Menikmati Pijatan Yang Membuat Ku Jadi Terangsang


Siang yang cukup terik saat aku pulang dari sekolah tempatku mengajar. Jarak antara sekolah dan rumahku memang tidak begitu jauh, tapi teriknya siang ini membuatku mengendarai motor matic ini cukup tersiksa. Untung saja jalanan tidak begitu macet sehingga aku bisa dengan cepat sampai rumah.Di rumah aku disambut oleh anak lelakiku yang digendong baby sitter. Anak semata wayangku yang bernama Hansen ini baru berumur setahun, hasil pernikahanku dengan mas Andri 2 tahun yang lalu. Namaku Jasmin Mutiara, saat ini berumur 26 tahun, terpaut 3 tahun dengan mas Andri. Sedangkan baby sitter yang menjaga anakku ini adalah Yuna, kenalanku dari kampung yang bersedia ikut denganku. Sebagai lulusan SD dia sudah cukup berterima kasih ku beri pekerjaan di rumah ini. Selain menjaga Hansen Yuna juga sekaligus merangkap pembantu yang mengerjakan semua pekerjaan rumah.Begitu melihat Hansen seolah rasa lelahku langsung hilang. Senyumnya menjadi seperti vitamin yang selalu manjur untuk mengembalikan semangatku. Ku gendong Hansen kemudian kubawa masuk ke kamar, sedangkan Yuna melanjutkan pekerjaannya. Aku bisa betah seharian bermain-main dengan anakku yang sedang lucu-lucunya itu.


Kalau sudah pulang dari mengajar seperti ini, ya hanya ini kegiatanku, bermain-main dengan Hansen sambil menunggu mas Andri pulang. Suamiku bekerja di sebuah bank bumn di kota ini, dan biasanya dia pulang agak petang. Untung di rumah ada Hansen dan Yuna sehingga aku tidak terlalu kesepian.Saat sedang asyik-asyik bermain-main dengan Hansen ku dengar ada suara motor yang masuk ke halaman rumahku. Saat kutengok dari dalam rumah ternyata itu adalah Susan, kawanku sejak kuliah yang kebetulan mendapat pekerjaan juga di kota ini. Aku dan Susan sama-sama perantau, tapi kalau kampungku tak begitu jauh dari kota ini, Susan berasal dari pulau seberang.Susan seumuran denganku, tapi dia belum menikah. Penampilan kami berdua juga sama-sama berjilbab kalau sedang keluar rumah, dan juga memakai pakaian yang tidak terlalu ketat, tapi tetap modis, khas hijaber masa kini. Secara postur tubuh, meskipun tinggi kami hampir sama tapi Susan lebih langsing daripada aku. Wajar karena aku sudah pernah melahirkan. Tapi meski begitu aku juga tidak bisa dikatakan gemuk. Aku bersyukur karena setelah menikah tubuhku tidak terlalu melar, bisa kembali meskipun tidak selangsing dulu, tapi itu sudah cukup membuat suamiku senang. Katanya dia lebih suka melihatku yang seperti ini, lebih montok, hehehe.“Assalamualaikum.”“Waalaikumsalam, masuk San.”


“Hai Min, apa kabar?” dia masuk dan kami langsung cipika cipiki.“Alhamdulillah baik, kabar kamu gimana?” tanyaku balik.“Alhamdulillah baik juga. Hai ganteeng, sini dong digendong sama tante.”Aku pun langsung memberikan Hansen untuk digendong oleh Susan. Susan memang sudah sering main kesini dan menggendong Hansen, karena itulah anakku tidak rewel, bahkan terlihat senang kalau Susan datang. Kulihat dia senang sekali bermain-main dengan Hansen, makanya sering kusindir agak cepat-cepat menikah.“Duh, kayaknya kamu udah pengen banget punya anak San? Sana buruan nikah, umur juga udah pas kan?”“Hehehe iya Min, ya doain aja moga-moga cepet dilamar sama mas Anton.”“Ya kalau nggak cepet-cepet dilamar ancem aja, mau cari yang lain, entar pasti langsung deh mas Anton nemuin orang tuamu, hahaha.”“Hahaha iya juga ya.”Kami masih ngobrol santai sampai akhirnya aku dipanggil Yuna dan memberi tahu kalau makan siang sudah siap. Kuajak Susan sekalian makan siang. Dia minta tetap menggendong Hansen, kuiyakan saja karena kulihat Hansen anteng-anteng saja. Selesai makan siang kami duduk-duduk di ruang keluarga sambil ngobrol santai lagi.“Eh Min, tahu nggak, ada tempat pijat baru lho di daerah Seturan,” ucap Susan.“Oh ya? Dimana?” tanyaku.“Di deket OK-Mart, ada gang kan di sebelahnya, masuk kira-kira 100 meter, namanya Family Spa.”“Ooh, enak nggak tempatnya?”“Enak kok, karena masih baru mungkin ya, coba aja kesana.”“Hmm, iya deh entar kapan-kapan. Lagian aku nggak terlalu hobi pijat. Apalagi di tempat kayak gitu, rasanya kurang nyaman aja.”“Eh yang ini beda. Kan tempat buat cowok sama cewek dipisah, terus roomnya juga nggak kayak di tempat lain yang cuma dibatesin triplek. Ini kayak kamar gitu, lumayan kedap suara juga, jadi nggak bakal denger suara dari luar. Udah gitu fasilitasnya lengkap, kalau yang VIP ada bathtub sama TV-nya.”“Oh ya? Wah mahal dong berarti?”“Ya lumayan, tapi sekarang masih promo kok, jadi harganya sama kayak di tempat lain. Kemarin pas kesana aku tanya kan promonya sampai kapan, kata kasirnya masih 2 minggu lagi. Kesana aja lumayan kan?”“Hmm, iya deh nanti.”Setelah itu obrolan kami berganti topik lagi. Sampai akhirnya tak terasa hari sudah sore dan Susan pamit pulang. Aku memikirkan lagi soal panti pijat yang tadi diceritakan oleh Susan. Aku memang tidak terlalu sering dipijat, karena aku orangnya gampang gelian, jadi suka risih aja kalau dipijat, meskipun yang mijat itu mbok-mbok kayak biasanya aku pijat selama ini. Tapi kupikir-pikir, mumpung masih promo mungkin boleh juga dicoba, apalagi Susan yang ngerekomendasiin. Yang aku tahu Susan memang sering pijat di spa-spa seperti itu, sebulan bisa 2 sampai 3 kali.Pada suatu hari, aku pulang lebih awal dari biasanya karena hari ini memang diadakan rapat guru. Rapat itu ternyata cuma berlangsung sebentar dan kami langsung pulang. Dalam perjalanan aku kembali teringat panti pijat yang pernah diceritakan Susan. Kuingat-ingat lagi sepertinya saat ini masih promo, ah kucoba saja kesana, mumpung badanku juga sedang capek-capek. Tapi aku memutuskan untuk pulang dulu ganti baju, tidak mungkin aku kesana dengan memakai seragam guruku ini.Sesampainya di rumah aku segera mengganti baju. Kukenakan kemeja lengan panjang kotak-kotak dan celana panjang jeans, kemudian dengan jilbab berwarna hitam. Kepada Yuna aku mengatakan akan ke rumah temanku dulu karena ada sedikit urusan. Aku pun berangkat berbekal petunjuk yang diberikan oleh Susan tempo hari. Tidak sulit mencari tempat itu, dan akhirnya aku sampai juga.Kulihat dari luar bangunannya cukup bagus, didominasi warna hijau dengan desain yang futuristik. Sayang tempatnya agak masuk ke dalam, kalau pas di pinggir jalan depan sana mungkin akan semakin ramai. Kulihat parkirannya cukup luas, dan baru beberapa kendaraan saja baik mobil ataupun motor yang terparkir. Yah, memang masih jam segini, orang-orang pun pasti masih sibuk bekerja.“Selamat siang ibu, selamat datang,” aku langsung disambut petugas saat baru masuk.“Selamat siang mbak,” jawabku.“Baru pertama kali kesini bu?” tanya petugas itu dengan ramah.“Iya mbak, betul.”“Oh kalau begitu silahkan dipilih, mau paket yang mana, semua harga yang tertera disitu nanti dipotong 50% bu karena kami masih promo,” dia menyodorkan sebuah buku yang mirip daftar menu.Kulihat tarif untuk tiap-tiap perawatan memang lebih tinggi daripada tempat lain, tapi karena masih promo dan diskon sampai 50%, jatuhnya malah lebih murah.“Saya pilih ini aja mbak, shiatsu yang 2 jam.”“Oh baik ibu. Silahkan pilih untuk terapisnya. Untuk yang ada klip merahnya sedang tidak available ya bu,” kembali mbak itu memberikan sebuah buku yang isinya foto-foto terapis yang ada disitu. Hmm, cukup banyak juga, dan semuanya cewek. Hanya ada foto, tidak ada namanya.“Yang ini aja mbak,” aku menunjuk sebuah foto terapis. Aku memilihnya karena dari foto posturnya cukup kecil, jadi kurasa tenaganya nanti pas untuk memijitku yang tidak terlalu suka dipijat keras-keras.“Oh iya baik. Ibu mau room yang VIP atau yang biasa?”“Yang VIP ya mbak.”“Baik bu, mari saya antarkan.”Mbak yang aku tidak tahu namanya itu kemudian mengajakku menaiki tangga. Sampai di lantai 2 ku lihat ada dua buat pintu, dimana ada tanda cewek dan cowok. Hmm, benar kata Susan, ruangannya dipisah, kurasa ini benar-benar aman. Disitu juga ku lihat ada seorang pria yang memakai seragam security sedang duduk di dekat pintu-pintu itu.Wah, sampai ada securitynya, mungkin buat jaga-jaga kalau ada pelanggan yang nakal sama terapis biar bisa langsung ditindak kali ya. Aku merasa semakin tenang karena ku pikir dengan adanya petugas keamanan itu berarti panti pijat ini memang benar-benar menjaga keamanan dan kesopanan. Kalau ada pelanggan yang punya niat tidak-tidak pasti berpikir ulang setelah melihat pria itu, yang berperawakan tinggi besar dan wajahnya agak, hmm, menyeramkan, hihihi.“Ini ruangannya bu, silahkan ibu ganti baju dengan pakaian yang sudah kami sediakan sambil menunggu terapisnya, kurang lebih 5 menit lagi terapisnya datang.”“Oh iya mbak, makasih.”Aku segera masuk ke ruangan itu. Berbentuk seperti kamar, berukuran sekitar 3 x 4 meter. Ada sebuah bathtub dan TV, seperti yang diceritakan Susan. Tempat untuk pijitnya juga bukan ranjang kecil seperti biasanya di tempat lain, tapi sebuah matras yang cukup tebal dan lebar, dengan lubang untuk wajah. Di atasnya ada besi-besi yang biasa digunakan terapis untuk pegangan waktu melakukan shiatsu.Akupun segera berganti pakaian. Awalnya aku agak ragu waktu melihatnya, hanya sebuah celana dalam tipis berwarna putih, dan sebuah tanktop yang juga cukup tipis berwarna putih. Tapi setelah kupikir-pikir, toh yang mijat cewek juga, jadi nggak papa lah. Kulepas semua pakaianku, termasuk pakaian dalamku dan menggantinya dengan pakaian itu. Sejenak aku bercermin, wah seksi juga ya aku berpakaian kayak gini, gimana kalau mas Andri lihat ya? Hihihi.Tok tok tok…“Permisi,” kudengar suara ketukan pintu dikuti suara seorang wanita.“Iya,” jawabku.“Sudah selesai bu ganti bajunya.”“Sudah mbak,” jawabku sambil membuka pintu yang memang tadi ku kunci.“Selamat siang bu,” sapa wanita itu, terapis yang kupilih tadi.“Siang mbak.”“Saya Wati bu, maaf dengan ibu siapa?” tanyanya.“Saya Jasmin.”“Baik bu, kita bisa mulai terapinya. Shiatsu 2 jam ya bu?”“Iya mbak.”“Oh iya sebelumnya ini ada wedhang jahe, mungkin kalau ibu berkenan silahkan diminum biar agak hangat badannya.”“Wah makasih mbak.”Aku menerima cangkir dari mbak Wati yang berisi wedhang jahe itu, dan meminumnya sedikit. Kemudian dia menyuruhku untuk tengkurap. Setelah aku tengkuran dia menutupi tubuhku dengan handuk lebar yang menutup punggung sampai ke lutut.“Maaf bu, pijitanya mau yang sedang atau yang kuat?”“Yang sedang aja ya mbak.”“Baik bu.”Dia pun memulai pijatannya dari telapak kakiku. Hmm, kalau yang aku dengar, pijatan yang benar itu memang mulainya dari telapak kaki, jadi kalau yang mulai dari tempat lain, yaa kalian bisa menduganya sendiri lah, hehehe. Sambil menikmati pijatan dari mbak Wati, kunyalakan TV yang ada di ruangan ini. Memang aku tak bisa melihat dengan leluasa, tapi lumayanlah masih bisa dengar.“Bu Jasmin baru pertama kali kesini?”“Iya mbak, kemarin itu dikasih tahu sama teman, katanya ada tempat pijat baru.”“Oh iya bu, kita emang baru buka kok, belum ada sebulan, makanya masih sepi ini.”“Oh gitu. Padahal disini bagus ya mbak, sayang tempatnya agak masuk. Kalau di pinggir jalan besar pasti udah lebih rame.”“Iya bu, tapi disini malah enak kok, nggak bising. Kalau di room VIP seperti ini sih enak karena kedap suara, tapi kalau yang standar kita masih bisa denger suara-suara dari luar kan bu, jadi kurang nyaman aja.”“Iya juga sih mbak.”Sambil terus memijat mbak Wati mengajakku ngobrol. Pijatannya enak juga ternyata, apalagi orangnya juga ramah, aku jadi merasa lebih nyaman sekarang.“Ibu asli Jogja?”“Bukan mbak, saya dari Solo, disini kebetulan kerja, dan ikut suami juga.”“Oh gitu. Kerja dimana bu?”“Ngajar mbak di SD 69.”“Wah bu guru tho?”“Iya mbak, hehehe.”“Anaknya udah berapa bu?”“Baru 1 mbak, masih setahun. Aduuh…”“Eh, kenapa bu? Ada yang sakit? Atau saya mijitnya terlalu kuat?” tanya mbak Wati terdengar panik.“Oh nggak kok mbak. Maaf saya orangnya emang gampang geli, hehe. Nggak papa, pijatan mbak enak kok, udah pas, lanjutin aja.”“Oh gitu, ya udah saya lanjutin ya bu.”“Iya mbak.”


