangnya.“Uuuuuh…. Ahhh….. “ Amanda tidak bisa menahan lagi suaranya. Entah karena kesakitan atau keenakan. Tapi kalaupun kesakitan, dia tidak berontak. Amanda terus mengerang. Entah berapa lama kami melakukannya. “Kak…. aku… ahhh” Aku tau Amanda akan segera orgasme. Tapi aku tidak mencabut penisku. Aku malah makin bernafsu menggerakkannya.Tumpuan tangannya semakin lemas. Aku secara refleks malah menarik tangannya kebelakang agar posisi tubuhnya tetap stabil. Aku merasakan tubuhnya menegang dan vaginanya menjepit erat penisku. “Aaaaah….. aaaahh….. nggghh….” Amanda mengerang tanpa mempedulikan keadaan kamar kosku yang mungkin saja suara malam itu bisa bocor ke kamar sebelah.“Ngggghh… aaaaaaaaaah”. Tak berapa lama aku langsung mencabut penisku dan spermaku lalu muncrat berantakan di luar vaginanya. Amanda langsung dengan lunglai menjatuhkan diri ke kasur. Aku pun merebahkan diri di sebelahnya. Kami berpandangan dengan cukup lama dan berpelukan sampai kami tertidur.Kini, kami bukan murid dan guru lagi. Tapi lebih dari sekedar itu. Kami sering menghabiskan waktu bersama di luar les, karena kami sekarang menjadi sepasang kekasih. Kejadian malam itu, tidak pernah terulang lagi sampai sekarang.


Dan kami tidak pernah mengungkitnya lagi. Biarkan malam itu ada untuk dikenang saja dalam hati kami masing2.
Share:

Aku Diperkosa Oleh Ayah Tiriku Dan Anaknya


Suasana haru mengirinigi perceraian ortuku,Itu aku sangat terpuruk atas kejadian naas,aku tak lagi percaya semua itu.Tapi mereka semua tetep support aku untuk selalu belajar aku menatap kehidupan yang cerah dan terarah.Tidak seperti kisah orang tuaku yang gagal dalam membina rumah tangga,anak nya aku menjadi korban atas ke egoisan mereka.Tapi aku terima dengan ikhlas dengan apa yang sedang menimpaku berharap ada sebuah keajaiban pada akhirnya.Hingga aku berhasil dalam memasuki pergururan tinggi Negeri dan kedua ortu bangga terhadapku,Aku senang walau kadang aku tak percaya bahwa mereka tak bersama lagi.Keluargaku saat itu hidup berkecukupan.


Ayahku yang berkedudukan sebagai seorang pejabat teras sebuah departemen memang memberikan nafkah yang cukup bagiku dan ibuku, walaupun ia bekerja secara jujur dan jauh dari korupsi, tidak seperti pejabat-pejabat lain pada umumnya. Dari segi materi, memang aku tidak memiliki masalah, begitu pula dari segi fisikku. Kuakui, wajahku terbilang cantik, mata indah, hidung bangir, serta dada yang membusung walau tidak terlalu besar ukurannya.Semua itu ditambah dengan tubuhku yang tinggi semampai, sedikit lebih tinggi dari rata-rata gadis seusiaku, memang membuatku lebih menonjol dibandingkan yang lain. Bahkan aku menjadi mahasiswi baru primadona di kampus.Akan tetapi karena pengawasan orang tuaku yang ketat, di samping pendidikan agamaku yang cukup kuat, aku menjadi seperti anak mama. Tidak seperti remaja-remaja pada umumnya, aku tidak pernah pergi keluyuran ke luar rumah tanpa ditemani ayah atau ibu. Namun setelah perceraian itu terjadi, dan aku ikut ibuku yang menikah lagi dua bulan kemudian dengan duda berputra satu, seorang pengusaha restoran yang cukup sukses, aku mulai berani pergi keluar rumah tanpa didampingi salah satu dari orang tuaku. Itupun masih jarang sekali.


