Ngentot Dengan Tante Tersayang Ketika Om Keluar Rumah


Saya Dedi, bukan nama sebenarnya…..umur 22 tahun baru lulus dari salah satu universitas ternama di Malang. Dan saya berasal dari keluarga baik-baik. Kejadian ini dimulai ketika saya menginap di rumah om saya di daerah sidoarjo.Om saya telah menikah dan memiliki 2 anak lelaki yang lucu umur 3 dan 5 tahun, serta memiliki istri yang cukup cantik (menurut saya) umurnya sekitar 25 tahun. saya sendiri tinggal disurabaya kurang lebih jarak tempat tinggalku dengan tante adalah 19 Km…Awal kejadiannya adalah pada hari sabtu malam saya mendengar pertengkaran di rumah tersebut, yang tidak lain adalah om saya dengan tante saya. Ternyata penyakit ‘gatel’ om saya kambuh lagi yaitu sering pergi ke diskotik bersama temannya. Hal tersebut sangat menyakitkan tante saya, karena di sana om saya akan mabuk-mabukan dan terkadang pulangnya bisa pada hari Minggu malam.


Entahlah apa yang dilakukan di sana bersama teman-temannya. Dan pada saat itu hanya aku bertiga saja di rumah: saya, Om Dim dan Tante Bin. “Brak..” suara gelas pecah menghantam pintu, cukup membuat saya kaget, dan om saya dengan marah-marah berjalan keluar kamar.Dari dalam kamar terdengar tante saya berteriak, “Nggak usah pulang sekalian, cepet ceraikan aku.” Dalam hatiku berkata, “Wah ribut lagi.” Om Dim langsung berjalan keluar rumah, menstarter mobilnya dan pergi entah ke mana. Di dalam kamar, aku mendengar Tante Bin menangis. Aku mau masuk ke dalam tapi takut kena damprat olehnya (kesalahan Om Dim dilimpahkan kepadaku).Tapi aku jadi penasaran juga. Takut nanti terjadi apa-apa terhadap Tante Bin Maksudku akibat kecewa sama Om Dim dia langsung bunuh diri. Pelan-pelan kubuka pintu kamarnya. Dan kulihat dia menangis menunduk di depan meja rias. Aku berinisiatif masuk pelan-pelan sambil menghindari pecahan gelas yang tadi sempat dilemparkan oleh Tante Bin Kuhampiri dia dan dengan pelan.Aku bertanya, “Kenapa Tan? Om kambuh lagi?” Dia tidak menjawab, hanya diam saja dan sesekali terdengar isak tangisnya. Cukup lama aku berdiri di belakangnya. Pada waktu itu aku hanya memandangnya dari belakang, dan kulihat ternyata Tante Bin mengenakan baju tidur yang cukup menggiurkan. Pada saat itu aku belum berpikiran macam-macam.Aku hanya berkesimpulan mungkin Tante Bin mengajak Om Dim, berdua saja di rumah, karena anak-anak mereka sedang pergi menginap di rumah adik Tante Bin Dan mungkin juga Tante Bin mengajak Om bercinta (karena baju yang dikenakan cukup menggiurkan, daster tipis, dengan warna pink dan panjang sekitar 15 cm di atas lutut). Tetapi Om Dim tidak mau, dia lebih mementingkan teman-temannya dari pada Tante Bin. Tiba-tiba Tante Bin berkata, “Di, Om kamu kayaknya udah nggak sayang lagi sama Tante.