Aku tadi memekik karena pijatan mbak Wati sudah sampai di daerah paha atasku. Disitu dan beberapa daerah lainnya memang aku geli sekali. Saat ini pun pijatan mbak Wati membuatku terus menggeliat meskipun sudah tidak mengaduh seperti tadi lagi. Tapi karena mbak Wati sudah tahu dia terus melanjutkan saja.Kami masih terus ngobrol sampai dia memijat punggung dan tanganku, kemudian memintaku berbalik dan mengulangi pijatannya dari kakiku. Lagi-lagi tubuhku menggelinjang saat tangannya mulai menyentuh pahaku, tapi kucoba menahan sebisa mungkin. Mbak Wati pun tampaknya tidak terlalu mempedulikan dan terus melanjutkan pijatannya, meskipun beberapa kali dia tersenyum melihat tingkahku.“Oke bu, selanjutnya kita pake minyak ya. Bu guru silahkan kalau mau minum dulu.”“Iya mbak,” aku agak geli dia memanggilku bu guru, tapi ya sudahlah karena memang aku seorang guru.Aku pun bangkit dan meminum wedhang jahe yang masih tersisa tadi sampai habis. Mbak Wati bahkan menawariku apa mau lagi dan aku mengiyakan saja. Sejenak dia keluar untuk mengambilkan minuman lagi, dan tak lama dia sudah kembali lagi dan cangkirku sudah terisi penuh. Dia kemudian memintaku untuk memilih minyak mana yang mau dipakai, aku memilih salah satunya yang aromanya cukup segar dan tidak begitu tajam. Kemudian mbak Wati memintaku untuk tengkurap lagi.Dia mulai memijat kakiku lagi dengan minyak itu. Terasa dingin saat menyentuh kulitku, dan terasa geli juga. Tapi aku tak terlalu banyak protes dan menikmatinya saja karena pijatannya memang terasa enak.Lagi-lagi tubuhku menggelinjang saat pijatannya sampai di daerah pahaku. Ditambah dengan minyak pijat itu membuatku semakin geli, apalagi pijatannya semakin naik hampir ke pangkal pahaku. Aku sampai memeluk bantal erat-erat, dan bahkan menggigitnya karena tadi aku hampir saja mendesah.Mbak Wati mengangkat handuk yang menutupi pantatku, dan menuangkan minyak itu disana. Lalu dia meneruskan pijatannya dengan meremas-remas pantatku. Duh, rasanya benar-benar geli sekali. Beberapa kali aku menggenlinjang bahkan mendesah tertahan. Apalagi kurasakan tangan mbak Wati masuk ke dalam celana dalam yang kupakai dan memijatnya langsung di kulit pantatku, membuatku semakin blingsatan.Untungnya tak lama kemudian mbak Wati menyudahi pijatanya di daerah pantatku itu. Dia menurunkan lagi handuk menutup pantatku. Kini pijatannya beralih ke punggung. Tanpa menyibakkannya dulu, dia tuangkan minyak itu ke punggungku yang masih memakai tanktop. Duh, tanktop ini kan tipis sekali, dikasih minyak kayak gitu pasti jadi nerawang deh.Kembali pijatan mbak Wati membuatku sedikit geli. Tangannya lagi-lagi masuk dari bawah tanktopku menyusuri punggungku. Aku semakin membenamkan kepalaku ke bantal karena merasakan geli saat tangan mbak Wati berada di bagian samping tubuhku, apalagi waktu memijat pinggiran payudaraku.Tak lama kemudian mbak Wati menyudahinya, lalu memijat kedua tanganku. Setelah kedua tanganku selesai, dia menyuruhku balik badan. Kembali tubuhku ditutup dengan handuk dari dada hingga lutut. Dia memulai lagi pijatannya dari bawah. Semakin naik dan semakin membuatku geli.Selama pijatan dengan minyak ini kami tak banyak bicara, karena aku memang lebih banyak menutup mulut menahan desahan, sedangkan mbak Wati sepertinya berkonsentrasi pada pijatannya.“Sshh mbaakkk,” desahku tak bisa tertahan saat kedua tangan mbak Wati memijat paha dalamku, dekat sekali dengan bibir vaginaku.Dia tidak menjawab, kulihat dia hanya tersenyum saja, tapi melanjutkan pijatanya lagi. Duh, aku benar-benar kegelian, badanku sampai bergerak-gerak gini. Selanjutnya mbak Wati menarik handuk dan meletakannya di samping tubuhku. Dia langsung saja menuangkan minyak itu di bagian depan tubuhku. Aku tak sempat memprotes karena minyak itu sudah membasahi tanktop yang kupakai, sehingga sekarang terlihat menerawang. Bahkan kedua buah dada dan puting susuku terlihat dengan jelas.Aku pun menutupinya dengan menyilangkan kedua tanganku. Malu rasanya, sudah seperti telanjang saja. Tapi mbak Wati cuek dan melanjutkan pijatanya di perutku. Lembut sekali sebenarnya pijatannya, tapi buatku itu rasanya geli banget. Apalagi waktu tangannya menyentuh langsung kulitku, pelan-pelan naik sampai di bawah kedua buah dadaku. Aku sampai harus menahan tangannya karena kurasakan tangannya juga mau naik ke payudaraku.Mbak Wati kemudian memijat di daerah situ. Hmm, tapi kok tenaganya udah jauh berkurang ya, kayak bukan memijat, tapi, meraba. Tangan mbak Wati berputar-putar di bawah payudaraku, membuat tubuhku semakin menggelinjang tak karuan. Tapi untungnya lagi, mbak Wati langsung menyudahinya. Aku bisa bernafas lega.Lalu dia pindah ke atas kepalaku. Dia raih tanganku dan dibaluri dengan minyak pijat itu. Lembut dia memijat tapi aku langsung merasa geli kalau sudah sampai di bagian ketiak, apalagi tak berhenti di ketiak, pijatannya, eh bukan, rabaannya berlanjut ke daerah samping payudaraku. Aku hanya bisa mendesis saja.Setelah kedua tanganku selesai dipijat hingga tampak berkilau karena minyak, mbak Wati masih berada di atas kepalaku, kini dia mulai memijat daerah pundah. Untuk kali ini aku bisa merasakan pijatannya kembali seperti tadi, terasa nyaman. Sampai akhirnya bagian bawah leherku dibaluri lagi dengan minyak.Belum sempat aku berbuat apa-apa kedua tangan mbak Wati langsung masuk ke sela-sela belahan tanktopku sehingga sekarang langsung menangkup kedua susuku.“Aaahhh mbaaakkhh,” aku tersentak, tapi hanya bisa mendesah saja saat kemudian kedua tangan itu meremas buah dadaku.Ini adalah pertama kalinya payudaraku disentuh oleh orang lain, meskipun sama-sama cewek. Tapi rasanya benar-benar, hmm, geli banget. Apalagi sekarang tubuhku, entah kenapa terasa aneh sekali, rasanya panas dan daerah vaginaku seperti gatal minta digaruk. Apalagi dengan kedua payudaraku diremas dengan lembut oleh mbak Wati, membuatku jadi terangsang.Ah nggak boleh. Aku nggak boleh terangsang kayak gini. Aku mencoba untuk menarik tangan mbak Wati tapi tidak berhasil. Dia malah memainkan puting susuku, memilin-milinnya. Aah, padahal ini adalah salah satu titik paling sensitif yang aku punya, dan dia sedang memainkannya.“Mbaakkhh aahhh udaaahhhh,” aku memohonnya untuk berhenti tapi dia malah makin bersemangat.Aku sendiri merasa vaginaku sudah semakin gatal, sampai kugesek-gesekkan kedua pahaku, tapi itu tidak cukup. Aku ingin merabanya, menyentuhnya, tapi kedua tanganku masih mencoba untuk menarik tangan mbak Susan.Kurasakan kedua puting susuku sudah mengeras dipilin oleh mbak Wati. Nafasku semakin tak karuan, desahanku juga semakin tak tertahan. Apakah ini juga termasuk dalam paket pijatan yang kupilih tadi?“Aaaahhhh mbaakk, aku, oouhh aahhh akhuuuu..”“Keluarin aja bu, jangan ditahan-tahan,” begitu yang kudengar darinya, lalu beberapa saat aku mendesah panjang.“Aaaaaaahhhhhhhh..” pantatku sampai terangkat-angkat. Astaga, aku orgasme, hanya dengan dimainkan buah dadaku saja, tanpa penetrasi sama sekali.Tubuhku langsung melemas. Aku sampai memejamkan mataku, mengatur nafasku yang terengah-engah. Aku bahkan diam saja waktu mbak Wati menarik tanktopku sampai terlepas. Untuk beberapa saat sepertinya dia membiarkanku mengatur nafasku.“Sshhhh aaahh mbaak, udaaahh,” aku kembali merasakan kedua payudaraku dimainkan lagi oleh mbak Wati.Aku membuka mataku dan terkejut karena dia ternyata sudah melepas pakaiannya tadi, tinggal memakai BH dan celana dalam saja. Dia memelukku sambil tetap memainkan payudaraku, lalu tiba-tiba saja dia menciumku.Aku gelagapan menerima serangan ini. Aku mencoba untuk meronta tapi entah kenapa tubuhku malah bereaksi sebaliknya. Apalagi sekarang kurasakan tangan mbak Wati mulai turun menyusuri perutku, kemudian masuk ke celana dalamku dan langsung menyentuh bibir vaginaku. Bukan hanya itu, tapi jarinya langsung masuk dan mengobok-obok liang vaginaku.Oh tidak, vaginaku sudah basah. Dan jari ini, ah untuk pertama kalinya ada orang selain mas Andri yang menyentuhnya. Dan orang itu adalah sama-sama cewek. Aku tidak bisa berpikir jernih lagi, tubuhku dengan cepat dikuasai oleh nafsu. Entah kenapa secepat ini, biasanya aku tidak sampai secepat ini terangsang bila bercinta dengan mas Andri.Mbak Wati terus mengobok-obok memekku, eh bukan, vaginaku. Aduh, kenapa aku jadi ngomong jorok begini sih.Kocokan jari mbak Wati semakin cepat, hingga vaginaku semakin lama semakin becek. Bunyi kecipak terdengar jelas di telingaku. Desahanku sudah tak karuan tapi tertahan oleh ciuman mbak Wati yang sekarang sudah memainkan lidahnya juga.“Eehhmmmmpppp..” tubuhku mengejang beberapa kali, saat kurasakan orgasme dahsyat melandaku. Vaginaku benar-benar sudah banjir oleh permainan jari mbak Wati.Oh tidak, kenapa aku menikmati sekali, dicumbu oleh sesama wanita seperti ini? Apakah aku punya kelainan? Tidak mungkin. Selama ini aku tak pernah tertarik pada wanita. Tapi kenapa sekarang, aku mudah sekali terangsang disentuh oleh mbak Wati.Kulihat dia tersenyum dan bangkit. Dia mencoba melepas celana dalamku tapi kutahan. Dia menatapku, aku menggeleng.“Udah dilepas aja, udah basah, biar nggak mengganggu.”Akhirnya tenagaku kalah oleh tarikan mbak Wati, sehingga harus merelakan celana dalamku terlepas begitu saja.“Bu guru haus?” tiba-tiba dia bertanya seperti itu, dan aku hanya mengangguk karena memang merasa haus.Dia kemudian mengambil cangkir minumku tadi, membantuku untuk duduk lalu meminumkanya. Terasa cukup segar membasahi tenggorokanku, lalu aku direbahkan lagi.“Mbak, udah ya?” pintaku memelas kepadanya. Dia tak menanggapi, malah kulihat dia melepaskan BH dan celana dalamnya.Melihat tubuhnya yang telanjang aku risih, tapi masih sedikit berbangga karena menurutku tubuhku masih lebih bagus daripada dia. Aku lebih putih, lebih montok, payudaraku juga lebih besar, begitu juga pantatku karena kulihat pantatnya tepos.Dia kemudian mengambil sebotol minyak, entah apa itu, lalu menuangkannya di sekujur tubuhku. Aku mencoba menggeliat tapi tubuhku masih lemas karena dua kali orgasme tadi. Setelah itu dia kembali meraba sekujur tubuhku.“Mbaak Watii, udaaahh,” pintaku memelas.“Belum, bu guru belum siap.”Aku tak mengerti apa maksudnya, tapi sekarang aku kembali hanya bisa mendesah saja. Aku pasrah dengan semua yang dilakukan oleh mbak Wati, karena sekarang aku sudah mulai menikmatinya. Bahkan aku membalas ketika dia menciumku lagi.“Dibuka lebar kakinya bu guru,” kembali aku menurutinya. Ku buka lebar-lebar kedua kakiku dan dia langsung mengocok vaginaku lagi dengan jarinya, kali ini 2 jari langsung.“Hmmpphhh hhhppp,” aku hanya bisa mendesah tertahan karena kembali dicium olehnya.Tubuhku sudah benar-benar dikuasai oleh nafsu, tak ingat lagi bahwa aku adalah seorang istri setia, ibu dari seorang anak lelaki yang lucu, perempuan alim yang selalu berpenampilan tertutup. Tapi kini aku sedang telanjang bulat, dengan seorang wanita lain yang juga telanjang bulat, yang tadi sudah membuatku 2 kali merasakan orgasme.Kembali tubuhku mengejang saat permainan jarinya membawaku pada orgasme ketigaku hari itu. Tubuhku benar-benar lemas, tapi dia belum berhenti. Dia kembali merangsangku dengan meremas kedua payudaraku bergantian, sambil tetap mencium bibirku, yang kubalas tak kalah ganasnya.Kemudian kurasakan kedua tangannya membuka kakiku. Eh tunggu dulu, tangan mbak Wati kan sedang meremas payudaraku, dan yang satunya memegang kepalaku. Lalu tangan siapa yang memegang kakiku itu? Perasaanku mendadak tak enak. Aku ingin melepaskan ciumanku untuk melihat siapa yang ada di ruangan ini lagi, tapi mbak Wati menahannya. Bahkan kini kedua tangannya memegang kepalaku agar ciumannya tak terlepas.Saat itu kurasakan bibir vaginaku seperti disentuh oleh sesuatu yang keras. Bukan, bukan hanya disentuh, tapi benda itu perlahan masuk membelah bibir vaginaku. Aku mencoba meronta sebisanya, tapi tertahan oleh mbak Wati, dan seorang lagi di bawah sana.Benda itu terus masuk, hingga akhirnya badanku menegang saat benda itu menyentuh dinding rahimku. Oh tidak, ini, penis. Tapi penis siapa? Dan, kenapa besar dan panjang sekali. Vaginaku terasa sakit, meskipun sudah basah karena 3 kali orgasme tadi.Aku terperanjat saat mbak Wati melepaskan ciumannya di bibirku, sehingga aku bisa melihat orang di bawah sana. Ternyata dia adalah petugas security yang tadi berjaga di pintu depan. Dan orang itu sudah melepas semua pakaiannya, dia sudah telanjang bulat, dan penisnya berada di dalam vaginaku.“Le,, lepasiiin. Apa apaan ini??”“Hehe udah bu guru, nikmatin aja kontolnya pak Wawan, enak banget kok.”“Nggak, lepasin. Cabut pak, cabut. Vaginaku, sakiiiit.”Tapi lelaki itu bukannya menuruti perkataanku, malah menggoyangkan penisnya maju mundur. Rasanya benar-benar sakit meskipun vaginaku sudah benar-benar basah. Air mataku langsung turun tak tertahankan. Aku sedang disetubuhi oleh pria yang sama sekali tidak ku kenal, yang baru saja kulihat beberapa saat yang lalu.Aku mencoba meronta tapi kedua tanganku dipegang dengan erat oleh mbak Wati. Sementara lelaki yang katanya namanya pak Wawan itu tampak sedang menikmati sekali sempitnya lubang vaginaku. Dia meracau tak jelas, entah apa yang dikatakannya.Aku teringat anak dan suamiku. Kalau dipikir lagi, ini adalah pertama kalinya sejak menikah aku keluar sendirian tanpa pamit kepada suamiku, dan ternyata aku malah mengalami hal seperti ini. Huks, maafkan aku mas Andri.Aku yang sedang terpejam merasakan ada sesuatu yang menempel di wajahku. Betapa terkejutnya aku ketika membuka mata, mbak Wati sedang mengangkangiku, vaginanya persis berada di depan wajahku.“Jilati dong bu guru,” aku tersentak mendengar permintaannya.Tak pernah seumur-umur aku menjilati vagina wanita lain. Bahkan dengan suamiku saja, aku jarang sekali melakukan oral, dan kini malah wanita ini dengan seenaknya menyuruhku menjilat vaginanya? Aku pun menggeleng. Tapi dia malah menggesek-gesekkan vaginanya di wajahku, membuatku terpejam jijik.Melihat aku tak memenuhi permintaannya, dia mengentikan perbuatannya. Aku penasaran apa yang akan diperbuatnya lagi dan membuka mataku.“Pak Wawan,” dia menengok ke belakang dan memanggil pak Wawan yang sedang menggenjotku, seperti sedang memberikan sebuah kode kepadanya.“Aaaaaarrrggghhhh ampuuuunnn..” aku menjerit karena tiba-tiba penis pak Wawan yang besar itu menyodok vaginaku dengan brutal.Bukan hanya itu, dia bahkan membetot kedua puting susuku dengan sangat keras. Sakit sekali rasanya.“Keluarin lidah bu guru kalau nggak pengen lebih disakiti lagi.”Aku yang takut mau tak mau menjulurkan lidahku, dan disambut dengan bibir vaginanya. Aku semakin menangis menyadari kondisiku sekarang. Vaginaku sedang diperkosa oleh pria yang sama sekali tak ku kenal, dan aku dipaksa untuk mengoral vagina wanita lain. Betapa menyedihkanya seorang istri yang alim dan setia dipaksa melakukan ini, tapi itulah yang terjadi.Entah berapa lama aku diperlakukan seperti itu, hingga kurasakan sodokan penis pak Wawan kian kencang, dan goyangan pantat mbak Wati di wajahku juga semakin cepat. Aku tahu mereka akan orgasme. Masalahnya, aku juga merasakan yang sama.Tak bisa kupungkiri, penis pak Wawan yang besar itu, yang tadinya membuatku kesakitan, justru sekarang terasa sangat nikmat, beda dengan penis mas Andri yang ukurannya lebih kecil dan pendek.“Aaahh bu guruuu, aku keluaarrr, aku pejuiin memekmuuu aaaahhhh..”Setelah dari tadi meracau tak jelas, akhirnya itulah yang kudengar dari mulut pak Wawan. Aku tak ingin lelaki itu orgasme di dalam vaginaku, tapi aku tak bisa berbuat apa-apa.“Aaaahh keluaaaaarrrr…”Crot crot crot..Entah berapa kali semburan sperma panas pak Wawan memenuhi rahimku, membuat tubuhku juga ikut mengejang karena merasakan orgasme yang sangat dahsyat, lebih nikmat dari yang kurasakan selama ini. Benar-benar luar biasa.Disaat yang bersamaan, vagina mbak Wati juga memuncratkan cairan orgasmenya, banyak sekali sampai masuk ke dalam mulutku. Aku gelagapan dan ada yang tertelan juga tadi.Mereka berdua kemudian melepaskanku. Tangisku langsung pecah. Aku bersingut memeluk tubuhku sendiri. Tapi kedua orang itu tampak cuek. Kurasakan ada cairan yang merembes keluar dari vaginaku, itu pasti sperma pak Wawan.Saat aku masih menangis tiba-tiba tubuhku ditarik oleh pak Wawan hingga terletang, lalu dia memaksa memasukan penisnya ke dalam mulutku. Aku yang sudah tak berdaya tak mampu lagi melawan, membiarkan penis besar itu keluar masuk seenaknya di dalam mulutku. Sementara di bawah kurasakan mbak Wati menjilati vaginaku.Aku bergidik, apa dia tidak jijik dengan sperma pak Wawan yang masih ada di vaginaku? Eh tapi tunggu dulu, bukankah penis ini juga masih ada spermanya? Belum dibersihkan kan tadi? Mendadak aku mual tadi pak Wawan terus memompa penisnya di mulutku, bahkan sampai menyentuh tenggorokanku, membuatku beberapa kali tersedak.Puncaknya saat dia membenamkan penisnya dalam-dalam, lalu kurasakan spermanya muncrat masuk ke dalam tenggorokanku. Karena kesulitan bernafas mau tak mau kutelan habis sperma itu.