Bahkan ke diskotik pun aku hanya pernah satu kali. Itu juga setelah dibujuk rayu oleh seorang laki-laki teman kuliahku. Setelah itu aku kapok.Mungkin karena baru pertama kali ini aku pergi ke diskotik, baru saja duduk sepuluh menit, aku sudah merasakan pusing, tidak tahan dengan suara musik disko yang bising berdentam-dentam, ditambah dengan bau asap rokok yang memenuhi ruangan diskotik tersebut.“Don, kepala gue pusing. Kita pulang aja yuk.’”“Alaa, Mer. Kita kan baru sampai di sini. Masa belum apa-apa udah mau pulang. Rugi kan. Lagian kan masih sore.”“Tapi gue udah tidak tahan lagi.”“Gini deh, Mer. Gue kasih elu obat penghilang pusing.”Temanku itu memberikanku tablet yang berwarna putih. Aku pun langsung menelan obat sakit kepala yang diberikannya.“Gimana sekarang rasanya? Enak kan?”Aku mengangguk. Memang rasanya kepalaku sudah mulai tidak sakit lagi. Tapi sekonyong-konyong mataku berkunang-kunang. Semacam aliran aneh menjalari sekujur tubuhku. Antara sadar dan tidak sadar, kulihat temanku itu tersenyum. Kurasakan ia memapahku keluar diskotik. “Ini cewek lagi mabuk”, katanya kepada petugas keamanan diskotik yang menanyainya. Lalu ia menjalankan mobilnya ke sebuah motel yang tidak begitu jauh dari tempat itu.Setiba di motel, temanku memapahku yang terhuyung-huyung masuk ke dalam sebuah kamar. Ia membaringkan tubuhku yang tampak menggeliat-geliat di atas ranjang.Kemudian ia menindih tubuhku yang tergeletak tak berdaya di kasur. Temanku dengan gemas mencium bibirku yang merekah mengundang.Kedua belah buah dadaku yang ranum dan kenyal merapat pada dadanya. Darah kelaki-lakiannya dengan cepat semakin tergugah untuk menggagahiku. “Ouuhhh  Don!” desahku.Temanku meraih tubuhku yang ramping. Ia segera mendekapku dan mengulum bibirku yang ranum. Lalu diciuminya bagian telinga dan leherku. Aku mulai menggerinjal-gerinjal. Sementara itu tangannya mulai membuka satu persatu kancing blus yang kupakai. Kemudian dengan sekali sentakan kasar, ia menarik lepas tali BH-ku, sehingga tubuh bagian atasku terbuka lebar, siap untuk dijelajahi.Tangannya mulai meraba-raba buah dadaku yang berukuran cukup besar itu. Terasa suatu kenikmatan tersendiri pada syarafku ketika buah dadaku dipermainkan olehnya.“Don Ouuhhh Ouuhhh” rintihku saat tangan temanku sedang asyik menjamah buah dadaku.Tak lama kemudian tangannya setelah puas berpetualang di buah dadaku sebelah kiri, kini berpindah ke buah dadaku yang satu lagi, sedangkan lidahnya masih menggumuli lidahku dalam ciuman-ciumannya yang penuh desakan nafsu yang semakin menjadi-jadi.Lalu ia menanggalkan celana panjangku. Tampaklah pahaku yang putih dan mulus itu. Matanya terbelalak melihatnya. Temanku itu mulai menyelusupkan tangannya ke balik celana dalamku yang berwarna kuning muda.Dia mulai meremas-remas kedua belah gumpalan pantatku yang memang montok itu.“Ouh Ouuh Jangan, Don! Jangan! Ouuhhh” jeritku ketika jari-jemari temanku mulai menyentuh bibir kewanitaanku.Namun jeritanku itu tak diindahkannya, sebaliknya ia menjadi semakin bergairah. Ibu jarinya mengurut-urut klitorisku dari atas ke bawah berulang-ulang. Aku semakin menggerinjal-gerinjal dan berulang kali menjerit. Kepala temanku turun ke arah dadaku. Ia menciumi belahan buah dadaku yang laksana lembah di antara dua buah gunung yang menjulang tinggi.Aku yang seperti tersihir, semakin menggerinjal-gerinjal dan merintih tatkala ia menciumi ujung buah dadaku yang kemerahan. Tiba-tiba aku seperti terkejut ketika lidahnya mulai menjilati ujung puting susuku yang tidak terlalu tinggi tapi mulai mengeras dan tampak menggiurkan.Seperti mendapat kekuatanku