Sekarang dia pergi bersama teman-temannya ke Surabaya, ninggalin Tante sendirian di rumah, apa Tante udah nggak cakep lagi.” Ketika Tante Bin berkata demikian dia berbalik menatapku. Aku setengah kaget, ketika mataku tidak sengaja menatap buah dadanya (kira-kira berukuran 34). Di situ terlihat puting susunya yang tercetak dari daster yang dikenakannya. Aku lumayan kaget juga menyaksikan tubuh tanteku itu.Aku terdiam sebentar dan aku ingat tadi Tante Bin menanyakan sesuatu, aku langsung mendekatinya (dengan harapan dapat melihat payudaranya lebih dekat lagi). “Tante masih cantik kok, dan Om kan pergi sama temannya. Jadi nggak usah khawatir Tan!” “Iya tapi temennya itu brengsek semua, mereka pasti mabuk-mabukan lagi dan main perempuan di sana.”Aku jadi bingung menjawabnya. Secara refleks kupegang tangannya dan berkata, “Tenang aja Tan, Om nggak bakal macem-macem kok.” (tapi pikiranku sudah mulai macam-macam). “Tapi Tante denger dia punya pacar di surabaya, malahan Tante kemarin pergoki dia telponan ama cewek, kalo nggak salah namanya Nuni.” “Masak Om tega sih ninggalin Tante demi cewek yang baru kenal, mungkin itu temennya kali Tan, dan lagian Tante masih tetap cantik kok.”Tanpa Tante Sis sadari tangan kananku sudah di atas paha Tante Sis karena tangan kiriku masih memegang tangannya. Perlahan-lahan pahanya kuusap secara halus, hal ini kulakukan karena aku berkesimpulan bahwa tanteku sudah lama tidak disentuh secara lembut oleh lelaki. Tiba-tiba tanganku yang memegang pahanya ditepis oleh Tante Sis, dan berdiri dari duduknya,“Di, saya tantemu saya harap kamu jangan kurang ajar sama Tante, sekarang Tante harap kamu keluar dari kamar tante sekarang juga!” Dengan nada marah Tante Bin mengusirku. Cukup kaget juga aku mendengar itu, dan dengan perasaan malu aku berdiri dan meminta maaf, kepada Tante Bin karena kekurangajaranku. Aku berjalan pelan untuk keluar dari kamar tanteku.Sambil berjalan aku berpikir, aku benar-benar terangsang dan tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Sejak aku putus dengan pacarku, terus terang kebutuhan biologisku kusalurkan lewat tanganku. Setelah sampai di depan pintu aku menoleh kepada Tante Bin lagi. Dia hanya berdiri menatapku, dengan nafas tersenggal-senggal (mungkin marah bercampur sedih menjadi satu).Aku membalikkan badan lagi dan di pikiranku aku harus mendapatkannya malam ini juga. Dengan masa bodoh aku menutup pintu kamar dari dalam dan menguncinya, lalu langsung berbalik menatap tanteku. Tante Bin cukup kaget melihat apa yang aku perbuat. Otakku sudah dipenuhi oleh nafsu binatang. “Mau apa kamu Di?” tanyanya dengan gugup bercampur kaget. “Tante mungkin sekarang Om sedang bersenang-senang bersama pacar barunya, lebih baik kita juga bersenang-senang di sini, saya akan memuaskan Tante”.Dengan nafsu kutarik tubuh tanteku ke ranjang, dia meronta-ronta, tetapi karena postur tubuhku lebih besar (tinggiku 185 cm dan beratku 72 kg, sedangkan Tante Bin memiliki tinggi tubuh sekitar 167 cm dan berat kurang lebih 50 kg) aku dapat mendorongnya ke ranjang, lalu menindihnya. “Lepasin Tante, Dedi,” suara keluar dari mulutnya tapi aku sudah tidak peduli dengan rontaannya. Dasternya kusingkap ke atas.Ternyata Tante Bin tidak mengenakan celana dalam sehingga terpampang gundukan bukit kemaluannya yang menggiurkan, dan dengan kasar kutarik dasternya bagian atas hingga payudaranya terpampang di depanku. Dengan bernafsu aku langsung menghisap putingnya, tubuh tanteku masih meronta-ronta, dengan tidak sabar aku langsung merobek dasternya dan dengan nafsu kujilati seluruh tubuhnya terutama payudaranya, cukup harum tubuh tanteku.Akibat rontaannya aku mengalami kesulitan untuk membuka pakaianku, tapi pelan-pelan aku dapat membuka baju dan celanaku. Sambil membuka baju dan celanaku itu, dengan bergantian tanganku mengusap bukit kemaluannya yang menurutku mulai basah (mungkin Tante Bin sudah mulai terangsang walaupun masih berkurang tetapi frekuensinya agak menurun sedikit).kemaluanku telah berdiri tegak dan kokoh nafsu telah menyelimuti semua kesadaranku bahwa yang kugeluti ini adalah isteri pamanku sendiri yaitu tanteku Dengan tidak sabar aku langsung berusaha membenamkan kejantananku ke liang TANTEKU , Aku agak kesulitan menemukan celah kewanitaan tanteku,kadang kemaluanku meleset keatas dan bahkan kadang meleset kearah lubang anus tanteku . ini disebabkan tanteku bergerak kesana kemari berusaha menghindar dan menghalangi kemaluanku yang sudah siap tempur ini.