Aku tercekat, pertama kalinya aku menelan sperma. Kembali aku menangis sejadi-jadinya, karena telah memberikan apa yang tak pernah kuberikan kepada suamiku sebelumnya. Kedua orang ini telah benar-benar menghancurkan kehormatanku sebagai seorang wanita.“Wati, bersihin tubuhnya, aku masih mau pake lagi,” perintah pak Wawan kepada mbak Wati.“Siap bos.”Mbak Wati kemudian memapahku ke bathtub. Dia lalu menyiramiku dengan air dingin, membuatku menggigil. Setelah itu dia keringkan tubuhku dengan handuk. Di matras tempatku di perkosa tadi, ternyata alasnya sudah diganti oleh pak Wawan. Aku dibiarkan saja duduk disitu sambil terus menangis.Belum sempat pak Wawan ataupun mbak Wati melakukan apapun kepadaku, tiba-tiba handphoneku berbunyi. Mbak Wati mengambilkannya, dan begitu kulihat ternyata suamiku menelpon.“Ha,, halo, assalamualaikum pa.”“Waalaikumsalam ma. Mama lagi gimana?”“Hmm, ini lagi keluar ke tempat temen, kenapa pa?”“Oh nggak, cuma mau kasih tahu aja nanti papa pulangnya telat, biasa lembur akhir bulan. Jadi mama nanti nggak usah nungguin, tidur duluan aja nggak papa.”“Emang papa pulangnya jam berapa?”“Yaah nggak tahu ma, serampungnya aja. Mungkin bisa sampai jam 12 malam.”“Hah, jam 12?”“Iya ma. Ya udah ya, papa masih banyak kerjaan ini. Assalamualaikum.”“Waalaikumsalam.”Aku meletakkan handphoneku. Pak Wawan dan mbak Wati kulihat tersenyum-senyum saja.“Kenapa? Suamimu pulang malam?”Aku hanya mengangguk saja.“Wah, berarti kita punya banyak waktu dong. Aku masih belum puas ngerasain memek kamu.”“Pak, udah pak saya mohon. Saya mau pulang, anak saya nunggu di rumah.”“Nggak bisa, hari ini tugas kamu cuma 1, ngelayanin aku sampai aku puas. Kalau kamu nggak bisa bikin aku puas, kamu nggak boleh pulang.”Aku pun menangis pasrah. Tak ada lagi yang bisa kulakukan selain menuruti apa perintah pria itu. Tak lama kemudian mbak Wati keluar dari ruangan ini setelah memakai lagi pakaian kerjanya. Meninggalkan aku berdua dengan pak Wawan.Hari itu aku benar-benar dihabisi oleh pak Wawan. Seharian penuh tubuhku dipaksa melayaninya. Berbagai macam posisi seks yang tak pernah kulakukan dengan suamiku kami lakukan hari itu. Aku benar-benar sampai lemas dibuatnya. Entah berapa kali dia menyirami rahimku dengan spermanya, yang saja kental dan seolah tak ada habisnya. Entah berapa kali juga aku dipaksa untuk meminum cairannya itu.Pak Wawan bahkan memintaku untuk memakai semua pakainku, lengkap dengan jilbabku. Kemudian dia kembali memperkosaku. Katanya aku jauh lebih menggairahkan dengan jilbab di kepalaku seperti ini. Sementara aku kian merasa berdosa, seorang wanita alim berjilbab, seorang istri setia, tapi sedang naik turun di atas tubuh pria lain, dengan kontolnya berada di dalam memekku.Saat sama-sama istirahat, barulah aku tahu kalau pak Wawan ini sebenarnya adalah pemilik panti pijat ini. Dia sudah berkali-kali menjerat wanita seperti diriku meskipun belum sebulan buka. Wanita-wanita yang menurutnya cantik dan sesuai seleranya, akan bernasib sama seperti aku, tak peduli itu masih perawan, ataupun sudah menikah sepertiku. Tak peduli itu wanita berpenampilan seksi ataupun yang berjilbab sepertiku.Bahkan aku juga tahu kalau Susan menyuruhku kesini itu atas perintah pak Wawan. Dia telah merekam semua apa yang terjadi di kamar ini, termasuk ketika memerawani Susan 2 minggu yang lalu. Dengan berbekal rekaman itu dia mengancam para wanita yang sudah berhasil dia perkosa untuk menjadi budak seksnya. Tapi pak Wawan memberikan sebuah pilihan sulit kepada para wanita itu, termasuk aku sekarang.Dia akan berhenti membuat kami menjadi budah seks, asalkan kami mau mencarikannya korban baru. Dia yang menentukan siapa korbannya, itu dilihat dari foto-foto di handphone, juga dari sosial media kami. Kalau kami bersedia, maka dia akan melepaskan kami, tapi kalau tidak, maka kami akan terus menjadi budak seksnya.Menurut cerita pak Wawan, sebagian dari yang sudah berhasil dia perkosa memilih untuk mencarikan korban baru, sisanya memilih untuk tetap bertahan karena merasa lebih terpuaskan dengan pak Wawan ketimbang oleh pasangan mereka masing-masing.Sekarang aku berada di persimpangan. Pak Wawan baru saja memilih seseorang dari handphoneku untuk menjadi penggantiku. Jika aku berhasil membuatnya terjebak disini, pak Wawan akan melepaskanku.Masalahnya, orang yang dipilih pak Wawan itu adalah adik iparku sendiri, dan dia belum menikah. Aku jadi tak tega untuk mengorbankanya juga. Aku tak ingin keperawanannya hilang oleh lelaki busuk ini. Tapi kalau aku tidak menurutinya, aku akan terus menjadi budak seks pak Wawan.