kembali, segera kutampar wajahnya. Temanku itu yang kaget terlempar ke lantai. Aku segera mengenakan pakaianku kembali dan berlari ke luar kamar.Ia hanya terpana memandangiku. Sejak saat itu aku bersumpah tidak akan pernah mau ke tempat-tempat seperti itu lagi.Sudah dua tahun berlalu aku dan ibuku hidup bersama dengan ayah dan adik tiriku, Rio, yang umurnya tiga tahun lebih muda dariku. Kehidupan kami berjalan normal seperti layaknya keluarga bahagia. Aku pun yang saat itu sudah di semester enam kuliahku, diterima bekerja sebagai teller di sebuah bank swasta nasional papan atas.Meskipun aku belum selesai kuliah, namun berkat penampilanku yang menarik dan keramah-tamahanku, aku bisa diterima di situ, sehingga aku pun berhak mengenakan pakaian seragam baju atas berwarna putih agak krem, dengan blazer merah yang sewarna dengan rokku yang ujungnya sedikit di atas lutut.Sampai suatu saat, tiba-tiba ibuku terkena serangan jantung. Setelah diopname selama dua hari, ibuku wafat meninggalkan aku. Rasanya seperti langit runtuh menimpaku saat itu. Sejak itu, aku hanya tinggal bertiga dengan ayah tiriku dan Rio.Sepeninggal ibuku, sikap Rio dan ayahnya mulai berubah. Mereka berdua beberapa kali mulai bersikap kurang ajar terhadapku, terutama Rio.Bahkan suatu hari saat aku ketiduran di sofa karena kecapaian bekerja di kantor, tanpa kusadari ia memasukkan tangannya ke dalam rok yang kupakai dan meraba paha dan selangkanganku.Ketika aku terjaga dan memarahinya, Rio malah mengancamku. Kemudian ia bahkan melepaskan celana dalamku. Tetapi untung saja, setelah itu ia tidak berbuat lebih jauh. Ia hanya memandangi kewanitaanku yang belum banyak ditumbuhi bulu sambil menelan air liurnya. Lalu ia pergi begitu saja meninggalkanku yang langsung saja merapikan pakaianku kembali. Selain itu, Rio sering kutangkap basah mengintip tubuhku yang bugil sedang mandi melalui lubang angin kamar mandi.Aku masih berlapang dada menerima segala perlakuan itu. Pada saat itu aku baru saja pulang kerja dari kantor.Ah, rasanya hari ini lelah sekali. Tadi di kantor seharian aku sibuk melayani nasabah-nasabah bank tempatku bekerja yang menarik uang secara besar-besaran.Entah karena apa, hari ini bank tempatku bekerja terkena rush. Ingin rasanya aku langsung mandi. Tetapi kulihat pintu kamar mandi tertutup dan sedang ada orang yang mandi di dalamnya.Kubatalkan niatku untuk mandi. Kupikir sambil menunggu kamar mandi kosong, lebih baik aku berbaring dulu melepaskan penat di kamar. Akhirnya setelah melepas sepatu dan menanggalkan blazer yang kukenakan, aku pun langsung membaringkan tubuhku tengkurap di atas kasur di kamar tidurnya.Ah, terasa nikmatnya tidur di kasur yang demikian empuknya. Tak terasa, karena rasa kantuk yang tak tertahankan lagi, aku pun tertidur tanpa sempat berubah posisi.Aku tak menyadari ada seseorang membuka pintu kamarku dengan perlahan-lahan, hampir tak menimbulkan suara. Orang itu lalu dengan mengendap-endap menghampiriku yang masih terlelap.Kemudian ia naik ke atas tempat tidur. Tiba-tiba ia menindih tubuhku yang masih tengkurap, sementara tangannya meremas-remas belahan pantatku. Aku seketika itu juga bangun dan meronta-ronta sekuat tenaga..Namun orang itu lebih kuat, ia melepaskan rok yang kukenakan. Kemudian dengan secepat kilat, ia menyelipkan tangannya ke dalam celana dalamku. Dengan ganasnya, ia meremas-remas gumpalan pantatku yang montok.Aku semakin memberontak sewaktu tangan orang itu mulai mempermainkan bibir kewanitaanku dengan ahlinya. Sekali-sekali aku mendelik-delik saat jari telunjuknya dengan sengaja berulang kali menyentil-nyentil klitorisku.