“Di, jangan Di, aku Tantemu tolong lepasin Di, ampun, Tante minta ampun”. Aku sudah tidak peduli lagi Rengekannya. usahaku kepalang tanggung dan harus berhasil karena gagalpun mungkin akibatnya akan sama bahkan mungkin lebih fatal akibatnya , Ketika lubang senggamanya kurasa sudah pas dengan dibantu cairan yang keluar dari liang kewanitaannya aku langsung menghujamkan senjataku.“Auuhh, sakit Di, aduh.. Tante minta ampun.. tolong Di jangan lakukan lepasin Tante Di..” Ketika mendengar rintihannya, aku jadi kasihan, tetapi senjataku sudah di dalam, “Maaf Tante, saya sudah tidak tahan dan punyaku sudah terlanjur masuk nih…..,” bisikku ke telinganya. Tante Bin hanya diam saja. Dan tidak berkata apa-apa.Dengan pelan dan pasti aku mulai memompa kemaluanku naik turun, tanteku menggelinjang hebat seakan akan masih ada sedikit pemberontakan dalam dirinya…. ssshhhhhhhhh….tanteku hanya mendesis lirih sambil menolehkan kepalanya kekiri dan kekanan tak mau menatap wajahku kemudian Dia hanya diam pasrah dan kulihat air matanya berlinang keluar.Kucium keningnya dan bibirnya, sambil membisikkan, “Tante, Tante masih cantik dan tetap mengairahkan kok, saya sayang Tante, bila Om sudah tidak sayang lagi, biar Dedi yang menyayangi Tante.” Tante Bin hanya diam saja, dan kurasakan pinggulnya pun ikut bergoyang seirama dengan goyanganku.kemaluanku kudorong perlahan seakan ingin menikmati kenyamanan ini dengan waktu yang lama cllkk clllkkkk cclkkkk bunyi badanku beradu dengan badan tanteku seirama keluar masuknya kemaluanku kedalam liang senggamanya yang betul betul enak.Kira-kira 10 menit aku merasakan liang kewanitaan tanteku semakin basah dan kakinya menyilang di atas pinggulku dan menekan kuat-kuat mungkin tanteku sedang orgasme kudiamkan sejenak kubiarkan tanteku menikmati orgasmenya kubenamkan lebih dalam kemaluanku ,sambil memeluk erat tubuhnya iapun membalasnya erat kurasakan tubuh tanteku bergetar kenikmatan yang dahsyat telah didapatkannya.kubalik badan tanteku dan sekarang dia dalam posisi diatas kemaluanku masih terbenam dalam kewanitaan tanteku tapi dia hanya diam saja sambil merebahkan tubuhnya diatas tubuhku, lalu kuangkat pinggul tanteku perlahan dan menurunkannya lagi kuangkat lagi dan kuturunkan lagi.kemaluanku yang berdiri tegak menyodok deras keatas kelubang nikmatnya akhirnya tanpa kubantu tanteku menggoyangkan sendiri pantatnya naik turun oooooooccchhhhhhhh , aku yang blingsatan kenikmatan rupanya tanteku mahir dengan goyangannya diposisi atas kenikmatan maximum kudapatkan dalam posisi ini rupanya tanteku mengetahui keadaan ini.ia tambah menggoyang goyangkan pantatnya meliuk liuk persis pantat Mei bahar penyanyi dangdut dengan goyang patah patahnya oooooochhhhhh, sshhh…… kali ini aku yang mirip orang kepedasan aku mengangkat kepalaku…kuhisap puting susu tanteku ia mengerang goyangannya tambah dipercepat dan 5 menit berjalan. tanteku bergetar lagi ia telah mendapatkan orgasmenya yang kedua pundakku dicengkeramnya erat  ssshhhhhhh.. bibir bawahnya digigit sambil kepalanya menengadah keatas “di bangsat kamu, tante kok bisa jadi gini ssssshhhh.. tante udah 2 kali kluarrrrrrrr…”aku hanya tersenyum“ tulangku rasa lepas semua di” aku kembali tersenyum. “tante gak pernah klimaks lebih dari 1 x kalo dengan ommu..” kubalik kembali badan tanteku dengan posisi konvensional kugenjot dengan deras kewanitaannya oooohhh oohhh….ssshhhhh tanteku kembali menggeliat pinggulnya mulai bergoyang pula mengimbangi genjotanku aku pun sudah kepengen nyampe dan tidak lama kemudian akupun mengeluarkan spermaku di dalam liang senggamanya.ssshhhhhh……aaachhhhhhh……………….. spermaku tumpah dengan derasnya kedalam liang senggama tanteku , mata tanteku sayu menatapku klimaks permainan panjang yang sangat melelahkan yang diawali dengan pemaksaan dan perkosaaan yang ahirnya berkesudahan dengan kenikmatan puncak yang sama sama diraih kulihat terpancar kepuasaan yang amat sangat diwajah tanteku.


“kamu harus menjaga rahasia ini di” aku hanya mengangguk dan sekarang tanteku tak perduli lagi kalau om ku mau pulang atau tidak karena kalau om ku keluar malam maka tanteku akan menghubungiku via HP untuk segera kerumahnya.
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


 

TOGEL ONLINE
AMAN & TERPERCAYA
NAME DEPO BETT JOIN
VELBETT 1.000 Sepuasnya Tekan
BBTOTO 1.000 Sepuasnya Tekan
FFTOTO 1.000 Sepuasnya Tekan
since © 2015

Entri yang Diunggulkan

Memuaskan Pacarku Yang Lagi Horny Berat

Selepas SMA, Jenni, waktu itu 20 tahun, melanjutkan studinya ke Akademi Sekretaris ternama di Bandung. Dengan wajah sangat cantik, tubuh tin...

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Recent Posts

Pengikut

Flag Counter

Total Tayangan Halaman