Aku sangat bingung. Aku benar-benar tak ingin mengorbankan adik iparku. Aku sudah mencoba memberinya pilihan lain tapi dia tak mau. Apakah aku harus mengorbankan adik iparku? Atau tetap bertahan menjadi budak seks pak Wawan? Masalahnya, aku sudah mulai menikmati perkosaan atas diriku, yang nikmatnya jauh melebihi dari apa yang bisa diberikan oleh suamiku.
Share:

Berbagi Kehangatan Dengan Wanita Lain

 

Umur saya saat ini 28 tahun, isteri saya juga seumur, namanya Maya. Anak saya baru umur 3 tahun, dan dia baru masuk Playgroup. Nah, di sekolahan anak saya inilah, isteri saya kenal sama nyokapnya teman anak saya. Namanya Katrine. Sebenarnya si Katrine ini orangnya nggak cakep-cakep amat, yah, lumayan-lah. Menurut saya sih, mendingan isteri saya.Makanya, sewaktu kenalan sama si Katrine ini, saya sama sekali nggak ada pikiran yang macam-macam. Sampai lama-kelamaan isteri saya mulai akrab sama si Katrine. Mereka sering pergi sama-sama.Nah, suatu hari, si Katrine telpon isteri saya buat ngasih tahu bahwa dia sekeluarga lagi dapat voucher menginap satu malam di sebuah Hotel bintang lima di Jakarta. Dia suruh isteri saya datang buat mencoba fasilitas-fasilitas yang disediakan hotel tersebut. Nah, karena ada kesempetan buat berenang, fitness dan lain-lain gratis, maka saya berdua nggak menyia-nyiakan kesempatan ini.


Siangnya saya berdua nyusul ke hotel tersebut. Sesampainya di sana, saya berdua langsung menuju ke kolam renang, karena si Katrine sudah janjian nunggu disitu. benar aja, begitu ngeliat saya berdua datang, si Katrine langsung manggil-manggil sambil melambaikan tangannya.“Hai May, Dan.. ”
“Hai Kat.. Mana suami sama anak kamu?” tanya isteri saya.
“Biasa, dua-duanya lagi tidur siang tuh..” kata si Katrine.
“Kamu berdua aja.. Mana anak kamu?”
“Nggak ikut deh, Kat.. Abisnya repot kalau ngajak anak kecil” kataku.
“Ya sudah, sekarang gimana, kamu berdua mau berenang nggak? Atau mau Fitness aja?”
“Langsung Fitness aja deh, Kat”Begitulah, setelah itu kita bertiga langsung menuju ke tempat Fitnessnya. Dan setelah ganti baju di locker room, kita bertiga mulai berfitnes-ria. Asyik juga sih, sampai-sampai nggak terasa sudah hampir tiga jam kita fitness.Wah, badan rasanya sudah capek benar nih. Setelah selesai kita bertiga terus bilas di ruang ganti, dan langsung menuju ke ruang Whirlpool. Nah, sampai disini kita bertiga bingung, sebab ruang whirpoolnya ternyata cuma satu. Wah gimana nih? Tapi akhirnya kita coba-coba aja, dan ternyata benar, cewek sama cowok jadi satu ruangannya.Wah, malu juga nih.. Apalagi si Katrine, soalnya kita bertiga cuma dililit sama kain handuk. Setelah masuk ke dalam, saya tertegun, karena di dalam saya lihat ada cewek yang dengan santainya lagi jalan mondar-mandir dalam keadaan.. Bugil. Wah.. Gawat nih. Setelah saya lirik, ternyata si Katrine juga lagi ngeliatin tuh cewek yang kesannya cuek banget. Selagi kita bertiga bengong-bengong, tahu-tahu kita disamperin sama locker-girlnya.


“Mari Mbak, Mas.. Handuknya saya simpan,” kata si Mbak locker itu dengan suara yang halus.
“Ha? Disimpan?” tanya saya sambil kebingungan.
“Hi-hi-hi.. Iya, Mas, memang begitu peraturannya.. Biar air kolamnya nggak kotor.. ” sahut si Mbak dengan senyum genit.“Wah.. Mati deh saya”, batin saya dalem hati, masa saya musti berbugil ria di depan satu, dua, tiga.. Empat orang cewek sih? Sementara itu saya liat isteri saya sama si Katrine juga lagi saling pandang kebingungan. Akhirnya saya yang memutuskan,“Hm.. Gini deh, Mbak.. Kita liat-liat aja dulu.. Nanti kalau mau berendam baru kita taruh handuknya di sini”
“Iya deh, Mas..” kata si Mbak lagi sambil tersenyum genit. Terus dia langsung berbalik jalan keluar ruangan.Setelah tinggal bertiga, isteri saya langsung memandang si Katrine,“Gimana nih, Kat?”Selagi si Katrine masih terdiam bingung, isteri saya langsung ngomong lagi,“Ya sudah deh.. Kita terusin aja yuk,” katanya sambil melepaskan handuknya.
“Sudah deh, Kat.. Buka aja.. nggak apa-apa kok,” kata isteri saya lagi.
“Benar nih, May? Terus si Danny gimana?” tanya si Katrine sambil melirik malu-malu ke arah saya.Pada saat itu saya cuma bisa pasrah aja, dan berdoa moga-moga burung saya nggak sampai bangun. Sebab kalau bangun kan gawat, si Katrine bisa tahu karena saya cuma dililit handuk doang.“Nggak apa-apa.. Anggap saja kita kasih dia tontonan gratis” sahut isteri saya lagi.Gawat juga nih, saya benar-benar nggak nyangka kalau isteri saya sebaik ini. Sebab biasanya dia cemburuan banget. Akhirnya pelan-pelan si Katrine mau juga ngelepasin handuknya. Aduh mak.. Begitu dia lepas handuknya, saya langsung bisa ngeliat dua buah teteknya yang membulat.. dan.. jembutnya yang.. gile.. lebat banget!Langsung aja saya menelan ludah saya sendiri.. sambil menatap bengong ke tubuh si Katrine. Ngelihat keadaan saya yang kayak orang linglung itu, isteri saya langsung tertawa geli. Sementara si Katrine masih berusaha menutupi vaginanya dengan kedua tangannya.“Kenapa Dan.. Jangan bengong gitu dong, sekarang kamu yang musti buka handuk tuh,” kata isteri saya lagi.Busyet.. Masa saya disuruh bugil di depan si Katrine sih? Tapi karena takut kalau-kalau nanti isteri saya berubah pikiran, langsung aja deh saya lepas handuk saya. Seiring dengan gerakan saya ngelepas handuk, saya lihat si Katrine langsung membuang muka jengah.“Lho, kenapa Kat.. nggak apa-apa kok.. Tadi si Danny juga ngeliatin body kamu, sampai terangsang tuh.. Lihat deh,” kata isteri saya lagi sambil menatap burung saya. Akhirnya si Katrine ngelirik juga ke burung saya, dan.. Wah.. dasar burung kurang ajar, begitu diliatin dua orang cewek, perlahan tapi pasti dia mulai bangkit. Pelan-pelan mengangguk-angguk, sampai akhirnya benar-benar tegang setegang-tegangnya. Wah, mokal banget deh, saya..“Tuh-kan, Kat.. Benarkan dia sudah terangsang ngeliatin body kamuy..” kata isteri saya lagi. Ngeliat burung saya yang sudah tegang benar, akhirnya dua-duanya nggak tahan lagi. Pada tertawa terpingkal-pingkal. Ngedenger suara ketawa mereka, cewek yang sendirian tadi langsung nengok.. dan begitu ngeliat burung saya, dia juga langsung ikut ketawa.“Wah, dik.. Dia sudah nggak tahan tuh..” katanya pada isteri saya, sambil ngelirikin burung saya terus. Akhirnya daripada terus jadi bahan tertawaan, langsung aja deh, saya nyebur ke kolam whirpool. Nggak lama kemudian isteri saya dan si Katrine nyusul. Akhirnya kita berempat berendam deh di kolam. Tapi nggak lama kemudian si Cewek itu bangun..“Mbak sudahan dulu yah, Dik.. Mmm.. Tapi jangan disia-siakan tuh..” katanya sambil menunjuk ke selangkangan saya lagi. Buset nih cewek, rupanya dari tadi dia merhatiin kalau burung saya masih tegang terus.Langsung saja saya berusaha tutupin burung saya pakai kedua telapak tangan. Sambil tersenyum genit, akhirnya cewek itu keluar ruangan. Nah, begitu tinggal kita bertiga, isteri saya langsung pindah posisi. Sekarang jadi saya yang ada ditengah-tengah mereka berdua.“Dan.. Dari tadi kok tegang melulu sih?” tanya isteri saya sambil menggenggam burung saya. Saya cuma bisa menggeleng saja sambil melirik si Katrine.
“Ih.. Keras amat, kayak batu,” kata isteri saya lagi. Lalu, tanpa saya duga dia langsung ngomong ke si Katrine.
“Sini deh, Kat.. Mau cobain megang burung suami saya nggak nih?”
Haa? Saya sama si Katrine jadi terbengong-bengong.“Bbb.. Boleh, May?” tanya si Katrine.
“Boleh, rasain deh.. Keras banget tuh,” kata isteri saya lagi. Pelan-pelan, si Katrine mulai ngegerayangin paha saya, makin lama makin naik, sampai akhirnya kepegang juga deh, torpedo saya. Wuih, rasanya benar-benar nikmat.“Iya lho, May.. Kok bisa keras begini ya. Pasti enak sekali kalau dimasukin yah, May,” kata si Katrine lagi sambil terus mengelus-ngelus burung saya. Wah, saya sudah nggak tahan, tanpa minta persetujuan isteri saya lagi, langsung aja deh, saya tarik si Katrine, saya lumat bibirnya.. sambil tangan saya meremas-remas teteknya.“Akh..” Katrine menggelinjang. Langsung saya angkat si Katrine dari dalam air, saya dudukin di pinggiran kolam.. Kakinya saya buka lebar-lebar, dan.. langsung deh saya benamin wajah saya ke dalam selangkangannya, sehingga si Katrine semakin mengerang-ngerang. Sementara itu isteri saya tetap giat mengocok-ngocok burung saya. Akhirnya karena sudah nggak tahan lagi, kita bertiga naik ke pinggiran kolam.“Gantian dong, Kat.. Biar si Danny ngejilatin vagina saya, saya juga kepengen nih..” kata isteri saya dengan bernafsu. Karena dia sudah memelas begitu, langsung saja deh, saya jilatin vagina isteri saya. Saya gigit-gigit kecil clitorisnya sampai dia merem-melek.


Katrine pun nggak tinggal diam, ngeliat saya lagi sibuk, dia langsung saja meraih burung saya, terus dimasukin ke dalam mulutnya. Wah.. nggak nyangka, ternyata hisapannya benar-benar maut. Rasanya kita bertiga sudah nggak ingat apa-apa lagi, nggak peduli kalau-kalau nanti ada orang yang masuk.Setelah beberapa lama, isteri saya ternyata sudah nggak tahan lagi.“Ayo, Dan.. Cepetan masukin.. saya sudah nggak kuat lagi nih..” pintanya memelas. Akhirnya berhubung saya juga sudah nggak tahan lagi, saya cabut saja burung saya dari dalam mulut si Katrine, terus saya masukin ke dalam vagina isteri saya.Akh.. benar-benar nikmat, sambil terus saya dorong keluar-masuk. Katrine nggak tinggal diam, sambil meremas-remas payudara isteri saya, dia terus ngejilatin buah Zakar saya. Wah.. rasanya benar-benar.. RUUAARR BBIIAASA! Nggak lama kemudian, mungkin karena sudah terlalu terangsang, isteri saya menjerit kecil..Meneriakkan kepuasan.. Sehingga saya merasakan sesuatu yang sangat hangat di dalam lubang vaginanya. Melihat isteri saya sudah selesai, si Katrine langsung bertanya dengan wajah harap-harap cemas.“Ngg.. Sekarang saya boleh nggak ngerasain tusukan suami kamu, May?”“Tentu aja boleh, Kat..” jawab isteri saya sambil mencium bibir si Katrine. Mendapat lampu hijau, Katrine langsung mengambil burung saya yang sudah lengket (tapi masih tegang benar) terus dibimbingnya ke dalam lubang vaginanya yang ditutupi semak belukar.“Aaakkhh..” desis si Katrine setelah saya dorong burung saya pelan-pelan.
“Ayo, Dan.. Terus, Dan.. I Love You..” kelihatannya si Katrine benar-benar mendapatkan kenikmatan yang luar biasa. Sambil saya goyang-goyang, isteri saya menjilati teteknya si Katrine. “Aduh, May.. Dan.. I love you both..”Pokoknya selama saya dan isteri saya bekerja, mulut si Katrine mendesis-desis terus. Kemudian, mungkin karena isteri saya nggak mau ngedengerin desisan si Katrine terus, akhirnya dia bangun dan mengarahkan vaginanya ke muka si Katrine.Dengan sigap Katrine menyambut vagina isteri saya dengan juluran lidahnya. Sampai kira-kira sepuluh menit kita bertiga dalam posisi seperti itu, akhirnya saya sudah benar-benar nggak tahan lagi.. dan.. ahh.. saya merasakan desakan si Katrine mengencang, akhh..Akhirnya jebol juga pertahanan saya. Dan disaat yang berbarengan kita bertiga merasakan suatu sensasi yang luar biasa.. Kita bertiga saling merangkul sekuat-kuatnya, sampai.. Aahh..Begitulah, setelah itu kita bertiga terkulai lemas sambil tersenyum puas..“Thank you Danny, .. Maya.. Ini benar-benar pengalaman yang luar biasa buat saya..”
“Ha.. ha.. ha.. Sama, Kat.. saya juga benar-benar merasakan nikmat yang yang nggak pernah saya bayangin sebelumnya. Sayang suami kamu nggak ikut yah, Kat,” kata isteri saya.“Gimana kalau kapan-kapan kita ajak suami kamu sekalian, boleh nggak, Kat?”
“Benar May.. Ide yang bagus, tapi kita nggak boleh ngomong langsung, May.. Musti kita pancing dulu..” kata si Katrine.“Setuju,” sahut isteri saya.
“Gimana Dan.. Boleh nggak?”Untuk sesaat saya nggak bisa menjawab. Bayangin, masa saya musti berbagi isteri saya sama suaminya si Katrine? Rasanya perasaan cemburu saya nggak rela. Tapi, ngebayangin sensasi yang akan terjadi kalau kita main berempat sekaligus.. Wah..