“Aahh! Jangaann! Aaahh!” aku berteriak-teriak keras ketika orang itu menyodokkan jari telunjuk dan jari tengahnya sekaligus ke dalam kewanitaanku yang masih sempit itu, setelah celana dalamku ditanggalkannya.Akan tetapi ia mengacuhkanku. Tanpa mempedulikan aku yang terus meronta-ronta sambil menjerit-jerit kesakitan, jari-jarinya terus-menerus merambahi lubang kenikmatanku itu, semakin lama semakin tinggi intensitasnya.Aku bersyukur dalam hati waktu orang itu menghentikan perbuatan gilanya. Akan tetapi tampaknya itu tidak bertahan lama. Dengan hentakan kasar, orang itu membalikkan tubuhku sehingga tertelentang menghadapnya. Aku terperanjat sekali mengetahui siapa orang itu sebenarnya.“Rio  Kamu” Rio hanya menyeringai buas.“Eh, Mer. Sekarang elu boleh berteriak-teriak sepuasnya, tidak ada lagi orang yang bakalan menolong elu. Apalagi si nenek tua itu sudah mampus!”Astaga Rio menyebut ibuku, ibu tirinya sendiri, sebagai nenek tua. Keparat.“Rio! Jangan, Rio! Jangan lakukan ini! Gue kan kakak elu sendiri! Jangan!”“Kakak? Denger, Mer. Gue tidak pernah nganggap elu kakak gue. Siapa suruh elu jadi kakak gue. Yang gue tau cuma papa gue kawin sama nenek tua, mama elu!”“Rio!”“Elu kan cewek, Mer. Papa udah ngebiayain elu hidup dan kuliah. Kan tidak ada salahnya gue sebagai anaknya ngewakilin dia untuk meminta imbalan dari elu. Bales budi dong!”“Iya, Rio. Tapi bukan begini caranya!”“Heh, yang gue butuhin cuman tubuh molek elu, tidak mau yang lain. Gue tidak mau tau, elu mau kasih apa tidak!”“Errgh”Aku tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Mulut Rio secepat kilat memagut mulutku. Dengan memaksa ia melumat bibirku yang merekah itu, membuatku hampir tidak bisa bernafas. Aku mencoba meronta-ronta melepaskan diri. Tapi cekalan tangan Rio jauh lebih kuat, membuatku tak berdaya. “Akh!” Rio kesakitan sewaktu kugigit lidahnya dengan cukup keras.Tapi, Plak! Ia menampar pipiku dengan keras, membuat mataku berkunang-kunang. Kugeleng-gelengkan kepalaku yang terasa seperti berputar-putar.Tanpa mau membuang-buang waktu lagi, Rio mengeluarkan beberapa utas tali sepatu dari dalam saku celananya. Kemudian ia membentangkan kedua tanganku, dan mengikatnya masing-masing di ujung kiri dan kanan tempat tidur.Demikian juga kedua kakiku, tak luput diikatnya, sehingga tubuhku menjadi terpentang tak berdaya diikat di keempat arah.Oleh karena kencangnya ikatannya itu, tubuhku tertarik cukup kencang, membuat dadaku tambah tegak membusung. Melihat pemandangan yang indah ini membuat mata Rio tambah menyalang-nyalang bernafsu.Tangan Rio mencengkeram kerah blus yang kukenakan. Satu persatu dibukanya kancing penutup blusku. Setelah kancing-kancing blusku terbuka semua, ditariknya blusku itu ke atas.Kemudian dengan sekali sentakan, ditariknya lepas tali pengikat BH-ku, sehingga buah dadaku yang membusung itu terhampar bebas di depannya.“Wow! Elu punya toket bagus gini kok tidak bilang-bilang, Mer! Auum!” Rio langsung melahap buah dadaku yang ranum itu. Gelitikan-gelitikan lidahnya pada ujung puting susuku membuatku menggerinjal-gerinjal kegelian. Tapi aku tidak mampu berbuat apa-apa. Semakin keras aku meronta-ronta tampaknya ikatan tanganku semakin kencang. Sakit sekali rasanya tanganku ini. Jadi aku hanya membiarkan buah dada dan puting susuku dilumat Rio sebebas yang ia suka.Aku hanya bisa menengadahkan kepalaku menghadap langit-langit, memikirkan nasibku yang sial ini.