“Boleh, nanti kamu atur yah, Kat.. Biar saya bisa ngerasain lagi hangatnya lubang vagina kamu.. Ha.. ha..” akhirnya saya menyetujui.
Share:

Berbuat Mesum Di Warnet Waktu Mati Lampu

Malam semakin larut, dingin, karena langit terus mencurahkan air matanya sejak sore tadi, ditambah lagi ruangan itu ac menyala sedari pagi. Sanny melirik jam di ujung kanan tampilan monitornya, sudah jam 3 dini hari.Sanny mulai merasakan kantuk menyerangnya, matanya mulai berat, tapi mengingat kewajibannya, dia tetap berusaha untuk menahan rasa kantuk itu. Sudah beberapa hari ini dia bekerja di sebuah warnet milik sepupunya yang buka selama 24 jam. Dan malangnya, Sanny harus menjaga warnet itu saat malam hari.Awalnya ia enggan, tapi setelah diyakinkan oleh sepupunya bahwa warnet itu aman di malam hari, maka akhirnya Sanny terpaksa menurutinya. Mau gimana lagi, Cecep -sepupunya itu- itu bekerja malam hari disebuah pabrik di daerah bekasi, dan baru bisa menggantikannya menjaga net itu sepulang kerja sampai tengah hari, sedangkan Dimas yg biasa shift malam di net itu sedang pulang ke kampung halamannya.

Malam itu cuma ada seorang pemuda yang sedang main di warnet itu, usianya kira2 sebaya dengan calon suaminya di kampung. Sejak sore pemuda itu sudah datang dan memang sejak awal Sanny bekerja di net tersebut, pemuda itu memang selalu datang sore hari dan baru pulang saat subuh.Dia sempat berpikir tentang apa kerja pemuda tersebut, karena dalam benaknya, tidak mungkin pemuda itu bekerja di siang hari karena malam harinya dia selalu bergadang di net ini. Tapi dia sadar, inilah kota besar, pemudanya tidak seperti di kampungnya yang biasa berada di masjid saat malam tiba. Dia merasa beruntung karena calon suaminya adalah seorang aktifis dakwah, sama seperti dirinya.“Mbak, teh botol 1 ya?” Suara itu mengagetkannya.

“Oh, iya Mas, silahkan.” Jawabnya

“Loh kuncinya mana Mba?”

“Oh, iya, ini Mas” Jawab Sanny sambil menyerahkan kunci yang lupa diberikannya.di Net tersebut, Lemari Es tempat penyimpanan minuman memang sengaja dikunci karena seringnya para user yg tidak bertanggung jawab mengambil minuman tanpa membayar saat sang operator sedang lengah.Pikiran Sanny kembali menerawang kepada sosok calon suaminya. Lelaki yg sebenarnya sudah lama dia kenal, tapi baru bisa dia dengar suaranya saat proses lamaran tepat 1 minggu sebelum Sanny berangkat ke Jakarta untuk bekerja pada sepupunya pemilik warnet ini. Dia sengaja bekerja di jakarta menjelang pernikahannya, Untuk menghindari hal2 yang tidak diinginkan, pikirnya.

Ya, dalam pikirannya,bisa saja mereka terjerumus di dalam dosa.. Wong yang mereka yg baru pacaran saja bisa melakukan hal2 nekad, apalagi dirinya yg sudah bertunangan. Walaupun dia yakin dia dan calon suaminya tak mungkin melakukan hal2 yg dilarang agama meskipun mereka sudah resmi bertunangan dan pelaksanaan akad nikahnya sendiri tinggal 2 minggu lagi. Intinya, 2 minggu itu masih mungkin terjadi hal2 yg tidak diinginkan olehnya.“Tuh kan, bengong lagi, lagi mikirin apa seh, Mba?? tiba2 pemuda itu sudah berada di sampingnya lagi, dan lebih membuatnya kaget lagi.

“Eh, engga Mas, ada apa? Ada yg bisa saya bantu?” jawabnya tergagap

“Itu mba, tolong Share-in file yg ada di foldernya Dimas dong. Penting nih.”“Oh iya, sebentar ya” Sanny pun meraih Mouse dan mencari folder yg dimaksud, tapi entah karena apa, pemuda tersebut tiba2 berkata “eh, maaf Mba, biar saya aja deh yg cari, gak enak sama mba, mba kesana aja dulu sebentar.”Sanny jd bingung, dia pun melangkah sedikit menjauh, dalam hatinya, mungkin itu file rahasia yg tidak boleh dilihat oleh siapapun, kecuali oleh Dimas. Setelah beberapa saat, pemuda itu berdiri dan kembali mempersilahkan Sanny duduk di bangku operator tersebut.“Udah Mba, Makasih ya.”ucapnya sambil berlalu meninggalkan Sanny.Sanny kembali menatap jam di pojok kanan bawah monitor, hampir 1/2 4. berarti, 1 jam lagi sepupunya pulang, dan dia bisa istirahat setelah sholat subuh di rumah pamannya yg kira2 berjarak 100 meter dari net itu.tiba2 dia teringat sesuatu, tadi sore, sebelum berangkat Cecep sempat memintanya untuk memindahkan file2nya ke folder baru. Setelah membuat folder baru,dia mulai mencari file2 milik Cecep yg ternyata bertebaran dimana-mana,tak terasa, saat azan subuh pekerjaan itu baru selesai, benar2 si Cecep itu, brantakan sekali sih orangnya.. PIkirnya dalam hati.Tak lama, Cecep masuk ke net, dia masih keliatan segar meskipun baru pulang kerja.“Gimana San? Rame Gak?? ” Tanyanya

“Cuma ada 1 orang, itu yg biasa main dari sore sampai pagi.”

“Oh si Cecep ya?” Biasa dia mah. Ya udah km sana istirahat.”“Iya, aku pulang dulu ya.. Sanny pun mulai beranjak meninggalkan warnet menuju rumah sodaranya tersebut, keluarga saudaranya tersebut pasti belum pada bangun, yah mau gimana lg, dia hanya menumpang di rumah tersebut, mau bicara apa pun terasa tidak enak, untung saja dia diberi pegangan kunci cadangan, jd dia tak perlu membangunkan orang2 yg masih terlelap dalam tidurnya tersebut.EsoknyaHUjan kembali turun sejak sore, dan kini ditambah dengan suara petir yg sesekali menggelagar di atas sana. Lagi-lagi, sama seperti kemarin, cuma ada si pemuda yg bernama Cecep di net itu. Waktu menunjukkan pukul 1 dinihari ketika tiba2 saja listrik padam.“Yah Mba, gimana neh??” Kata Cecep setengah berteriak. Sanny tidak menjawab apa2, dia sibuk mencari lilin untuk menerangi ruangan itu.

“Payah deh, lagi seru2nya pake mati lampu segala lagi,” kata Cecep yg sudah berdiri tak jauh dari Sanny.

“Ada lilin, MBa??

“Ada ini baru ketemu, ini saya lg cari koreknya”

“OH, ini aja, saya ada korek kok.”sigap tangan Cecep menyalakan korek dan mengarahkan apinya ke sumbu lilin yg disodorkan Sanny. Lalu lilin itu ditempatkan tak jauh dari meja server. Lumayan menerangi ruangan tersebut. Cecep meraih bangku yg ada disamping, lalu duduk disamping Sanny.Sanny sempat merasa tidak nyaman dengan kondisi tersebut, sebagai seorang akhwat – wanita yg aktif dalam kajian dan kegiatan dakwah – suasana seperti itu jelas sangat tidak berkenan dalam hatinya. Berdua2an dengan seorang pria yg tidak dikenalnya, dalam keadaan gelap dengan penerangan bermodalkan secercah cahaya lilin, wew, jelas sangat tidak nyaman baginya.Tak sekalipun ia pernah mengalami saat2 seperti itu, tapi mau bagaimana lagi, keadaan memaksa, tak enak rasanya mengusir langganan yang setiap malam selalu datang ke warnet itu seperti Cecep.Mereka diam, tak ada hal yang bisa dibahas sebagai bahan pembicaraan. setengah jam berlalu dalam keheningan, dan listrik belum juga menyala. Keheningan berlalu saat Cecep meminta kunci kulkas.“Haus nih mba, aku ambil minum ya.”untung saja Sanny sudah hapal tempat kunci itu biasa diletakkan, tak lama, kunci itu sudah berada di tangan Cecep. Cecep bergegas mengambil minuman dan membuka tutup botolnya. Sanny terperangah ketika Cecep memberikannya sebotol teh kepadanya.“Biar gak ngantuk,”Kata Cecep singkat

“Oh, iya makasih mas, ntar biar saya bayar sendiri ya”

“Ah, jangan, biar saya aja. kan aku yg ambilin”

“Yah, terserahlah,” Akhirnya Sanny mengalah karena merasa tak enak hati.dia tak langsung meminumnya karena Cecep lebih dulu bertanya padanya.“Katanya sebentar lagi mau nikah ya Mba?

“Iya Mas, kok tau? Dari Cecep ya?

“Iya, tadi sore dia cerita. Tapi kok 2 minggu lagi nikah, mba malah ke jakarta n kerja disini?

“Ribet Mas ngejelasinnya. Intinya sih, saya mau nahan diri, itu aja.”

“Nahan diri? Nahan diri dari apaan? Tanya Cecep

“Dari nafsu, saya ngga mau melakukan hal2 yg mengundang saya pada maksiat bersama tunangan saya.” Jawab Sanny

“OH gitu toh, ic ic” Cecep manggut2 seolah mengerti, padahal dia kurang paham apa yg dimaksud oleh Sanny.“Di minum mba minumannya” kata Cecep mempersilahkan Sanny untuk meminum minuman yg telah dibelikannya. merasa tak enak, Sanny pun meminum teh pemberian Cecep tersebut. Cecep sendiri menatap sambil menyunggingkan senyum.Tak lama setelah meminum minuman tersebut, kantuk yg sangat hebat tiba menyerang Sanny, kepalanya juga terasa sangat berat. Sempat di lihatnya jam yang baru menunjukkan pukul 2, setelah ia merasakan matanya tak sanggup lagi menahan rasa kantuk yg mendadak tiba tersebut.Sanny terbangun saat dia merasakan ada sesuatu yg meraba payudaranya. dia seperti tersengat oleh listrik ribuan kilowatt saat dia melihat jubah yg ia kenakan telah terbuka kancing di bagian depannya, dan dia lebih terkaget2 lagi saat menyadari Cecep sedang meraba payudaranya. Bra yg dikenakannya sdh tidak menutupi 2 bukit indah yg menjulang tersebut.“Ngapain kamu, tolong hentikan, jgn macam2 kamu.” katanya sambil berusaha menepis tangan Cecep yg sedang menggerayangi payudaranya.Tapi tangannya terasa sangat lemah, ia seperti tidak punya tenaga untuk mengangkat tangannya sekalipun. Cecep hanya diam, dia tak menjawab apa2. cuma Tangannya yg terus bergerak, meremas, dan sesekali menyentuh dengan lembut puting payudara Sanny dengan jarinya.Tak cuma itu, Cecep pun mulai menciumi bukit indah itu, lidahnya mengulum dan menggigit kecil puting susu Sanny yang masih berwarna pink tersebut. Cecep tahu betul, puting susu seperti yang ada dihadapannya pasti belum pernah terjamah oleh lidah, bahkan oleh tangan lelaki lain.Cecep tak menghiraukan gadis yang terus berusaha meronta dengan tenaga nya yg lemah itu. Bahkan, tangannya pun mulai bergerak kebawah, menyelusup masuk ke dalam celana dalam Sanny setelah ia membuka kancing rok yg dikenakan Sanny.Sanny sedikit histeris ketika vaginanya disentuh oleh jemari Cecep, tapi suaranya jelas tak kan terdengar oleh siapa2, selain di luar sedang hujan, tak ada bangunan yg ada di dekat warnet itu, satu2nya bangunan terdekat adalah rumah Cecep, tempat Sanny menumpang, itu pun jaraknya lumayan jauh.Cecep mengusap gundukan bukit yg sedikit berbulu itu, disentuh nya dengan lembut bibir vagina tersebut sampai akhirnya Cecep tak sabar dan segera melepaskan rok dan celana dalam yang membungkus bagian bawah tubuh Sanny.Sanny terus berusaha berontak dengan tenaga lemahnya, rupanya, minuman yg diminumnya dicampur oleh obat bius oleh Cecep, entah kapan Cecep memasukkan obat bius tersebut. Usaha berontak Sanny jelas tidak berarti apa2 bagi Cecep, yang ada Cecep malah semakin liar menciumi payudaranya.. jarinya pun mulai berusaha untuk memasuki liang vagina Sanny.

Sanny menggigit bibirnya ketika dia merasakan jari tengah Cecep perlahan mulai masuk ke dalam vaginanya.. Perih.. dan dia pun merasakan ada sesuatu yang mengalir dari dalam vaginanya..“Oh, kamu masih perawan ya San??” tanya Cecep setelah ia melihat apa yg membasahi jarinya..bukannya Iba dan menghentikan perbuatannya Cecep kembali memasukkan jarinya. dan mulai menggerakkannya keluar masuk secara perlahan-lahan, dia melakukannya dengan lembut sambil bibir dan lidah nya tak berhenti bermain di payudara gadis tersebut.“argh …. tolong hentikan Cep.” kata Sanny terbata-bata.Nafasnya mulai memburu, tak dapat diingkari, meski perih, meski kehormatannya sedang direnggut oleh Cecep, ada perasaan aneh yg menyelusup ke dalam sanubarinya. Perasaan itu semakin menjadi2 saat jemari Cecep semakin bergerak cepat di dalam vaginanya yg terasa semakin licin oleh Cecep.entah karena sebab apa, Sanny mulai menghentikan usahanya untuk berontak, sebaliknya,dia malah menekan kepala Cecep dengan sisa tenaganya… tentu saja hal tersebut semakin membuat Cecep terbenam dalam bukit payudaranya, ciuman dan kuluman Cecep pun semakin menggila, Cecep terus menjilati puting yang indah tersebut.“Arghhhhh….. Cep….ARghhhh”

“Tolong hentikan Toooonnn…”

“Memek km rapat bgt San, aku suka, aku juga suka sama puting susu km..” Jawab Cecep sambil tangannya terus mengocok vagina Sanny.Tubuh Sanny seakan mengejang, dirasakannya gerakan Cecep menimbulkan perasaan yang sangat berbeda olehnya.. Rasa sakit yg tadi menderanya seakan telah hilang, digantikan oleh suatu rasa yg belum pernah ia rasakan sama sekali sebelumnya.“Argh argh ……” Nafas Sanny semakin memburu, dia sudah tak dapat lagi berkata apa2…

“ssssssshhhh …. arghhhh.” Sanny mulai mendesis, gairah mulai merasuki perasaannya.Cecep sendiri menjadi semakin menjadi, di ambilnya tangan Sanny dan dituntunnya tangan lembut tersebut ke arah penisnya. Karena mulai dikuasai oleh gairah yg memuncak, tak sadar Sanny menuruti pemuda itu, dielusnya penis Cecep yg masih terbungkus celana jins.Tak sadar pula ia mulai membuka resleting celana tersebut dan menyelusupkan jemarinya ke dalam celana dalam Cecep.Tubuh nya terus terasa kejang akibat gerakan jari Cecep di dalam vaginanya, gerakan Jemari Cecep pun semakin cepat, tak sabar, ia menuntun tangan gadis itu untuk menyentuh penisnya.“Pegang seperti ini San,” Katanya sambil membimbing tangan gadis itu untuk menggenggam penisnya..

“Ya Seperti itu. Arghhh…” Cecep berkata sambil merasakan nikmat ketika Sanny mulai menggenggam penisnya.Sanny benar2 telah bergerak berdasarkan instingnya, perlahan dia mulai menggerakkan genggamannya, dia gerakkan penis Cecep, diputarnya dengan bergairah.“Arghhh Cep,,, Cep..” Sanny meracau dengan desahan nafasnya yg semakin tak beraturan..dia benar2 merasakan kenikmatan dari gerakan jari Cecep yg keluar masuk vaginanya yg semakin basah. sesekali Cecep menciumi payudara gadis itu. Mereka terus bercumbu di tengah temaram lilin, suara rintik hujan semakin membuat Cecep bergairah mencumbui gadis berjilbab yang akan menikah itu.Setelah beberapa saat, Cecep melepaskan jarinya, dia juga melepaskan genggaman tangan Sanny dari penisnya. Sanny menatap penis Cecep yg berjongkok di depannya..Baru sekali ini ia melihat penis lelaki dewasa langsung di hadapannya. Cecep yg melihat gadis itu menatap penisnya, mulai meraih kembali tangan gadis itu. Sanny kembali meraih penis Cecep yg sudah mulai mengeras.“Coba dicium San, pasti km suka” katanya pelan, stengah berbisik.Sanny menatap penis itu. Ragu karena dia memang belum pernah melakukannya. Di dorong oleh gairahnya, dia mulai mencium penis itu, dikecupnya penis Cecep. Cecep tak diam, dielus nya kepala Sanny yg masih terbungkus jilbab besarnya. Mullutnya mulai mendesis ketika Sanny mulai mengulum penisnya yg terasa semakin mengeras.akhirnya, ia tak bisa menahan gairahnya… Cecep akhirnya merebahkan tubuh Sanny di lantai, lalu ia merebahkan tubuhnya ke arah yg berlawanan, ia membentuk posisi 69 yg biasa di lihat di video porno yg sering dilihatnya.Sanny kembali menjamah penis yg sekarang ada di depan bibirnya tersebut, Cecep pun mulai memasukkan kembali jemarinya ke dalam vagina Sanny. Dia jg menciumi vagina tersebut, memainkan lidahnya di klitoris gadis itu sambil jarinya tak berhenti bergerak keluar masuk vagina yg semakin basah itu.“arrrrghhh… nikmat bgt San, arghhh …

Cecep semakin bersemangat menjilati vagina Sanny, jarinya semakin cepat bergerak.“Arghh Cep… ” Sanny terus mendesis di sela kulumannya pada penis Cecep.Mereka terus saling menghisap dan mempermainkan kelamin pasangannya beberapa saat. Tak sanggup menahan perasaan yg semakin membuncah, Cecep kembali merubah posisinya. kini dia berjongkok di depan paha Sanny yg masih berbaring. perlahan dia mengarahkan penisnya ke arah vagina Sanny.“Mauu aphaa km Cep?” Tanya Sanny terbata

Cecep tak menjawab, dia membuka paha gadis tersebut, dan mulai mendekatkan penisnya… Sanny tak bisa mengelak,dia justru membuka pahanya lebih lebar… dan dia sedikit histeris ketika penis Cecep yg membesar itu mulai perlahan-lahan memasuki liang vaginanya.“argghhhh …. pelan2 Cep, perih.”

“Iya San, tahan ya…” jawab Cecep penuh perhatian..

dia terus berusaha memasukkan penis nya ke dalam vagina Sanny.arghhh … ssssshhhhh … memekk kamu rapat bgt San… aku suka …

pelan tapi pasti akhirnya penis Cecep berhasil masuk ke dalam vagina Sanny.“arghhh… Cep …” Sanny mendesis menahan rasa nikmat yg tiada taranya itu. Tubuhnya bagai terbang ke awang2.perlahan Cecep menggerakkan pinggulnya, menggerakkan penisnya maju mundur di dalam vagina yg semakin terasa becek itu.. semakin lama gerakannya semakin cepat.. membuat Sanny semakin merasa terbang.. Sanny pun akhirnya tak bisa diam, gairah menuntutnya untuk menggerakkan pinggulnya. Mengimbangi gerakan Cecep yg terus menghajar vaginaMereka saling mendesis merasakan kenikmatan,,,“arghhh… enak San, nikmat bgt”

“Cep …. aku gak tahan” ceracau Sanny sambil menggerakkan pinggulnya semakin cepat. dia benar2 telah kehilangan akalnya, dia hanya merasakan kenikmatan yg tiada tara saat itu…Sanny terus bergerak, tanganya mulai menekan pantat Cecep, ia ingin penis pemuda itu masuk semakin ke dalam liang vaginanya.“argghhh Cepppppp…. trusssss”

sampai akhirnya, Sanny benar2 merasakan tubuhnya kejang, dia merasa ada yg meledak dalam tubuhnya. dia berusaha menahan gerak tubuh Cecep,, tapi pemuda itu tidak berhennti dan malah semakin mempercepat gerakannya…“Cepppp…. argghhhhhh aku …….

“iya San…. argggghhh sabar, aku sudah mau,,,,,

“arghhhh…..”

Akhirnya Cecep merasakan ledakan itu, dia hempaskan tubuhnya ke atas tubuh gadis dibawahnya. Sanny memeluk pemuda itu erat. membiarkan penis yg masih berdenyut itu tetap berada dalam liang vaginanya…



Share:

Mantan Pacar Yang Sekarang Jadi Istriku


Sekitar tahun 2011. Saat itu ane masih baru jadi mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta di kota apel. Ane ambil jurusan akuntansi. Walaupun jurusan ini mayoritas dihuni oleh para kaum hawa, tapi aq (bosen ngomong “ane” terus) cinta dengan jurusan ini dan aq yakin kaum adam juga bisa sukses di akuntansi, apalagi tampang gua juga lumayan lah kayak chinese2 gitu, hmmm, cakep juga sih, pernah ada yg kasih nilai 7,5. O ya, scara fisik gua sih tergolong kurus (Walaupun gak krempeng), tinggi gua 173 dengan berat badan 58. Kulit putih kayak cina soalnya aq ada turunan cina juga dari kakek. OK, bagian terparahnya gua satu2nya cowok di angkatan yang baru itu. Sebenarnya ada 2, tapi gak sampek 3 bulan tuh anak pindah ke Manajemen. Ada cowok lain tapi dia kakak kelas – beda angkatan.Singkat cerita, saat mendekati UAS, dosen akuntansi pengantar 1 memberikan tugas pamungkasnya sebagai syarat mengikuti UAS. Tugas ini lumayan susah pakek banget. Bisa botak kepala mikirnya. Saking susah nya aku berinisiatif mengajak temenku buat belajar bareng mengerjakan tugas yang maha susah ini. Oke, waktupun ditentukan hari Jumat malam. Karena sabtu – minggu banyak yang gak bisa karena pada mudik.Aku bergoncengan dengan temenku cewek, dan ada lagi temenku cewek bergoncengan sama temenku cewek juga (kan dah ane bilang kalau ane cowok sendiri di angkatan baru).
Jadi total ada 1 cowok dan 3 cewek, kira2 jam 16.00, kita sama2 ke kos2an temen kita yg cewek juga – sebut aja namanya “Santi”. Karena namanya memang Santi, hahaha. gak apa2 lah gua sebut nama asli. Toh ente juga gak tau kan Santi yang mana. Yang namanya Santi juga banyak kok di dunia ini. hehehe…
Bagus juga kos2annya, ada wifi juga, ada lobinya luas, aq tanyak berapa per bulan, katanya 1.2 juta’an… tapi bebas.. Waw, kos2an aku aja cuma 2,5 juta/tahun. Ini 1.2 juta/bulan. Gilak..


Santi ini anaknya supel, cantik juga, putih juga, Tingginya sekitar 165 (sedahi aku) rambut panjang sepunggung. Berat badan mungkin sekitar 50’an kali yah saat itu.. Ukuran bra aq gak yakin nomer berapa, hurufnya juga gak yakin antara A atau B. Maklum aq mah gak ngerti yang kayak gituan sumpah. Sebenarnya niat aku memang belajar. Sama temen mah gak ada nafsu2an.Ok, kita belajar di lobby atau ruang tamu lah namanya, kita mulai belajar mengerjakan dari jam 17.00 terus jam 18.00 istirahat sebentar, Jam 18.45’an lanjut lagi sampek jam 20.00. Lumayan lama, tau sendiri lah yang jurusan akuntansi. Mulai dari proses menjurnal, buku besar, neraca saldo, neraca lajur, penyesuaian sampai laba rugi, perubahan ekuitas dll… Banyak banget akun – akun nya…
Gila deh nih dosen ngasih tugas..Ok, jam 20.00 kita selesai, dan dilanjutkan dengan obrolan2 ringan cewek2 sambil bercanda. Apalagi saat itu hujan turun deras banget dari jam maghrib pokoknya…
Waktu terus berlalu, mendekati jam 21.00 anak2 pada pulang. Dan anak cewek yang aku gonceng tadi juga akhirnya pulang juga pakek taxi burung biru. Tinggallah aku sendiri di lobby bersama Santi…
karena aq gak bawa jas hujan.. Mau naik taxi tapi bawa motor…Aku bingung, ni mau ngomong apa, maklum daritadi yang ngomong cewek semua, yang rame cewek semua. Jadi aku bingung deh mau ngomong apa. Coba2 cari bahan omongan, aku ajak ngomong soal tugas, tapi itu gak bertahan lama – palingan cuma 10 menit – abis itu hening kembali.Aku liat si Diah udah ngantug sepertinya. Akhirnya aku bilang, Santi qm klo ngantug tidur aja di kamar, aq gak apa2 kok disini sendirian nunggu hujan. Akhirnya dengan permintaan maav karena mengantugh, Santi masuk ke kamarnya dan dia tutup pintunya. Sementara aku tetap duduk di kursi sambil nungguin hujan.
Tak kuat menahan kantuk yang luar biasa hebatnya aku pun akhirnya tumbang juga. Aku mencari posisi yang enak buat tidur. Tas aku jadikan bantal. Dan tidur deh, Aku pikir nih hujan pasti lama banget.