“Aaarrghh Rio! Jangaannn..!” Lamunanku buyar ketika terasa sakit di selangkanganku. Ternyata Rio mulai menghujamkan kemaluannya ke dalam kewanitaanku.Tambah lama bertambah cepat, membuat tubuhku tersentak-sentak ke atas. Melihat aku yang sudah tergeletak pasrah, memberikan rangsangan yang lebih hebat lagi pada Rio.Dengan sekuat tenaga ia menambah dorongan kemaluannya masuk-keluar dalam kewanitaanku. Membuatku meronta-ronta tak karuan.“Urrgh” Akhirnya Rio sudah tidak dapat menahan lagi gejolak nafsu di dalam tubuhnya. Kemaluannya menyemprotkan cairan-cairan putih kental di dalam kewanitaanku.Sebagian berceceran di atas sprei sewaktu ia mengeluarkan kemaluannya, bercampur dengan darah yang mengalir dari dalam kewanitaanku, menandakan selaput daraku sudah robek olehnya. Karena kelelahan, tubuh Rio langsung tergolek di samping tubuhku yang bermandikan keringat dengan nafas terengah-engah. Cerita Dewasa Pemerkosaan.“Braak!” Aku dan Rio terkejut mendengar pintu kamar terbuka ditendang cukup keras. Lega hatiku melihat siapa yang melakukannya.“Papa!”“Rio! Apa-apa sih kamu ini?! Cepat kamu bebaskan Merry!”Ah, akhirnya neraka jahanam ini berakhir juga, pikirku. Rio mematuhi perintah ayahnya. Segera dibukanya seluruh ikatan di tangan dan kakiku. Aku bangkit dan segera berlari menghambur ke arah ayah tiriku.“Sudahlah, Mer. Maafin Rio ya. Itu kan sudah terjadi”, kata ayah tiriku menenangkan aku yang terus menangis dalam dekapannya.‘Tapi, Pa. Gimana nasib Meriska? Gimana, Pa? Aaahh Papaa!” tangisanku berubah menjadi jeritan seketika itu juga tatkala ayah tiriku mengangkat tubuhku sedikit ke atas kemudian ia menghujamkan kemaluannya yang sudah dikeluarkannya dari dalam celananya ke dalam kewanitaanku.“Aaahh Papaa Jangaaan!” Aku meronta-ronta keras. Namun dekapan ayah tiriku yang begitu kencang membuat rontaanku itu tidak berarti apa-apa bagi dirinya. Ayah tiriku semakin ganas menyodok-nyodokkan kemaluannya ke dalam kewanitaanku. Ah! Ayah dan anak sama saja, pikirku, begitu teganya mereka menyetubuhi anak dan kakak tiri mereka sendiri.Aku menjerit panjang kesakitan sewaktu Rio yang sudah bangkit dari tempat tidur memasukkan kemaluannya ke dalam lubang anusku.Aku merasakan rasa sakit yang hampir tak tertahankan lagi. Ayah dan kakak tiriku itu sama-sama menghunjam tubuhku yang tak berdaya dari kedua arah, depan dan belakang.Akibat kelelahan bercampur dengan kesakitan yang tak terhingga akhirnya aku tidak merasakan apa-apa lagi, tak sadarkan diri. Aku sudah tidak ingat lagi apakah Rio dan ayahnya masih mengagahiku atau tidak setelah itu.Beberapa bulan telah berlalu. Aku merasa mual dan berkali-kali muntah di kamar mandi. Akhirnya aku memeriksakan diriku ke dokter. Ternyata aku dinyatakan positif hamil. Hasil diagnosa dokter ini bagaikan gada raksasa yang menghantam wajahku. Aku mengandung?Kebingungan-kebingungan terus-menerus menyelimuti benakku. Aku tidak tahu secara pasti, siapa ayah dari anak yang sekarang ada di kandunganku ini. Ayah tiriku atau Rio.Hanya mereka berdua yang pernah menyetubuhiku. Aku bingung, apa status anak dalam kandunganku ini. Yang pasti ia adalah anakku. Lalu apakah ia juga sekaligus adikku alias anak ayah tiriku?


Ataukah ia juga sekaligus keponakanku sebab ia adalah anak adik tiriku sendiri?
Share:


 

TOGEL ONLINE
AMAN & TERPERCAYA
NAME DEPO BETT JOIN
VELBETT 1.000 Sepuasnya Tekan
BBTOTO 1.000 Sepuasnya Tekan
FFTOTO 1.000 Sepuasnya Tekan
since © 2015

Entri yang Diunggulkan

Memuaskan Pacarku Yang Lagi Horny Berat

Selepas SMA, Jenni, waktu itu 20 tahun, melanjutkan studinya ke Akademi Sekretaris ternama di Bandung. Dengan wajah sangat cantik, tubuh tin...

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Posts

Pengikut

Flag Counter

Total Tayangan Halaman