Nyenyak banget aku tidur sebelum akhirnya ada yg membangunkan aku.
“Ar, ar, bangun !! jangan tidur disini, gak enak sama temen2ku yang lain” Kata Santi sambil menepuk2 pipi aku. Akupun muled, …
Aku liat jam, wuih udah jam 2 dini hari, aku liat diluar ujan udah reda. tapi dingin banget.
Aku bilang ke Santi, “Ya ampun, udah jam 2, ya udah aq pamit dulu Santi”.
Tapi si Santi bilang, “Loh qm mau kemana, nih udah malam Ar.. Udah qm tidur aja di dalam”.
Aku bingung, “Maksutnya…?? Di dalam mana ??”.
Aku sempet mikir, mungkin ada kamar kosong gitu.
Si Santi menyahut ” Ya di dalam kamar, kamarku…”.
Aku pun menolak, “Ah enggak ah, gak enak sama qm, aq juga gak enak sama penghuni yang lain”
Si Santi tidak menggubris kata2ku malah mendorong2 tubuh aku, “Udah masuk aja ah ”
Aku masih menolak “Eh Santi, ini kos2an cewek”.
Si Santi masih terus memaksa dan terus mendorong tubuhku, “Iya gak apa2, disini udah biasa”.
Tinggal selangkah lagi aku udah masuk kekamarnya dan aq pun berhenti, “Eh, ntar kalau ketauan ibu kos gimana ?”
Si Santi malah mendorong tubuhku lebih keras “Biarin aja ibu kos tau juga gak apa2”.Sampai di dalam, aq sempet kikuk sebentar.
Terus aq bilang sambil berbisik, karena aq takut kedengeran sama penghuni lain, “Santi aku tidur dibawah ya”.
Si Santi bilang, “Ya iyalah, masak qm tidur diatas”.
Ya udah, akhirnya karena aq juga masih ngantugh akupun tidur.
Hmm, lumayan hangat daripada tidur di lobby agak dingin kenak angin abis ujan.
Aku tidur dan masih belum terbesit pikiran ngeres.Nah masalahnya itu terjadi saat aq bangun..
Aq bangun duluan jam 6 pagi.
Dan aq di suguhi pemandangan yang tak kuduga2.
Aku melihat si Santi masih tidur dengan hotpen dan tanktop.
Aneh, padahal tadi malam dy masih pakek celana jeans dan kaos lengen pendek.
Tapi aq rasa mungkin karena AC nya dimatikan. Emang agak panas juga pas aq bangun. Aq aja sampek keringetan dikit.
Santi mati’in AC karena dingin, lalu tidur, dan ditengah2 tidurnya “mungkin” karena gak ada ventilasi, udara jadi panas, dan akhirnya dy buka semua kaos dan jeans nya karena males nyalain AC.
Aku lihat kaos dan jeans nya ada di bawah kasur deket posisi aku lagi tidur.
Sepertinya karena lagi tidur, terus kepanasan, Santi asal aja sambil tidur buka kaos dan celana jeans nya..Aku liat si Santi lagi tidur, tangannya ditaruh di atas kepalanya dan …
Anjirr aku horny liat keteknya Santi..
Putih dan ada bulu2nya dikit kayak abis di cabut..
Aduh nih masih pagi lagi… Tegangan tinggi nih..Aku mengambil kaosnya yang berwarna kuning,
Aq cium2 kaosnya dibagian keteknya..
Sedikit tercium aroma ketek..
Aku hirup aromanya dalam2, juga masih sedikit sekali tercium aroma ketiaknya…Akhirnya aq gak tahan,
Aq membuat rencana, Aq mau onani di kamar mandinya kos2anya Santi sebelum pulang..
Tapi sebelumnya aku butuh “perangsang” yang lebih kuat.
Aq gak bisa hanya dengan mencium bagian ketiak kaosnya Santi doang…
Hmm, aq harus mennghirup ketiak putihnya si Santi dari dekat…
Muncul ketakutan, gimana kalau tiba2 si Santi bangun, mati deh gue…
Gua harus ngejelasin apa..
Gimana kalau sampek Santi marah2 terus bikin gempar kos2an, ah enggak enggak, masak pagi2 aku mau bikin keributan di kos2an orang… Malu lah ..Akhirnya aku tidur kembali..
5 menit empet2, aq tahan2…
10 menit aq masih coba tahan2…
20 menit ambrol juga gue..Ok, ketiak kanan Santi masih kebuka keatas..
Aq harus ambil keputusan, kalau Santi bangun, aq harus minta maav…
Aku dekatkan hidungku ke ketiak Santi… Degdegan juga jantungku ini…
Aku pejamkan mata…
Aq tarik napasku dalam2…
Hmmm, aromanya sedap banget, kerasa kayak gimana gitu…
Aq hembuskan pelan2 agar Santi tidak bangun, lalu aq tarik napas lagi, menghirup aroma ketek Santi kuat2 sampek memenuhi seluruh isi paru2ku..Lamaaaa banget aq belum bisa move on dari ketek Santi…
Dan tiba2, Jederrrr….
Ada yang mengeplak kepalaku bagian belakang dengan keras, sehingga hidungku langsung menempel ke ketiaknya Santi…
Anjirr, aq kaget…
Terdengar suara,”Klo qm suka nikmatin aja nih” sambil ketawa..
Aq pun refleks menjauh, “Maav Santi, Aq.. Aq… Aq..”
Jujur Aq gak bisa ngomong apa2 bingung mau ngomong apa juga…
“Aq mau pulang aja Santi” kataku kebingungan…
“eh eh eh” kata Santi…
“enak aja, qm yang mulai, pengecut banget qm, klo qm suka bilang suka” ..Aq : “Santi aq gak bermaksud…”
Santi : “qm tuh cowok apa bukan sih.. kalau suka BILANG SUKA”Suara Santi terdengar keras dan membentak, aq sampek kaget..Aq : “Santi tenang dulu, Aq…”
Santi : “KAMU SUKA APA ENGGAK”Karena Santi ngomongnya keras banget, aku takut kedengeran sama penghuni yang lain, ya akhirnya aq jujur bilang,Aq : “Ya Aq suka Santi, udah kan, Aq suka, oke, puas kamu, oke, aku pulang sekarang.”Aq pun langsung berjalan ke arah pintu, saking bingungnya aq, aq mau pulang tanpa membawa tas aku… Lalu terdengar suara Santi..Santi : “Sekali aq denger suara pintu kebuka besok semua temen2 bakalan tahu, kalau qm yang sok suci ini ternyata diam2 sukak sama aq dan pas aq tidur diam2 nyium ketek aku”Langkahku terhenti.Aq : “Maksud qm apa Santi, Mau qm gimana, aq udah minta maav, udah kan, kenapa qm mau nyebar2in segala, apa untungnya buat qm”Santi duduk dikasur, lalu berkata, “Sini…SINI AKU BILANG SINI !! ”Aq kaget luar biasa setiap kali Santi teriak kenceng banget, Aq takut penghuni lain kedengeran, tapi mungkin juga udah kedengeran juga, tapi daripada jadi heboh mendingan aq turutin kata Santi..
Kontiku yang pas bangun tidur tegang liat keteknya Santi sekarang malah mengkerut alias kendur..
Aku pun duduk di kasur disampingnya Santi…
Santi mengangkat tangannya sehingga ketiaknya terbuka kembali. Bedanya kalo tadi posisi tidur sekarang posisi duduk…


Aq : “Santi aq gak bisa…”
Santi : “Lanjutin atau … ”Wajahku merah luar biasa kayak kentang rebus …
Malu banget…Santi : ” Ayo sini, qm suka kan, sini hidungnya…”
Santi pun menjambak rambutku..
Aq : “Iya sabar ah, gak usah narik2 rambut segala napa sih, aq bisa sendiri”Aq pun mencium keteknya Santi sambil sesekali melirik ke matanya Santi..
Aroma ketek kembali mengisi ruang kosong di paru2ku…Santi :”Pakek penghayatan, qm suka kan, qm suka kan, qm suka kan JAWAB”
Aq : “iya iya gak usah tereak tereak kenapa, iya aq suka qm, suka ketek qm..”|
Santi : “hahahaha, Jilad !!”
Aq : “Santi qm apaan sih..”
Santi : Jilad atau aq teriak lagi…Dengan ragu2 aku menjilad ketiaknya, anjirr, aq tambah horny…
Tiba2 tangan Santi memegang burungku…
Aq kaget sekaligus malu karena burungku juga udah tegang, aq melihat ke wajah Santi.Santi : “Lanjutin !! qm tuh cakep2 kok malu banget sama cewek”Aq pun terus menjilad keteknya Santi, yang tadinya biasa aja kini jadi rakus banget.Santi : “Ar, ar, aq geli udah”Aq pun gak gubris kata2 Santi. Tubuhku sudah dipenuhi nafsu.Santi : “Qm suka banget sih, doyan banget sih njilad2 ternyata, sebentar Ar, Sebentar…”Santi menjauhkan kepalaku dari ketiaknya.. Lalu membuka Tanktopnya dan juga Bra nya..Santi : “Sini, mimik2 dulu gantian yang dijilad..”Anjirr.. tokednya Santi putih kemerahan… Aq gak tau ukuran berapa.. Entah A atau B, yang jelas sekepal tangan, Tocil sih tapi gak kecil2 amat… Langsung aja aq nyosor ke payudaranya sampek Santi jatuh tertidur di kasur.. Aq cupang sana sini, Aq jilad sana sini..Santi :”Ar, qm kayaknya belum pernah ML deh”
Aq (Sambil terengah2 menjilad dada Santi dengan rakus) :”Iya, aq gak bisa Santi, aq malu’an klo sama cewek”
Santi : Oh makanya kok rakus banget kayak gak pernah aja tapi sekarang tuh buktinya qm gak malu, knp tadi malu ??
Aq : yah kan qm yang nawarin. Tadinya ya aq malu.
Santi : hahaha, ya udah lanjutin, enak kan.Dengan posisi terlentang, Santi mengangkat kedua tangannya ke atas dan menaruh telapak tangannya dibawah kepala sebagai bantal sehingga kedua keteknya terlihat kembali, seolah2 badannya itu adalah hidangan buat aku yg lapar. Tak terhingga aq njilad tubuhnya Santi dengan rakus. Dari payudara, aq jilad, aq remes2, terus ke keteknya lagi. Balik ke payudara lagi, aq hisap dengan bibirku kuat2 pas di daerah ketek dan puting, aq cupang sampek merah semua dst sampek semua badannya penuh lendir ludah aq… Sementara si Santi hanya memejamkan mata seolah – olah menikmati atau gimana aq gak tau…Aq bener2 merasa udah klimaks. Aq masih pakek baju dan celana dan aq pun mulai menempel dan menekan kontolku ke bagian memeknya Santi. Santi masih pakek hotpen.Santi: “eh eh eh, ni apa’an nih”
Aq : “iya iya maav cuma jilad2 aja ya. aq ngerti… ya udah aq udah gak tahan Santi aq izin ke kamar mandi, aq jujur aja deh, aq gak kuat. Aq mau onani.”
Santi:”Eeeeeeeee….. enggak enggak qm tuh gimana sih maksudnya, aneh.”
Santi pun berdiri lalu membuka hotpen dan celana dalamnya sehingga dy bener2 bugil.
Setelah itu dia kembali tiduran di kasur dan..
Santi (Sambil menunjuk ke arah meki nya):”Sekarang jilad ini, aq mau qm hisap ini juga”Glek ! Aq pun sempet terpana dengan kondisi meki nya Santi yang berjembi tapi gak rimbun. Sedengan lah jembinya si Santi ini.
Aq pun mulai dari mencium pahanya, lalu aq tenggelam di mekinya Santi…
Baru kali ini aq merasakan rasanya meki tuh kayak gimana.. Baunya kayak agak2 pesing, rasanya bacin, tapi seperti kata pepatah klo udah nafsu tai kucing pun terasa coklat, Ya q embat juga deh mekinya si Santi..
Aq mencoba menjulurkan lidahku sedalam2ny kedalam mekinya Santi.
Aq jilad dengan rakus. Nafsu itu bener2 sudah seperti di ubun2..
Jembinya Santi aq jilad juga, aq masukin ke mulut seperti menghisap mi instant.
Tanganku mengelus2 pantatnya, sekali sekali ke perutnya lalu payudaranya balik lagi kepantat..
Sementara Santi hanya mendesah2 kecil tanpa berkata sepatah apapun..
Aq merasakan Santi udah orgasme, karena aku merasakan cairan asin..
Tapi aq terusin jilatan lidahku, jembinya aku masukin kemulut. Tapi aq bukan tipe orang yang suka jilad2 anus. jadi hal itu tetep tidak ku lakukan. Aku hisap, aq jilad, ada 1 jam kira2 aku jilad itu. Dari awal aq bangun jam 6, sekarang udah jam 8 lebih seperempat.. lalu keluar cairan asin itu lagi.. lalu aq jilad lagi aq sedot cairan itu sampai kering, bagiku itu cairan cinta, hehehe…Setelah sekian lama tidak berkata2, Akhirnya keluar juga kata2 dari bibir Santi..Santi : Ar, qm suka banget sama aq yah, aq mau keluar lagi, qm hisab lagi tapi jangan sampek kering yah, abis itu baru qm boleh masukin.
Aq : haha, qm sepertinya mengalami apa yang dinamakan multiple orgasme, udah berapa kali Santi qm orgasme ??
Santi : ni dah mau yg ketiga, qm isep lagi ya, asin kan ya, tapi jangan sampek kering, nanti sakit klo pas dimasukin..
Aq : “gak apa2 asin, aq cinta qm Santi, jadi gak kerasa.. ”
Dan bener saja, cairan itu keluar lagi.. Aq hisap kembali cairan itu tapi gak sampek kering..
Lalu aq berdiri, gilak dari tadi aku masih pakek baju lengkap.
Aq pun membuka semua armor aq..
Lalu aq menindih Santi dengan tubuhku. lalu aq cium lehernya, dan baru sekarang aku cium bibirnya dengan rakus. Gilak dari tadi ngapain aja sampek gak ciuman bibir. saking asiknya sama Ketek, Payudara, jembut, meki..Santi : “emphh.. berat Ar..”
Aq : “sorry Santi, Aq …”Aq gak bisa meneruskan kalimatku lagi.. Aq tindih Santi, tanganku melewati ketiaknya dan memegang pundak belakangnya dan seperti yang saudara prediksi, aq masukin deh tuh … gak begitu sempit.. Dan gak keluar darah…Aq :”Santi qm udah gak perawan ??”
Santi : Sorry Ar, aq udah pernah dulu SMA tapi cuma 2 kali, knp ? qm baru pertama ya”
Aq : “Oh.. ya gak apa2.. Iya hehe baru pertama sama qm Santi”
Santi : “Ya aq tau aja soalnya qm rakus banget terus juga goyangannya masih kaku, yang lemes dikit Ar..”Aq pun mencoba untuk lemes tapi tetep aja gak bisa selemes suhu2 disini yang udah tinggi jam terbangnya.
cuma 20 menit keluar deh tuh cairanku…
Aq sampek ngos2an…
Rasanya anget sampek seluruh badan…
Santi yang udah orgasme dari tadi sih nyantai aja, tapi aq langsung ambruk ke tubuhnya Santi dengan posisi burungku yang belum dicabut, hahaha…
Santi membelai kepalaku dengan lembut…
Aq pun masih belum bisa bangun…
Terlalu nikmat saudara2 sampai gak bisa bangun, hahaha….
Jam sudah jam 9 menuju setengah 10…
Lalu Santi bangun. Dan burungku baru keluar dari sarangnya Santi…
Santi berjalan ke kamar mandi…
Aq masih melihat Santi berjalan dari belakang…
Lalu terdengar suara percikan air shower…
20 menit kontolku tegang kembali..
Dengen PEdE aq berjalan kekamar mandi…
Kali ini aq bener2 gak malu..
Aq ketuk pintu kamar mandi.
“dyaahh…”
lalu terdengar suara “bentaaarrr..”
Pintu dibuka dan Santi melihat aq…
dan sepertinya Santi sudah mengerti,Santi : “haha, mau nambah ta qm ?”
Aq : “Iya Santi aq cinta qm….”
Santi : “Ayok dimamar mandi yuk…”Aku pun masuk ke kamar mandi dan yah melanjutkan dikamar mandi..
Pokoknya, aq pulang itu jam 12’an siang…
Terus langsung sarapan, Eneergi alamku sepertinya terkuras habis haha..beberapa minggu kemudian si Santi terdeteksi hamil dan aq tanggung jawab menikahinya..
Santi itu nama asli isteriku. Kepanjangannya rahasia dan namaku depannya “Ar**” hehehe…
rahasia dong. Walaupun suhu gak kenal saya tapi cukup segitu aja deh…Sorry kalau banyak yang belepotan..
Newbie hanya menceritakan apa adanya…
Ini thread pertama newbie..
Dan ini juga tanpa sepengetahuan Isteri..

Share:

Ngewe Dengan Pasien Sendiri

 

Sudah belasan tahun waktu aku melakukan praktik di sebuah kawasan yang ada di ibu kota, jumlahku lumayan banyak dan rata-rata berasal dari kelas mnengah ke bawah. Meskipun aku sudah sangat senang mengurus pasien, namun aku masih tidak berani membina rumah tangga, karena aku benar-benar ingin bahagia dengan kehidupanku, bila aku memilikinya kelak, dan kebahagiaan dapat dicapai dengan mudah bila kantongku tebal, simpananku di bank dan rumahku besar.Namun saya tidak pernah menampilkan keadaanku ini. Aku tidak ingin membanding-bandingkan diriku pada Dr. Mahdi yang ahli, atau Dr. Arifin yang spesialis kandungan, meskipun mereka dulu waktu masih sama-sama kuliah di arsitektur kedokteran sering aku bantu dalam menghadapi ujian. Mereka adalah bintang kedokteran yang sangat cemerlang di bumi pertiwi, bukan hanya ketenaran nama, juga kekayaan yang tampak dari Baby Benz, Toyota Land Cruiser, Pondok Indah, Permata Hijau, Bukit Sentul dll.Dengan pekerjaanku yang melayani masyarakat kelas bawah, yang sangat memerlukan pelayanan kesehatan yang terjangkau, aku memperoleh kepuasan secara batiniah, karena aku dapat melayani sesama dengan baik. Namun, dibalik itu, aku pun memperoleh kepuasan yang amat sangat di bidang non materi lainnya.


Suatu malam hari, aku diminta mengunjungi pasien yang katanya sedang sakit parah di rumahnya. Seperti biasa, aku mengunjunginya setelah aku menutup praktek pada sekitar setengah sepuluh malam. Ternyata rasa sakitnya sangat buruk bila ditinjau dari obat-obatan, hanya flu berat disertai efek yang kurang, jadi dengan obat yang biasa diberikan bagi mereka yang memperoleh obat malam, si ibu dapat mengatasi penyakit ringannya.Saat aku mau meninggalkan rumah si ibu, ternyata tanggul di tepi sungai jebol, dan air bah menerjang, hingga mobil kijang bututku serta merta matahari terbenam sampai kurang lebih 50 senti dan mematikan mesin yang sempat hidup sebentar lagi. Air di mana-mana, dan aku pun membantu keluarga si ibu untuk mengungsi ke atas, karena kebetulan rumah petaknya terdiri dari 2 lantai dan di lantai atas ada kamar kecil satu-satunya tempat anak gadis si ibu tinggal.Karena tidak ada kemungkinan untuk pulang, maka si Ibu menawarkan aku untuk menginap sampai air surut. Di kamar yang sempit itu, si ibu segera dimulai dengan pulasnya, dan tinggallah aku berduaan dengan anak si ibu, yang ternyata dalam sinar remang-remang, tampak manis sekali, maklum, umurnya aku perkiraan baru sekitar awal dua puluhan.“Pak dokter, maaf ya, kami tidak dapat menyuguhkan apa, agaknya semua perabotan dapur terendam di bawah”, katanya dengan suara yang begitu merdu, meskipun di luar terlihat pemandangan hujan masih mendayu dayu.
“Oh, enggak apa-apa kok Dik”, sahutku.
Dan untuk melewati waktu, saya banyak bertanya kepada mereka, yang ternyata bernama Kiki.Ternyata Kiki janda tanpa anak, meninggal karena kecelakaan di laut 2 tahun lalu. Karena hanya berdua saja dengan ibunya yang sakit-sakitan, maka Kiki tetap menjanda. Kiki sekarang bekerja di pabrik konveksi anak-anak, namun perusahaan tidak bekerja untuk terkena dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan.


Saat saya melirik ke jam tangan saya, ternyata jam telah menunjukkan setengah dua dini hari, dan saya melihat Kiki mulai terkantuk-kantuk, maka saya menyarankan dia untuk tidur saja, dan karena sempitnya kamar ini, saya terpaksa duduk di Kiki yang mulai merebahkan diri.Tampak rambut Kiki yang panjang terburai di atas bantal. Dadanya yang membusung tampak bergerak naik turun dengan teraturnya mengiringi nafasnya. Ketika Kiki membalik-balik dalam tidurnya, belahan bajunya agak tersingkap, sehingga dapat melihat buah-buahan yang montok dengan belahan yang sangat dalam. Pinggangnya yang lebih menonjolkan buah-buahan yang tampak sangat menantang. Aku coba merebahkan diri di sampingnya dan ternyata Kiki tetap lelap dalam tidurnya.Pikiranku menerawang, yang juga memiliki buah dada montok, yang pernah aku tiduri malam minggu yang lalu, saat aku melepaskan lelah di panti pijat tradisional yang terdapat banyak di kawasan aku berpraktek. Tapi Iren ternyata hanya nikmat di pandang, karena permainan seksnya jauh di bawah harapanku. Waktu itu aku hampir-hampir tidak dapat pulang berjalan tegak, karena burungku masih tetap keras dan mengacung setelah ‘selesai’ bergumul dengan Iren. Maklum, aku tidak terpuaskan secara seksual, dan kini, selama seminggu berlalu, dan aku masih memendam berahi di antara selangkanganku.Aku mencoba meraba buah dada Kiki yang begitu menantang, ternyata dia tidak memakai beha di bawah bajunya. Teraba puting susunya yang mungil. dan ketika aku mencoba melepaskan bajunya, ternyata dengan mudah dapat kulakukan tanpa membuat Kiki terbangun. Aku dekatkan bibirku ke putingnya yang kanan, ternyata Kiki tetap kiri.Aku mulai merasakan aku mulai membesar dan agak menegang, jadi aku teruskan permainan bibirku ke puting susu Kiki yang sebelah kiri, dan aku mulai meremas buah dada Kiki yang montok itu. Terasa Kiki bergerak di bawah himpitanku, dan tampak dia terbangun, namun aku segera menyambar, agar dia tidak berteriak. Aku lumatkan bibirku ke keinginan, sambil menjulurkan lidahku ke dalam mulutnya. Terasa sekali Kiki yang semula agak tegang, rileks, dan agaknya mulai menikmati permainan bibir dan lidahku, yang disertai dengan remasan gemas pada dua buah di depan.Setalah aku yakin Kiki tidak akan berteriak, aku alihkan bibirku ke arah bawah, sambil mencoba menyibakkan roknya agar kita dapat meraba kulit pahanya. Ternyata Kiki sangat bekerja sama, dia menggerakkan bokongnya sehingga dengan mudah malah aku dapat menurunkan roknya sekaligus dengan celana, dan saat itu kilat di sana sekilas tampak pangkal paha Kiki yang mulus, dengan bulu yang tumbuh lebat di antara pangkal pahanya itu.


Kujulurkan lidahku, kususupi rambut lebat yang tumbuh sampai di tepi bibir besar seksnya. Di tengah atas, ternyata klitoris Kiki sudah mulai mengeras, dan aku jilati sepuas hatiku sampai terasa terasa Kiki agak menggerakkan bokongnya, pasti dia menahan gejolak berahinya yang mulai terusik oleh jilatan lidahku itu.Kiki membiarkan aku bermain dengan senang, dan mencoba mulai membuka kancing bajuku, lalu melepaskan ikat pinggangku dan mencoba melepaskan celanaku. Agaknya Kiki mendapat sedikit kesulitan karena celanaku terlihat sempit karena aku yang semakin membesar dan semakin menegang.Sambil tetap menikmatinya, saya membantu Kiki melepaskan celana panjang dan celana dalamku sekaligus, sehingga kini kami telah bertelanjang bulat, masalah bersama di lantai kamar, sedangkan ibunya masih berada di atas tempat tidur.Mata Kiki tampak terbelalak saat dia memandang ke arah bawah perutku, yang penuh ditumbuhi oleh rambutku yang pinggiran, dan batangku yang telah membesar dan dalam keadaan tegang, menjulang dengan kepala yang membesar pada ujungnya dan tampak merah berkilat.Kutarik kepala Kiki agar mendekat ke perilakuku, dan kusodorkan kepala ku ke arah yang mungil. Ternyata Kiki tidak membuka membuka mulut dan mengulum kepala membicarakanku dengan lembutnya. Tangan kanannya mengelus batang stangku sedangkan tangan kirinya meremas buah musik ku. Aku memajukan bokongku dan batangku makin dalam memasuki mulut Kiki. Kedua ku sibuk meremas buah-buahan, lalu bokongnya dan juga pantatnya. Aku mainkan jariku di clitoris Kiki, yang membuatnya menggelinjang, saat aku merasakan merasakan Kiki mulai membasah, aku tahu, sudah dekat.Kulepaskan videoku dari kuluman bibir Kiki, dan kudorong Kiki hingga telentang. Rambut panjangnya kembali terburai di atas bantal. Kiki mulai sedikit merenggangkan kedua pahanya, sehingga aku mudah menempatkan diri di atas punggung, dengan menekan kedua buah yang montok, bibir yang melumat, dan bagian bawah tubuhku di antara kedua pahanya yang semakin dilebarkan. Aku turunkan bokongku, dan rasakan kepala bawahku menyentuh bulu Kiki, lalu aku geserkan agak ke dan kini terasa kepala videoku berada di antara kedua bibir dan mulai menyentuh mulutmu.Kemudian aku dorongkan batangku perlahan-lahan liang sanggama Kiki. Terasa agak seret majunya, karena Kiki telah menjanda dua tahun, dan agaknya belum merasakan batang tubuh laki-laki sejak itu. Dengan sabar aku majukan terus batangku sampai akhirnya terputus oleh dasar musik Kiki. Ternyata cukup besar dan panjang bagi Kiki, namun ini hanya sebentar saja, karena segera Kiki mulai sedikit menggerakkan bokongnya sehingga aku dapat mendorong batangku sampai habis, menghunjam ke dalam liang video Kiki.Aku batang membiarkanku di dalam liang Kiki sekitar 20 detik, baru setelah itu aku mulai menariknya perlahan-lahan, sampai kira-kira setengahnya, lalu aku didorong dengan lebih cepat sampai. Gerakan bokongku ternyata membangkitkan berahi Kiki yang juga menimpali dengan gerakan bokongnya maju dan mundur, kadangkala ke arah kiri dan kanan dan bergerak memutar, yang membuat kepala dan batang perilakuku terasa di remas-remas oleh liang Kiki yang makin membasah.Tidak terasa, Kiki terdengar mendasah dasah, terbaur dengan dengusan nafasku yang ditimpali dengan hawa nafsu yang semakin membubung. Untuk kali pertama aku menyetubuhi Kiki, aku belum ingin melakukan gaya yang mungkin akan membuat kaget, jadi aku teruskan gerakan bokongku mengikuti irama bersetubuh yang tradisional, namun ini juga menghasilkan hasil yang sangat sangat menyenangkan. 40 menit kemudian, disertai dengan jeritan kecil Kiki, aku hunjamkan seluruh batangku dalam, kutekan dasar video Kiki dan seketika kemudian, terasa kepala gangguanku menggangguk-angguk di dalam kesempitan liang telah Kiki dan memancarkan air maniku yang terjadi lebih dari satu minggu .


Terasa badan Kiki melamas, dan aku biarkan berat badanku tergolek di atas buah mendekat yang montok. Batang cukupku mulai melemas, namun masih besar, dan kubiarkan tergoler dalam jepitan liang videonya. Terasa ada cairan hangat yang mengalirkan pangkal pahaku. Sambil memeluk tubuh Kiki yang mengagumkan, aku bisikan ke telinganya,“Kiki, terima kasih, terima kasih..”


Share:


 

TOGEL ONLINE
AMAN & TERPERCAYA
NAME DEPO BETT JOIN
VELBETT 1.000 Sepuasnya Tekan
BBTOTO 1.000 Sepuasnya Tekan
FFTOTO 1.000 Sepuasnya Tekan
since © 2015

Entri yang Diunggulkan

Memuaskan Pacarku Yang Lagi Horny Berat

Selepas SMA, Jenni, waktu itu 20 tahun, melanjutkan studinya ke Akademi Sekretaris ternama di Bandung. Dengan wajah sangat cantik, tubuh tin...

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Posts

Pengikut

Flag Counter

Total Tayangan Halaman